Bagaimana Perang Iran-Israel Mempengaruhi Pasar Saham Indonesia (IHSG)

Bagaimana Perang Iran-Israel Mempengaruhi Pasar Saham Indonesia (IHSG)

Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap IHSG dan Pasar Global: Analisis dan Prospek Ke Depan

Ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel kembali menjadi sorotan global, namun para analis memperkirakan dampaknya terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia masih akan relatif terbatas dalam jangka pendek. Meski begitu, risiko eskalasi dan pengaruhnya terhadap harga komoditas serta stabilitas ekonomi global tetap perlu diwaspadai.

Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji, menyampaikan bahwa kondisi ketegangan antara Iran dan Israel kemungkinan akan mereda dalam waktu dekat. Hal ini didasarkan pada laporan bahwa Iran telah meminta dukungan dari beberapa negara, termasuk Arab Saudi, untuk mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden — menggantikan Donald Trump yang disebut dalam laporan sebelumnya — agar memberikan tekanan kepada Israel agar segera menghentikan konflik melalui gencatan senjata.

“Ketegangan di kawasan Timur Tengah, sebagai pusat produksi minyak dunia, memiliki potensi menimbulkan lonjakan harga energi global. Ini tentu berisiko mengganggu stabilitas fiskal dan moneter Indonesia yang sangat bergantung pada harga minyak dan komoditas,” ujar Nafan dalam catatannya terbaru.

Update Harga Energi dan Komoditas

Dalam beberapa pekan terakhir, harga minyak mentah dunia telah menunjukkan tren kenaikan signifikan, didorong oleh ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah. Brent Crude, sebagai patokan harga minyak global, sempat menembus level tertinggi sejak awal tahun 2024. Kenaikan harga minyak ini tidak hanya meningkatkan tekanan inflasi secara global, tetapi juga menimbulkan risiko bagi negara importir minyak seperti Indonesia. Di sisi lain, harga emas juga menguat sebagai aset safe haven ketika ketegangan politik meningkat, menarik minat investor untuk mengalihkan dana ke instrumen yang lebih aman.

Pengaruh Terhadap Pasar Modal dan IHSG

Nafan Aji juga menyoroti bahwa investor domestik tengah menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia serta Economic Projections dari Federal Open Market Committee (FOMC) AS yang akan dirilis dalam pekan ini. Kedua momen ini berpotensi menjadi katalis penting bagi pergerakan IHSG dalam jangka menengah.

“Dari sisi teknikal, IHSG diproyeksikan mengalami pelemahan terbatas akibat tekanan pada level moving average 200 hari (MA200) dan MA20. Namun, sentimen positif dari kebijakan moneter dapat membantu menahan penurunan,” tambah Nafan.

Sementara itu, Herditya Wicaksana, analis dari PT MNC Sekuritas, menjelaskan bahwa dampak konflik Iran-Israel terhadap IHSG tidak langsung terlihat dalam waktu dekat. Namun, apabila ketegangan meluas dan konflik semakin intens, hal ini bisa memicu kekhawatiran investor yang berujung pada outflow atau keluarnya dana dari pasar modal Indonesia ke instrumen yang dianggap lebih aman, seperti obligasi pemerintah atau aset luar negeri.

“Konflik di Timur Tengah berpotensi berdampak signifikan terhadap harga komoditas, terutama emas dan minyak mentah. Pergerakan harga kedua komoditas ini sudah memperlihatkan kenaikan sebagai respon pasar terhadap ketidakpastian geopolitik,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Dampak Terhadap Emiten dan Sektor Terkait

Dari sisi korporasi, Herditya menilai bahwa sektor emiten berbasis komoditas energi dan pertambangan emas bisa menjadi pihak yang paling terdampak positif maupun negatif. Kenaikan harga emas akan menguntungkan perusahaan tambang emas, sementara fluktuasi harga minyak bisa memberikan tekanan atau peluang bagi perusahaan energi dan infrastruktur terkait.

Konteks Global dan Prospek Ke Depan

Selain faktor geopolitik, pasar keuangan global saat ini juga tengah menghadapi tantangan dari kebijakan moneter ketat yang diterapkan oleh bank sentral utama untuk meredam inflasi. Kebijakan suku bunga tinggi, khususnya di AS dan Eropa, telah menimbulkan volatilitas di pasar saham dan nilai tukar mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.

Di sisi lain, Indonesia memiliki sejumlah faktor pendukung seperti fundamental ekonomi yang relatif stabil, inflasi terkendali, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang optimis di tengah pemulihan pasca pandemi. Hal ini diharapkan mampu menahan tekanan dari ketegangan geopolitik dan gejolak pasar global.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, dampak perang Iran-Israel terhadap IHSG diprediksi bersifat terbatas dalam jangka pendek dengan potensi pelemahan teknikal yang dapat dikendalikan oleh faktor fundamental dan kebijakan moneter. Namun, investor tetap perlu waspada terhadap risiko eskalasi konflik yang dapat memicu kenaikan harga komoditas energi dan emas, serta berimbas pada stabilitas pasar modal dan ekonomi Indonesia.

Dalam situasi global yang dinamis ini, diversifikasi portofolio dan pemantauan perkembangan geopolitik serta kebijakan ekonomi internasional menjadi kunci utama bagi investor untuk memitigasi risiko dan meraih peluang di pasar saham.