Menko Airlangga: BYD, Vinfast, dan Hyundai Siapkan Investasi Mobil Listrik Rp 45,6 Triliun

Menko Airlangga: BYD, Vinfast, dan Hyundai Siapkan Investasi Mobil Listrik Rp 45,6 Triliun

Investasi Raksasa EV Tembus Puluhan Triliun, Menko Airlangga Pastikan Realisasi Dimulai Akhir 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memastikan bahwa gelombang besar investasi dari para produsen mobil listrik global akan mulai terealisasi pada akhir 2025. Ia menyebut, nilai investasi yang sedang berjalan dan akan masuk mencapai puluhan triliun rupiah, menandai percepatan transformasi Indonesia menuju pusat industri kendaraan listrik (EV) di Asia Tenggara.

BYD Hampir Rampungkan Investasi Rp 11,2 Triliun

Airlangga memaparkan bahwa salah satu investor terbesar adalah BYD, produsen EV asal China yang kini menjadi pemain nomor satu di dunia. Perusahaan tersebut menyiapkan Rp 11,2 triliun untuk membangun fasilitas produksi dengan kapasitas 150 ribu unit per tahun.

“Dari segi electric vehicle, beberapa merek sudah berinvestasi di Indonesia. Komitmen BYD itu Rp 11,2 triliun, kapasitas 150 ribu unit per tahun. Sekitar 90% sudah terealisasi, dan mudah-mudahan Desember ini selesai,” ujar Airlangga dalam Indonesia Connect Outlook 2026 di Senayan City, Jakarta, Kamis (14/12/2025).

Pabrik BYD dijadwalkan mulai uji coba produksi (trial production) awal 2026 dan ditargetkan masuk tahap produksi massal sebelum akhir tahun. Produk yang dirakit di Indonesia diproyeksikan untuk memenuhi pasar domestik dan ekspor ke Asia dan Afrika.

Deretan Investor EV Lain Siap Masuk

Selain BYD, beberapa merek lain juga mengumumkan investasi besar:

  • Chery menyiapkan Rp 5,2 triliun untuk memperluas produksi kendaraan listrik dan hybrid.

  • VinFast, produsen mobil asal Vietnam, berencana menggelontorkan dana USD 200 juta (sekitar Rp 3,4 triliun) untuk fasilitas produksi berkapasitas 50 ribu unit per tahun.

  • Wuling telah menginvestasikan Rp 9,3 triliun, dan akan menambah Rp 7,5 triliun lagi untuk membangun pabrik baterai lokal.

  • Hyundai menambah komitmen investasi menjadi total sekitar Rp 20 triliun, termasuk perluasan pabrik Cikarang dan penguatan rantai pasok baterai.

Dengan deretan ini, nilai investasi EV yang sudah diumumkan dan berjalan mencapai lebih dari Rp 60 triliun.

Pemerintah Siapkan Mobil Listrik Nasional

Airlangga juga mengungkapkan bahwa pemerintah sedang mendorong lahirnya produsen mobil listrik asli Indonesia, yang menjadi bagian dari visi Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan mobil nasional era elektrifikasi.

“Dengan demikian, arahan dari Presiden Prabowo, Indonesia telah menyiapkan mobil nasional,” ujar Airlangga.

Menurut sumber industri, beberapa startup otomotif lokal seperti MAB (Mobil Anak Bangsa) dan beberapa konsorsium BUMN sedang dalam tahap pembahasan lanjutan untuk memproduksi kendaraan listrik berbasis platform lokal, termasuk mobil kompak dan komersial ringan.


Harga Mobil Konvensional Turun: Dampak Masuknya EV Massal

Kehadiran mobil listrik mass-market ternyata membawa efek domino ke pasar otomotif nasional. Airlangga menjelaskan bahwa harga mobil konvensional mengalami koreksi tajam akibat meningkatnya kompetisi dari kendaraan listrik.

Dalam pameran otomotif di BSD baru-baru ini, harga rata-rata mobil turun ke kisaran Rp 300 juta, dengan beberapa model bahkan dijual di harga Rp 175–190 juta — sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam satu dekade terakhir.

“Dengan hadirnya electric vehicle, harga mobil tertekan ke bawah, dan ini belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Airlangga dalam Rapimnas Kadin, Selasa (2/12/2025).

Penurunan harga ini dipengaruhi oleh:

  • Meningkatnya suplai EV dari pemain baru dan pabrikan global.

  • Insentif pemerintah, seperti potongan PPnBM dan dukungan TKDN.

  • Normalisasi rantai pasokan chip global, yang sebelumnya menekan produksi.

  • Strategi diskon agresif produsen mobil bensin agar tetap kompetitif.

Menurut data Gaikindo, penetrasi mobil listrik di Indonesia telah naik dari 1,8% (2023) menjadi 6,5% pada 2025, dan diproyeksikan mencapai 10% pada 2026.


Dampak Ekonomi: Lapangan Kerja & Ekspor

Gelombang investasi EV diperkirakan membawa dampak besar:

  • Penciptaan lebih dari 40.000 lapangan kerja baru dalam 3 tahun.

  • Mendorong pertumbuhan industri baterai, termasuk nikel, katoda, dan sel baterai.

  • Peningkatan ekspor EV dari Indonesia ke ASEAN, Australia, dan Timur Tengah.

Indonesia juga akan memperkuat posisinya sebagai bagian dari global EV supply chain, didukung cadangan nikel terbesar di dunia.