Harga Minyak Dunia Turun Lagi, Ini Penyebabnya

Harga Minyak Dunia Turun Lagi, Ini Penyebabnya

Harga Minyak Melemah di Tengah Harapan Perdamaian Rusia–Ukraina yang Goyah dan Kekhawatiran Kelebihan Pasokan

Harga minyak global kembali mengalami tekanan pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta), seiring pasar menimbang dinamika geopolitik Rusia–Ukraina yang penuh ketidakpastian serta meningkatnya kekhawatiran akan kelebihan pasokan dari negara-negara produsen utama.

Menurut data CNBC, Rabu (3/12/2025), minyak Brent turun 72 sen atau 1,14% menjadi USD 62,45 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) turun 68 sen atau 1,15% dan ditutup di USD 58,64 per barel. Keduanya sempat menguat lebih dari 1% pada perdagangan Senin, sebelum akhirnya berbalik melemah akibat sentimen global yang cepat berubah.

Fokus Pasar Beralih ke Upaya Diplomasi, Namun Nada Putin Bikin Pasar Gelisah

Para investor awalnya menyambut optimisme diplomatik setelah Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu dengan utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, serta menantu Trump, Jared Kushner, di Kremlin pada Selasa. Pertemuan tersebut disebut sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan dan membuka kembali jalur perundingan damai Rusia–Ukraina.

Namun, harapan itu langsung terguncang setelah Putin mengeluarkan pernyataan keras beberapa jam sebelum pertemuan berlangsung. Ia memperingatkan negara-negara Eropa bahwa jika mereka memantik perang dengan Rusia, Moskow “siap untuk berperang”. Selain itu, Putin mengancam akan memutus akses Ukraina ke laut sebagai respons atas serangan drone Ukraina terhadap kapal tanker “armada bayangan” Rusia di Laut Hitam—kapal yang diduga digunakan Kremlin untuk menjual minyak secara diam-diam guna menghindari sanksi.

Retorika kontradiktif tersebut memicu kekhawatiran bahwa konflik dapat kembali meningkat dan mengganggu stabilitas pasokan energi global.

Kunjungan Putin ke India: Rusia Berusaha Memperkuat Jejak Energi di Asia

Putin dijadwalkan melakukan kunjungan dua hari ke India mulai Kamis, dengan agenda utama memperkuat kerja sama energi dan pertahanan. Rusia berupaya mempromosikan ekspor minyak, sistem rudal, serta jet tempur untuk mempertahankan hubungan strategis dengan India—mitra penting yang belakangan mendapat tekanan dari Amerika Serikat terkait pembelian minyak Rusia dengan harga diskon.

India saat ini merupakan salah satu pembeli terbesar minyak Rusia sejak invasi Ukraina 2022, dan keputusan New Delhi tetap bergantung pada pasokan Rusia menjadi salah satu faktor penyeimbang harga minyak global sepanjang 2023–2025.

Menurut analis, hasil kunjungan ini dapat berdampak signifikan terhadap arus perdagangan minyak, terutama jika Rusia menawarkan potongan harga lebih besar untuk mempertahankan pangsa pasar Asia.

Analis: Sentimen Pasar Rentan dan Tidak Konsisten

“Retorika yang beragam ini menyebabkan sedikit penurunan harga minyak, yang awalnya menunjukkan keyakinan bahwa Rusia akan terus menjadi pemasok utama ke India,” jelas Phil Flynn, Analis Senior Price Futures Group.**

Flynn menambahkan bahwa pasar kini berada pada fase sensitif, di mana komentar dari pejabat tinggi dapat menggerakkan harga hanya dalam hitungan menit. Pasar energi juga masih menunggu perkembangan dari OPEC+ yang belakangan menghadapi tekanan internal terkait tingkat produksi.

Faktor Tambahan yang Menekan Harga: Kelebihan Pasokan dan Prospek Permintaan Global

Selain faktor geopolitik, beberapa dinamika global lain turut menekan harga minyak:

1. Produksi AS Mendekati Rekor

Data Administrasi Informasi Energi AS (EIA) terbaru menunjukkan produksi minyak AS kembali mendekati rekor 13,2 juta barel per hari, menambah pasokan global di tengah permintaan yang melambat.

2. Ekonomi China Lesu

China, importir minyak terbesar dunia, melaporkan data PMI manufaktur yang kembali berada di zona kontraksi. Lemahnya aktivitas industri China membuat prospek permintaan minyak jangka pendek menjadi kurang solid.

3. OPEC+ Masih Berjuang dengan Kepatuhan Kuota

Sejumlah anggota OPEC+ dilaporkan memproduksi melebihi kuota resmi, memicu kekhawatiran pasar bahwa disiplin suplai semakin longgar.

4. Stok Minyak Global Meningkat

Beberapa laporan independen menunjukkan kenaikan stok minyak di Eropa dan Asia, menandakan pasar fisik sedang mengalami kelebihan suplai.

Outlook: Harga Masih Bisa Berfluktuasi Tajam

Dengan kombinasi faktor geopolitik yang naik turun, ketidakpastian diplomatik Rusia–Ukraina, potensi peningkatan suplai global, serta melemahnya permintaan dari ekonomi besar, harga minyak diperkirakan bergerak fluktuatif dalam jangka pendek.

Analis memperkirakan rentang harga USD 58–66 per barel untuk WTI dan USD 62–70 per barel untuk Brent hingga akhir Desember 2025, kecuali terjadi eskalasi besar yang mengganggu suplai fisik secara langsung.