Z.ai dari China Tak Gentar Dikenai Sanksi AS, Luncurkan AI Super Canggih dengan Dana $1,5 Miliar

Z.ai dari China Tak Gentar Dikenai Sanksi AS, Luncurkan AI Super Canggih dengan Dana $1,5 Miliar

Z.ai Tantang Sanksi AS dengan Model AI Canggih dan Pendanaan Rp24 Triliun

Startup AI asal Beijing, Z.ai (dulu bernama Zhipu AI), baru saja meluncurkan dua model AI open-source canggih meskipun sedang dikenai sanksi oleh Amerika Serikat. Didukung pendanaan baru senilai $1,5 miliar (sekitar Rp24 triliun), Z.ai juga sedang bersiap untuk IPO (penawaran saham perdana) di Hong Kong.

Di-Blacklist AS, Tapi Malah Semakin Kuat

Z.ai masuk dalam Daftar Entitas AS sejak Januari, artinya mereka dilarang memakai teknologi buatan AS tanpa izin. Tuduhan dari AS menyebut Z.ai membantu militer Tiongkok. Namun kenyataannya, perusahaan ini justru makin besar dan terus mendapatkan suntikan dana dari investor lokal seperti Alibaba, Tencent, dan dana negara Tiongkok.

Model AI Tandingan GPT dan Grok

Z.ai meluncurkan dua model baru: GLM-4.5 dan versi ringan GLM-4.5-Air. Keduanya:

  • Menduduki peringkat ketiga global, hanya di bawah OpenAI o3 dan Grok-4 milik Elon Musk.
  • Memiliki dua mode: satu untuk berpikir kompleks (reasoning), dan satu lagi untuk jawaban cepat.
  • Lebih unggul dalam banyak tes dibanding model top seperti Claude 3.5 dan Kimi K2.
  • Sukses menyelesaikan 98,2% soal matematika di benchmark MATH 500 — setara dengan Claude 4 Opus.

Yang menarik, model ini open-source, bisa diakses gratis di GitHub dan Hugging Face dengan lisensi MIT — artinya siapa pun bisa mengunduh, mengubah, bahkan membangun proyek berbasis model ini, mirip seperti proyek open-source di dunia crypto dan Web3.

Murah dan Efisien, Cocok untuk Web3 Builder

Z.ai menekan harga layanan API mereka hingga 80% lebih murah dari pesaing Barat:

  • $0,11 per 1 juta input token
  • $0,28 per 1 juta output token

Model ini memakai arsitektur Mixture of Experts dengan total 355 miliar parameter, namun hanya mengaktifkan 32 miliar saat berjalan. Ini membuatnya lebih cepat dan hemat dibanding metode brute-force.

Sindiran untuk OpenAI

Dalam blog resmi, Z.ai menyindir OpenAI sebagai platform yang "berantakan" dan sulit digunakan karena banyak produk yang terpisah-pisah. Z.ai menyatakan modelnya berusaha menjadi satu solusi serba bisa, tidak terpecah-pecah antara model coding, matematika, atau logika seperti di OpenAI.

Dibanjiri Dana Meski Kena Sanksi

Sejak masuk Entity List, Z.ai justru mendapat banyak dukungan:

  • Huafa Group (Zhuhai): ¥500 juta (~Rp1 triliun)
  • Dana milik negara Chengdu: ¥300 juta (~Rp660 miliar)
  • Pudong & Zhangjiang (Shanghai): ¥1 miliar (~Rp2,2 triliun)
  • Akan IPO di Hong Kong dan berencana mengumpulkan tambahan $300 juta

Awalnya, Z.ai ingin IPO di daratan Tiongkok, tapi beralih ke Hong Kong karena tensi politik dengan AS. Nilai perusahaan melonjak dua kali lipat menjadi ¥40 miliar (~Rp89 triliun) sejak akhir 2024.

Z Fund: Ekosistem AI Open-Source ala Crypto

Z.ai juga mendirikan dana investasi senilai ¥1,5 miliar (~Rp3,3 triliun) bernama Z Fund, yang akan mendanai startup yang membangun produk berbasis teknologi mereka. Ini mirip dengan ekosistem developer dalam dunia crypto seperti Ethereum Foundation atau grant program di layer-1 blockchain.

Ekspansi AI Tiongkok Mirip Lonjakan Proyek Web3

Tiongkok sekarang memimpin di dunia AI open-source:

  • Telah merilis 1.509 model LLM hingga Juli 2025 (40% dari total global).
  • Model seperti Kimi K2, Wan 2.2 (video generatif), dan Hidream-I1 (gambar AI) menunjukkan dominasi dalam dunia AI terbuka.
  • Banyak dari model ini bebas digunakan dan dimodifikasi, cocok untuk developer Web3, DeFi, NFT, dan aplikasi AI on-chain lainnya.

Z.ai juga menyediakan chatbot demo yang bisa dicoba langsung secara online — di-host di Singapura, jadi lebih aman untuk pengguna internasional.