Ekonomi Membaik, Belanja Masyarakat RI Diprediksi Tembus Rp 110 Triliun di Akhir Tahun

Ekonomi Membaik, Belanja Masyarakat RI Diprediksi Tembus Rp 110 Triliun di Akhir Tahun

Ekonomi Nasional Mulai Membaik, Pemerintah Proyeksikan Belanja Masyarakat Tembus Rp 110 Triliun di Akhir 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa pemulihan ekonomi Indonesia menunjukkan tren yang semakin positif. Pemerintah bahkan memproyeksikan masyarakat akan membelanjakan lebih dari Rp 110 triliun pada Desember 2025, didorong oleh serangkaian kampanye belanja nasional serta stimulus pada berbagai sektor.

Dalam acara Indonesia Connect Outlook 2026 di The Hall Senayan City, Jakarta, Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah dan pelaku usaha telah menyiapkan sejumlah program insentif untuk menggenjot konsumsi masyarakat di akhir tahun.

“Dari aktivitas belanja ini kita berharap lebih dari Rp 110 triliun dibelanjakan di bulan Desember,” ujar Airlangga, Kamis (4/12/2025).


Gelombang Insentif: Diskon Transportasi, Retail, hingga Kampanye Belanja Digital

Airlangga merinci bahwa pemerintah memberikan berbagai stimulus pada sektor transportasi untuk periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru):

  • Diskon tiket kereta api mulai 22 Desember 2025—10 Januari 2026

  • Diskon angkutan laut berlaku 17 Desember 2025—10 Januari 2026

  • Potongan harga untuk tiket pesawat domestik melalui kerja sama maskapai dan regulator

  • Subsidi tarif untuk perjalanan antarpulau dan penyeberangan

Selain sektor transportasi, ada pula rangkaian aktivitas yang dirancang untuk menggairahkan belanja ritel. Salah satunya adalah “Epic Discount” yang berlangsung di minimarket dan supermarket seluruh Indonesia selama 1—31 Desember 2025, dengan target perputaran uang Rp 56 triliun.

Tidak berhenti di situ, kampanye belanja digital Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada 10—16 Desember 2025 diproyeksikan mampu mencatatkan transaksi Rp 34 triliun dari e-commerce dan marketplace besar.

Program nasional lain, yaitu Belanja di Indonesia Aja, akan berlangsung mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026, dengan target tambahan transaksi Rp 34 triliun. Program ini mendorong masyarakat memprioritaskan belanja produk dan jasa lokal untuk memperkuat daya saing UMKM.


Mobilitas Tinggi Dorong Ekonomi, Wisman Diprediksi Capai 1,36 Juta di Desember

Airlangga menambahkan, peningkatan mobilitas masyarakat menjadi faktor penting dalam mendorong perbaikan ekonomi. Pemerintah memprediksi jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk ke Indonesia pada Desember 2025 akan mencapai 1,36 juta orang.

Tak hanya itu, diperkirakan akan terjadi lebih dari 120 juta perjalanan domestik, yang akan memberikan efek domino terhadap sektor transportasi, perhotelan, kuliner, hiburan, dan UMKM lokal.

“Indonesia ini ekonominya cukup unik. Dengan adanya mobilitas, ekonomi bergerak,” tegas Airlangga.

Beberapa daerah juga menyiapkan berbagai festival akhir tahun, konser, event budaya, dan atraksi pariwisata untuk meningkatkan angka kunjungan, termasuk Bali, Yogyakarta, Bandung, Manado, Labuan Bajo, dan Medan.


Program Diskon Nataru Resmi Berlaku, Diatur oleh SKB Empat Menteri

Program diskon tarif Nataru 2025/2026 resmi dimulai secara serentak pada 21 November 2025 pukul 00.01 WIB. Kebijakan ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) antara:

  • Menteri Perhubungan

  • Menteri Keuangan

  • Badan Pengelola BUMN

  • BPI Danantara

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan bahwa program diskon ini dirancang agar masyarakat dapat melakukan perjalanan akhir tahun dengan biaya lebih ringan tanpa mengorbankan aspek keselamatan.

“Stimulus diskon tarif ini diberikan agar masyarakat dapat bepergian dengan biaya lebih ringan tanpa mengurangi keselamatan dan kualitas layanan,” ujarnya.

Pemerintah juga menegaskan bahwa pengawasan tarif akan diperketat untuk menghindari lonjakan harga jelang musim liburan.


Update Tambahan: Proyeksi Ekonomi 2026 dan Efek Terhadap Konsumen

Pemerintah optimistis bahwa peningkatan konsumsi akhir 2025 akan menjadi fondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi 2026. Sejumlah lembaga riset memperkirakan:

  • Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2026 berada di kisaran 5,2%–5,4%, didorong konsumsi rumah tangga dan investasi.

  • Sektor pariwisata diperkirakan dapat menyumbang US$ 16–18 miliar devisa sepanjang 2026.

  • Penjualan e-commerce diproyeksikan tumbuh 10–15% dibanding 2025, seiring meningkatnya adopsi metode pembayaran digital dan paylater.

Di sisi lain, Bank Indonesia dan Kemenkeu tetap memantau risiko seperti inflasi musiman, pelemahan mata uang global, dan naiknya harga komoditas tertentu.


Kesimpulan

Dengan berbagai program diskon, kampanye belanja, dan meningkatnya mobilitas masyarakat, pemerintah menargetkan Desember 2025 menjadi periode konsumsi terbesar dalam dua tahun terakhir. Selain meningkatkan daya beli masyarakat, program ini diharapkan memperkuat pemulihan ekonomi nasional dan memberikan momentum positif untuk tahun 2026.