Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, S&P 500 Tembus 6.200 Didukung Saham Teknologi dan Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga

Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, S&P 500 Tembus 6.200 Didukung Saham Teknologi dan Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga

Wall Street Cetak Rekor Baru di Akhir Kuartal, Didukung Harapan Kesepakatan Dagang dan Spekulasi Pemangkasan Suku Bunga

Wall Street kembali mencatatkan rekor tertinggi pada penutupan perdagangan kuartal kedua 2025. Indeks S&P 500 melonjak menembus level psikologis 6.200, mencatat kenaikan sekitar 25% sejak April lalu. Kenaikan ini didorong optimisme investor terhadap potensi tercapainya kesepakatan dagang baru antara Amerika Serikat dan sejumlah mitra dagangnya, termasuk Uni Eropa dan Tiongkok, serta spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

Saham-saham teknologi menjadi motor utama reli pasar. Perusahaan-perusahaan besar seperti Apple, Microsoft, dan Nvidia mencatat kenaikan harga saham signifikan setelah merilis laporan keuangan yang melampaui ekspektasi analis. Saham Nvidia, misalnya, terus mencetak rekor seiring lonjakan permintaan chip untuk kecerdasan buatan (AI) dan data center.

Sementara itu, sektor perbankan juga menunjukkan penguatan. Saham bank-bank besar seperti JPMorgan Chase, Bank of America, dan Citigroup naik tajam seiring prospek kebijakan moneter yang lebih longgar. Para analis menilai penurunan suku bunga The Fed berpotensi mendorong peningkatan pinjaman dan aktivitas ekonomi, yang pada akhirnya mendukung profitabilitas bank.

Menurut data terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS, angka inflasi mulai menunjukkan tanda-tanda moderasi, memicu harapan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada rapat FOMC berikutnya. Pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September mendatang kini mencapai lebih dari 70%, naik dari 50% pada bulan lalu.

Selain faktor kebijakan moneter, pasar juga diwarnai sentimen positif dari perkembangan negosiasi dagang. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pekan depan untuk membahas penyelesaian tarif impor baja dan aluminium. Di sisi lain, delegasi perdagangan AS dan Tiongkok dilaporkan akan melanjutkan pembicaraan intensif dalam upaya meredakan ketegangan tarif yang sempat memanas tahun lalu.

Analis memperingatkan bahwa meskipun reli saham masih berlanjut, investor tetap perlu mencermati potensi risiko koreksi pasar. Ketidakpastian geopolitik, konflik di Timur Tengah, dan perlambatan ekonomi global masih menjadi faktor penekan yang sewaktu-waktu dapat memicu aksi ambil untung.

Meski demikian, sentimen investor sejauh ini tetap solid. Volume transaksi di bursa New York Stock Exchange (NYSE) dan Nasdaq tercatat naik signifikan dibandingkan rata-rata harian selama sebulan terakhir, menandakan antusiasme pelaku pasar yang masih tinggi.

Dengan pencapaian rekor baru ini, Wall Street menutup paruh pertama tahun 2025 dengan performa yang mengesankan. Banyak analis memperkirakan tren positif masih dapat berlanjut, terutama jika data ekonomi mendukung dan bank sentral benar-benar mengadopsi kebijakan yang lebih akomodatif.