Bitcoin Turun di Bawah $104.000, Likuidasi Lebih dari $500 Juta di Tengah Ketegangan Perang yang Meningkat

Bitcoin Turun Akibat Ketegangan Timur Tengah
Pada 17 Juni, harga Bitcoin (BTC) turun lebih dari 4% setelah muncul kembali ketegangan militer dan politik antara Israel dan Iran.
Kripto terbesar ini sempat menyentuh level terendah harian di $103.300 sebelum pembeli masuk dan mendorong harga kembali di atas $104.000. Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin berada di $104.439, turun sekitar 3,87% dalam 24 jam terakhir.
Pasar kripto secara keseluruhan mengalami penurunan yang lebih besar, rata-rata turun 6%. Total likuidasi dalam 24 jam terakhir mencapai sekitar $508 juta, dengan Ethereum (ETH) menyumbang sekitar $167 juta dari jumlah tersebut.
ETH diperdagangkan di harga $2.471,72, turun 5,58%, sementara XRP turun 6% ke $2,16. BNB mengalami penurunan yang lebih ringan, hanya 1,6%, dan berada di harga $647,77. Solana dan Cardano masing-masing turun 5,6%, dengan harga $148,77 dan $0,6175.
Ketegangan Timur Tengah Picu Aksi Jual
Penurunan harga ini terkait langsung dengan konflik baru yang terjadi di Timur Tengah. Israel mengklaim telah membunuh seorang komandan tinggi Korps Garda Revolusi Iran di Tehran pada 17 Juni.
Di AS, mantan Presiden Donald Trump menyatakan bahwa negaranya “tahu di mana Pemimpin Tertinggi Iran bersembunyi” dan menuntut “penyerahan tanpa syarat” dari Iran, yang semakin memanaskan situasi.
Ketegangan ini membuat investor cenderung menghindari aset berisiko seperti kripto, sehingga terjadi aksi jual besar-besaran.
Bitcoin Jadi Aset Lindung Nilai?
Meski volatilitas tinggi, beberapa analis masih melihat Bitcoin sebagai aset pelindung (hedge) dalam portofolio investasi.
Riset dari Ecoinometrics menunjukkan bahwa menambahkan 10% Bitcoin ke portofolio klasik 60/40 (60% saham, 40% obligasi) dapat meningkatkan imbal hasil risiko-keuntungan tahunan menjadi 0,80 dengan keuntungan 14%. Sebagai perbandingan, menambahkan emas hanya memberikan skor 0,62 dengan keuntungan 12%.
Analis dari Fidelity, Chris Kuiper dan Jurrien Timmer, juga mengatakan bahwa inflasi yang terus-menerus dan ketidakpastian kebijakan telah melemahkan peran obligasi sebagai pelindung nilai. Karena itu, aset digital seperti Bitcoin mulai dipertimbangkan sebagai “penyeimbang” baru dalam portofolio yang terdiversifikasi.
0 Comments