Bank Indonesia Akan Luncurkan Surat Berharga Baru: BI-FRN

Bank Indonesia Akan Luncurkan Surat Berharga Baru: BI-FRN

Bank Indonesia Siapkan BI-FRN, Instrumen Baru untuk Perkuat Pasar Keuangan Domestik

Bukittinggi, Sumatera Barat — Bank Indonesia (BI) tengah bersiap meluncurkan instrumen moneter baru bernama BI Floating Rate Note (BI-FRN). Instrumen ini akan berfungsi sebagai underlying asset bagi penerbitan berbagai surat berharga terbaru lainnya yang dikelola oleh bank sentral.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi BI untuk memperdalam pasar keuangan domestik, memperkuat likuiditas, serta menjaga efektivitas kebijakan moneter di tengah dinamika ekonomi global yang masih bergejolak.


Menambah Pilihan Instrumen Moneter Baru

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya, menjelaskan bahwa BI-FRN akan menjadi pelengkap bagi instrumen yang sudah ada seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Akan ditambah instrumen moneter ini dengan BI-FRN untuk memperkaya instrumen dan memperdalam pasar. Tapi SRBI-nya sendiri sebagai instrumen moneter tetap ada,” kata Juli dalam sesi pelatihan wartawan BI di Bukittinggi, Jumat (24/10/2025).

BI-FRN nantinya akan memiliki mekanisme suku bunga mengambang (floating rate), berbeda dengan SRBI yang memiliki bunga tetap. Dengan demikian, BI-FRN diharapkan lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan suku bunga pasar.


Dukungan untuk Operasi Moneter dan Pendalaman Pasar

Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menambahkan bahwa BI-FRN merupakan bagian dari rencana strategis Bank Indonesia untuk memperluas eligible asset dalam operasi pasar uang.

Menurut Denny, rencana penerbitan BI-FRN akan diumumkan secara resmi pada awal November 2025, bertepatan dengan pembaruan kebijakan moneter kuartal IV tahun ini.

“Selama ini underlying asset Bank Indonesia hanya SRBI dan Surat Berharga Negara (SBN). Sekarang kita akan perluas ke surat berharga lain yang berkualitas tinggi. Bentuk dan mekanismenya akan dijelaskan nanti,” ujar Denny.

Ia menegaskan, perluasan jenis aset dasar ini bukan hanya untuk memperkuat operasi moneter, tetapi juga untuk mendorong pendalaman pasar keuangan Indonesia, yang selama ini masih tergolong dangkal dibanding negara-negara lain di kawasan.

“Niatnya agar perluasan ini bisa terus mendukung pendalaman pasar keuangan di Indonesia, yang pada akhirnya mendorong sektor riil melalui peningkatan penyaluran kredit,” jelas Denny.


Konteks Ekonomi: Upaya Menjaga Stabilitas dan Daya Tahan Rupiah

Kebijakan penerbitan BI-FRN juga muncul di tengah upaya BI menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mengendalikan inflasi. Tekanan global dari kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (Federal Reserve) dan ketidakpastian geopolitik membuat kebutuhan akan instrumen likuid dan fleksibel semakin penting.

Menurut analis pasar uang, kehadiran BI-FRN bisa memberikan alternatif investasi baru bagi pelaku keuangan domestik, seperti bank dan institusi non-bank, yang mencari instrumen jangka menengah dengan risiko rendah.

“Dengan floating rate, BI-FRN memungkinkan investor mendapatkan imbal hasil yang lebih kompetitif sesuai kondisi pasar,” ujar ekonom senior dari LPEM UI, yang menilai kebijakan ini sejalan dengan upaya memperkuat pasar uang antarbank (PUAB).


SRBI Tetap Dipertahankan Meski Peredaran Turun

Sebelumnya, BI mencatat penurunan jumlah SRBI yang beredar dari Rp916,97 triliun pada awal 2025 menjadi Rp707,05 triliun per 21 Oktober 2025. Penurunan ini mencerminkan strategi BI dalam menyeimbangkan likuiditas tanpa menambah tekanan pada sektor keuangan.

Meski begitu, Juli Budi memastikan SRBI tetap menjadi instrumen utama kebijakan moneter BI.

“SRBI adalah instrumen moneter kontraksi yang masih akan terus diperlukan untuk menjaga stabilitas rupiah dan mengatur likuiditas perbankan,” ujarnya.

Dengan demikian, kombinasi antara SRBI dan BI-FRN diharapkan dapat memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter BI — baik dalam mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas nilai tukar, maupun mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.


Langkah Selanjutnya

Jika sesuai rencana, pengumuman resmi BI-FRN akan dilakukan awal November 2025, disertai penjelasan teknis terkait tenor, mekanisme lelang, dan tingkat bunga acuan yang digunakan. BI juga diperkirakan akan melakukan uji pasar (market sounding) terlebih dahulu dengan perbankan dan investor institusional.

Kebijakan ini menegaskan komitmen BI untuk terus berinovasi dalam memperkuat ketahanan sistem keuangan, meningkatkan efisiensi pasar, dan memastikan kebijakan moneter tetap adaptif terhadap perubahan ekonomi global.