Dana Pendidikan Mahal, Apa Instrumen Investasi yang Paling Tepat?

Menghadapi Tingginya Biaya Pendidikan Anak: Strategi Perencanaan dan Investasi yang Efektif
Biaya pendidikan yang terus meningkat setiap tahunnya menjadi salah satu tantangan besar bagi banyak orangtua di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata kenaikan biaya pendidikan di Indonesia mencapai 10–15% per tahun. Angka ini jauh melebihi tingkat inflasi umum, yang membuat perencanaan keuangan untuk pendidikan anak menjadi sangat penting sejak dini.
Pentingnya Merencanakan Dana Pendidikan Sejak Awal
Perencana keuangan Andy Nugroho menekankan bahwa para orangtua sebaiknya tidak menunda mempersiapkan dana pendidikan. “Semakin dini memulai, semakin ringan beban keuangan yang harus ditanggung nantinya,” ujar Andy saat dihubungi Liputan6.com pada Sabtu, 21 Juni 2025.
Langkah pertama dalam merencanakan dana pendidikan, menurut Andy, adalah melakukan estimasi biaya pendidikan di masa depan. Ini meliputi tidak hanya uang pangkal atau SPP, tetapi juga biaya pendukung lainnya seperti buku, seragam, kegiatan ekstrakurikuler, dan transportasi.
“Dari total estimasi biaya tersebut, orangtua bisa membaginya dengan waktu yang tersedia sebelum anak masuk sekolah atau jenjang tertentu. Dari situ akan terlihat berapa besar dana yang perlu ditabung atau diinvestasikan setiap bulan,” jelasnya.
Investasi sebagai Solusi Pendukung Dana Pendidikan
Andy menjelaskan bahwa menabung saja tidak cukup untuk mengejar kenaikan biaya pendidikan yang tinggi. Oleh karena itu, investasi diperlukan sebagai sarana pelengkap yang mampu menghasilkan imbal hasil lebih tinggi daripada bunga tabungan biasa.
“Investasi ini penting sebagai leverage. Artinya, tabungan memang tetap dibutuhkan, tapi agar dana berkembang lebih optimal, perlu ada investasi,” kata Andy.
Pilihan Instrumen Investasi Sesuai Jangka Waktu
Berikut adalah rekomendasi jenis investasi berdasarkan jangka waktu yang tersedia sebelum dana dibutuhkan:
-
Kurang dari 3 Tahun
-
Instrumen yang disarankan adalah yang memiliki risiko rendah karena waktu terlalu pendek untuk menghadapi fluktuasi pasar.
-
Contoh: logam mulia (emas), deposito berjangka, Surat Berharga Negara (SBN) ritel seperti ORI dan SR, reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap.
-
-
3–5 Tahun
-
Pada rentang waktu ini, bisa mulai mempertimbangkan instrumen dengan sedikit lebih banyak risiko untuk mengejar potensi imbal hasil yang lebih tinggi.
-
Contoh: reksa dana campuran, emas, saham blue-chip dengan dividen stabil.
-
-
Lebih dari 5 Tahun
-
Dengan waktu persiapan yang panjang, orangtua memiliki fleksibilitas lebih besar untuk memilih investasi yang memberikan potensi pertumbuhan lebih tinggi.
-
Contoh: reksa dana saham, saham langsung, investasi properti, hingga agrobisnis seperti penanaman pohon jati atau kopi.
-
Perkembangan Terkini: Dukungan Pemerintah dan Edukasi Finansial
Sebagai bagian dari upaya mendukung perencanaan pendidikan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan terus menerbitkan berbagai produk investasi ritel seperti ORI, Sukuk Ritel (SR), dan SBR yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Produk ini tidak hanya aman karena dijamin pemerintah, tetapi juga memiliki imbal hasil lebih tinggi daripada deposito biasa.
Selain itu, meningkatnya literasi keuangan di kalangan orangtua muda turut mendorong tren investasi sejak dini. Menurut survei OJK pada akhir 2024, jumlah investor ritel meningkat hampir 20% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan kelompok usia 25–40 tahun menjadi mayoritas.
Tips Tambahan untuk Orangtua
-
Gunakan fitur autodebit atau auto-invest untuk mempermudah disiplin menyisihkan dana setiap bulan.
-
Pertimbangkan asuransi pendidikan sebagai bentuk proteksi tambahan bila terjadi risiko yang tidak diinginkan.
-
Review secara berkala investasi dan target pendidikan sesuai perkembangan biaya dan kondisi ekonomi.
Kesimpulan
Biaya pendidikan yang kian melambung menuntut orangtua untuk bertindak lebih bijak dan proaktif. Merencanakan sejak dini dan memilih instrumen investasi yang tepat sesuai jangka waktu adalah kunci keberhasilan dalam menyiapkan masa depan pendidikan anak. Dengan strategi yang terencana, beban keuangan bisa lebih ringan, dan cita-cita anak untuk mendapatkan pendidikan terbaik bisa lebih mudah terwujud.
0 Comments