UNTR Bentuk Anak Usaha Baru untuk Layanan dan Pengolahan Nikel

UNTR Bentuk Anak Usaha Baru untuk Layanan dan Pengolahan Nikel

UNTR Dirikan Anak Usaha Baru NINL, Mantapkan Ekspansi ke Industri Nikel dan Logam Dasar

PT United Tractors Tbk (UNTR) kembali memperluas portofolio bisnisnya dengan mendirikan anak usaha baru bernama PT Nusantara Industri Nikel Lestari (NINL) pada 21 November 2025. Perusahaan baru ini dibentuk melalui dua entitas milik UNTR yang kepemilikannya 100% berada di bawah perseroan, yaitu PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) dan PT Energia Prima Nusantara (EPN).

Langkah ini menandai strategi diversifikasi agresif dari UNTR untuk masuk lebih dalam ke sektor mineral dan logam dasar, khususnya pengolahan nikel, yang saat ini menjadi salah satu komoditas paling strategis bagi industri baterai kendaraan listrik dan teknologi energi masa depan.

Fokus Usaha NINL: Industri Logam Dasar Non-Besi dan Perdagangan Logam

Dalam dokumen resmi perusahaan, NINL akan menjalankan kegiatan usaha di bidang:

  • Industri pembuatan logam dasar bukan besi, seperti nikel, ferro-nickel, hingga produk turunan logam lainnya.

  • Perdagangan besar logam dan bijih logam, termasuk pemurnian, pemrosesan, serta penjualan ke industri hilir.

Masuknya UNTR ke sektor ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang terus mendorong hilirisasi mineral, larangan ekspor bijih mentah, serta percepatan pembangunan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Struktur Kepemilikan Modal NINL

  • DTN: Rp 9.990.000.000 (99,90%)

  • EPN: Rp 10.000.000 (0,10%)

Dengan struktur tersebut, DTN menjadi pengendali utama NINL, sementara EPN berperan sebagai entitas pendukung, terutama dari sisi sinergi energi bersih karena EPN sendiri fokus pada pembangkit listrik tenaga air, surya, dan panas bumi.

Corporate Secretary UNTR, Ari Setiyawan, menegaskan bahwa pendirian anak usaha ini tidak membawa dampak material terhadap kondisi keuangan maupun operasional UNTR saat ini, namun menjadi bagian dari strategi ekspansi jangka panjang yang telah direncanakan perusahaan sejak dua tahun terakhir.


Mengapa UNTR Masuk ke Bisnis Nikel?

1. Permintaan Nikel Dunia Melesat

Nikel menjadi komponen penting untuk baterai kendaraan listrik (EV). Dengan peningkatan adopsi EV global yang diproyeksikan mencapai 40% pada tahun 2030, permintaan nikel kelas 1—yang digunakan untuk baterai—terus meningkat signifikan.

2. Indonesia Pemain Nikel Terbesar di Dunia

Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. Pemerintah juga mendorong pembangunan smelter, pabrik pemurnian, dan industri baterai dalam negeri. UNTR melihat peluang ini sebagai pasar masa depan yang bernilai tinggi.

3. Diversifikasi dari Sektor Batubara

Kinerja sektor batubara yang mulai melambat, ditambah tren global energi bersih, membuat UNTR mempercepat diversifikasi. Dengan bisnis baru di sektor nikel, UNTR memperoleh sumber pendapatan jangka panjang yang lebih stabil.

4. Arah Bisnis UNTR Memang Menuju Mineral & Energi

Sebelumnya, UNTR melalui DTN telah mengakuisisi saham di perusahaan nikel internasional. EPN juga memperkuat portofolio energi terbarukan. Kehadiran NINL memperjelas roadmap UNTR sebagai perusahaan energi dan mineral masa depan.


Update: Kondisi Keuangan UNTR dan Sikap Investor

Pada kuartal III 2025, UNTR mencatat penurunan laba bersih lebih dari 20% dibanding tahun sebelumnya, terutama karena tekanan harga batubara dan permintaan alat berat yang melemah. Meskipun pendapatan masih stabil, profit margin tertekan.

Namun, pendirian NINL dipandang sebagai sinyal positif oleh pasar. Pada penutupan perdagangan 3 Desember 2025:

  • Harga saham UNTR naik 0,61% menjadi Rp 28.700 per saham.

  • Saham sempat dibuka melemah tetapi kembali menguat di sesi akhir perdagangan.

  • Volume transaksi menyentuh hampir 24 ribu saham dengan nilai perdagangan harian sekitar Rp 68,5 miliar.

Investor menilai langkah ekspansi ke nikel sebagai strategi tepat waktu, terutama ketika industri pertambangan global sedang bertransisi dari bahan bakar fosil menuju mineral kritis untuk energi terbarukan.


Peluang dan Tantangan NINL ke Depan

Peluang

  • Proyeksi permintaan baterai EV meningkat pesat.

  • Harga nikel global cenderung naik dalam jangka panjang meski terjadi fluktuasi jangka pendek.

  • Hilirisasi Indonesia sedang di puncaknya, menciptakan banyak peluang kerja sama smelter.

  • Sinergi dengan bisnis UNTR lainnya, termasuk alat berat, kontraktor pertambangan, dan energi terbarukan.

Tantangan

  • Investasi smelter dan pemurnian nikel membutuhkan modal besar.

  • Pasar nikel global bersaing dengan Tiongkok, Kanada, dan Australia.

  • Perubahan regulasi mineral Indonesia bisa memengaruhi bisnis.

  • Kesiapan teknologi pengolahan kelas 1 (baterai-grade) masih menjadi tantangan industri nasional.


Kesimpulan

Pendirian PT Nusantara Industri Nikel Lestari (NINL) menegaskan komitmen UNTR untuk memperkuat posisinya di sektor mineral strategis. Ini bukan sekadar diversifikasi, tetapi transformasi jangka panjang menuju industri masa depan yang mendukung energi bersih dan kendaraan listrik.

Dengan portofolio kuat di alat berat, tambang, mineral, dan energi terbarukan, UNTR kini berada di jalur yang lebih seimbang dan berkelanjutan. Keberhasilan NINL akan menjadi salah satu penentu posisi UNTR di industri energi dan mineral Indonesia dalam lima hingga sepuluh tahun mendatang.