AS-China Capai Kesepakatan Dagang Usai Saling Balas Tarif Impor, Ini Bocorannya

AS-China Capai Kesepakatan Dagang Usai Saling Balas Tarif Impor, Ini Bocorannya

Gedung Putih Umumkan Kesepakatan Perdagangan Awal dengan China, Detail Masih Dirahasiakan

Washington, D.C. – Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pada Minggu malam bahwa sebuah kesepakatan perdagangan awal telah dicapai dengan pemerintah China, setelah serangkaian negosiasi intensif selama akhir pekan di Jenewa. Meskipun pernyataan resmi Gedung Putih belum mengungkapkan rincian spesifik mengenai isi kesepakatan tersebut, para pejabat menyambut hasil perundingan ini sebagai langkah penting menuju meredanya ketegangan dalam perang dagang yang telah mengguncang ekonomi global selama lebih dari satu tahun terakhir.

Kesepakatan ini muncul setelah pertemuan tingkat tinggi antara delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer dengan mitra mereka dari Tiongkok. Menurut Bessent, diskusi yang berlangsung sepanjang akhir pekan berlangsung "produktif" dan membuka jalan bagi perjanjian yang diklaim sebagai "awal dari solusi yang lebih luas."

“Pembicaraan ini menghasilkan kemajuan signifikan dalam beberapa isu utama yang selama ini menjadi sumber ketegangan,” ujar Bessent dalam pernyataan resminya. “Kami berharap dapat memberikan rincian lebih lanjut dalam pengarahan lengkap pada Senin pagi.”

Kemajuan Cepat, Tapi Rincian Masih Tertutup

Jamieson Greer menambahkan bahwa para pejabat dari kedua negara “mencapai suatu bentuk kesepakatan,” namun menolak memberikan rincian lebih lanjut. Ia menekankan bahwa kecepatan tercapainya kesepakatan menandakan bahwa “perbedaan antara kedua belah pihak mungkin tidak sebesar yang diperkirakan sebelumnya.”

"Diskusi kami sangat konstruktif dan penuh rasa saling menghormati," ujar Greer. “Kami yakin bahwa kesepakatan awal ini akan menjadi dasar bagi penyelesaian yang lebih komprehensif.”

Ia juga menambahkan bahwa ia dan Bessent telah memberikan pengarahan langsung kepada Presiden Trump pada Sabtu malam, dan bahwa sang presiden “secara penuh mendukung arah negosiasi ini.”

Dampak Potensial bagi Ekonomi Global

Perang dagang antara AS dan China telah menjadi salah satu faktor utama yang menciptakan ketidakpastian ekonomi global sejak dimulainya kebijakan tarif sepihak oleh Presiden Trump pada April tahun lalu. Kebijakan tersebut memicu balasan dari Beijing dan memengaruhi rantai pasok global serta memicu volatilitas di pasar keuangan.

Banyak analis percaya bahwa setiap langkah de-eskalasi dalam konflik perdagangan ini dapat memberikan dorongan bagi pasar dan meningkatkan kepercayaan investor di tengah kekhawatiran resesi global. Saham-saham Asia dan Eropa menunjukkan tren positif dalam perdagangan awal hari Senin, merespons optimisme atas kabar kesepakatan tersebut.

“Pasar bereaksi dengan hati-hati optimis. Meskipun kita belum tahu apa isi perjanjiannya, fakta bahwa ada kemajuan nyata setelah bulan-bulan stagnasi adalah kabar baik,” kata Anya Richardson, analis perdagangan internasional di Standard & Global.

Isu Kunci: Hak Kekayaan Intelektual dan Transfer Teknologi

Meskipun belum diketahui pasti topik apa saja yang tercakup dalam kesepakatan tersebut, sumber-sumber diplomatik menyebut bahwa diskusi akhir pekan mencakup isu-isu utama seperti perlindungan hak kekayaan intelektual, transfer teknologi paksa, akses pasar, dan kestabilan nilai tukar mata uang.

Salah satu sumber dari pihak China yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa Beijing “menunjukkan kesediaan untuk meningkatkan perlindungan terhadap perusahaan asing” dan membuka sektor-sektor tertentu bagi investasi AS. Namun, masih diperlukan pembicaraan lanjutan untuk membahas implementasi dan pengawasan komitmen tersebut.

Langkah Selanjutnya: Menuju Kesepakatan Final

Menurut rencana, delegasi China dijadwalkan untuk mengunjungi Washington dalam dua minggu ke depan guna membahas detail lebih lanjut dan kemungkinan meresmikan kesepakatan ini dalam bentuk nota kesepahaman atau bahkan perjanjian formal.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden Trump akan mempertimbangkan pencabutan sebagian tarif jika terjadi “kemajuan nyata dan terverifikasi” dalam implementasi kesepakatan tersebut.