Menuju Pertanian 5.0: Indonesia Siap Manfaatkan Teknologi AI

Menuju Pertanian 5.0: Indonesia Siap Manfaatkan Teknologi AI

Teknologi dan AI: Pelengkap, Bukan Pengganti

Dalam sambutannya, Wamentan Sudaryono juga menyoroti perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI) dalam pertanian. Ia menyampaikan bahwa teknologi seperti AI tidak akan menggantikan manusia, tetapi akan membantu mempercepat proses dan meningkatkan produktivitas.

“Artificial Intelligence tidak akan menggantikan manusia, tetapi membantu memperlancar dan mengambil sebagian pekerjaan manusia. Teknologi yang tidak membantu manusia pasti akan kita tinggalkan,” jelasnya.

Pernyataan ini penting karena di tengah meningkatnya penerapan teknologi smart farming, sering muncul kekhawatiran bahwa mesin dan algoritme akan menggantikan petani. Namun, Wamentan menegaskan bahwa teknologi justru dihadirkan untuk memperkuat peran manusia dan membuat proses pertanian lebih efisien.


Dari Mekanisasi ke Pertanian Cerdas 5.0

Wamentan menjelaskan bahwa pertanian Indonesia kini harus bertransformasi dari mekanisasi konvensional menuju konsep “pertanian cerdas 5.0”. Konsep ini menekankan efisiensi, presisi, digitalisasi, dan inovasi menyeluruh di seluruh rantai produksi — mulai dari pengolahan lahan, penanaman, hingga distribusi hasil pertanian.

“Ini kan kita sudah menjadi pertanian 4.0 atau mungkin 5.0 lah ya. Dari yang tadinya manual sekali, kemudian mekanisasi sedikit. Lama-lama ini bukan lagi mekanisasi, tapi betul-betul mekanisasi plus-plus,” ungkapnya.

Transformasi ini merupakan kelanjutan dari proses panjang modernisasi pertanian di Indonesia yang dimulai dari peningkatan alat dan mesin pertanian hingga penerapan teknologi digital.


Momentum IndoGriTech Expo 2025

Pameran IndoGriTech 2025 yang digelar di ICE BSD City menjadi wadah penting bagi berbagai pihak untuk saling bertukar pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Acara ini diikuti oleh ratusan peserta dari industri alat dan mesin pertanian, perusahaan benih, produsen pupuk, hingga penyedia teknologi pengolahan limbah.

Selama empat hari pelaksanaan, pameran ini menampilkan berbagai inovasi terkini, mulai dari traktor otomatis, drone penyemprot, sistem irigasi pintar, hingga teknologi analisis tanah berbasis data. Ajang ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor telah berjalan dan memberikan dampak nyata bagi percepatan modernisasi pertanian nasional.


Inovasi Pupuk dan Efisiensi Produksi

Selain pengembangan teknologi digital, pemerintah juga menyoroti pentingnya inovasi dalam industri pupuk. Menurut Wamentan Sudaryono, inovasi di sektor ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi petani.

Beberapa inovasi baru yang dikembangkan oleh perusahaan pupuk nasional telah menghasilkan tambahan pendapatan ratusan miliar rupiah dan menghemat biaya produksi secara signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa inovasi bukan hanya memperkuat sisi teknologi, tetapi juga membawa manfaat ekonomi yang nyata bagi para petani.


Data Pintar dan Prediksi Cuaca

Dalam upaya memperkuat pertanian modern, pemerintah juga tengah mendorong penerapan sistem informasi berbasis data untuk membantu petani menentukan waktu tanam, pemupukan, dan panen yang optimal.

Melalui penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) dan sistem prediksi cuaca, petani dapat memperoleh data yang lebih akurat dan cepat. Pendekatan ini diharapkan mampu meningkatkan hasil panen sekaligus mengurangi risiko gagal tanam akibat perubahan iklim yang tidak menentu.


Tantangan Teknologi di Lapangan

Meskipun berbagai inovasi telah diperkenalkan, penerapan teknologi di tingkat petani masih menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan akses terhadap alat modern, biaya investasi yang tinggi, serta keterampilan sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan.

Selain itu, infrastruktur seperti jaringan internet di daerah pedesaan juga menjadi faktor penting yang harus diperkuat agar teknologi digital dapat dimanfaatkan secara optimal oleh petani di seluruh Indonesia.


Arah Kebijakan dan Transformasi Nasional

Pemerintah terus memperkuat agenda transformasi pertanian melalui berbagai kebijakan strategis, seperti hilirisasi produk pertanian, pengembangan food estate, serta perluasan lahan produktif di berbagai wilayah.

Rencana ekspansi lahan pertanian nasional yang mencapai jutaan hektare menjadi bagian dari upaya untuk mendukung ketahanan pangan dan kemandirian petani. Kebijakan ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan pangan nasional sekaligus membuka lapangan kerja baru di sektor agribisnis.


Visi Wamentan: Pertanian Modern untuk Masa Depan

Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa arah pembangunan pertanian Indonesia tidak boleh lagi berjalan sendiri-sendiri. Pemerintah, pelaku usaha, peneliti, dan masyarakat harus bekerja sebagai satu kesatuan untuk menghadirkan sistem pertanian yang efisien, ramah lingkungan, dan berdaya saing global.

“Kolaborasi adalah kunci. Teknologi hanya akan bermanfaat jika digunakan dengan niat baik untuk memajukan petani dan memperkuat ketahanan pangan bangsa,” tegasnya.

Dengan visi tersebut, Kementerian Pertanian berkomitmen menjadikan pertanian sebagai sektor unggulan yang modern, berkelanjutan, dan mampu menghadapi tantangan global, mulai dari perubahan iklim hingga fluktuasi pasar dunia.


Kesimpulan

Pernyataan Wamentan Sudaryono dalam pembukaan IndoGriTech Expo 2025 mencerminkan arah baru bagi sektor pertanian Indonesia — yaitu kolaborasi, inovasi, dan digitalisasi yang terintegrasi. Pemerintah bertekad menjadikan teknologi sebagai mitra bagi petani untuk menciptakan sistem pertanian yang efisien, produktif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Dengan dukungan kebijakan yang tepat, kolaborasi lintas sektor, dan semangat modernisasi yang berkelanjutan, Indonesia berpotensi menjadi salah satu kekuatan pertanian modern di kawasan Asia dan dunia.