Harga Emas Diperkirakan Naik, Keputusan The Fed Jadi Penentu

Wall Street Optimistis, Emas Sentuh Rekor Baru Menjelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Wall Street menunjukkan optimisme tinggi setelah harga emas berhasil mempertahankan penguatannya, sementara pasar bersikap lebih berhati-hati menjelang keputusan suku bunga The Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS).
Kinerja Emas yang Kuat
Setelah lonjakan tajam pekan lalu, logam mulia tersebut kembali menunjukkan performa kuat. Namun, pekan ini tidak terlihat koreksi harga emas meskipun inflasi masih tinggi, karena pasar semakin yakin suku bunga akan tetap turun.
Emas spot membuka pekan dengan harga USD 3.590,69 per ons, hanya sebentar berada di bawah USD 3.600. Kemudian emas bergerak ke USD 3.604 per ons, dan saat pembukaan pasar Amerika Utara pada Senin, emas naik menjadi USD 3.631,70.
Harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan lemahnya dolar AS.
Sentimen Wall Street
Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru memperlihatkan sentimen Wall Street tetap bullish menjelang pemangkasan suku bunga The Fed yang diperkirakan, sementara investor pasar lebih berhati-hati setelah kenaikan emas belakangan ini.
Analis pasar senior di Barchart.com, Darin Newsom, memprediksi harga emas akan kembali naik pekan depan. "Situasi global belum berubah, dengan kekacauan masih menjadi kebijakan yang disukai," ujarnya.
Presiden dan COO Asset Strategies International, Rich Checkan, memiliki optimisme serupa dengan menyebut harga emas akan bergerak lebih tinggi. "Dengan asumsi mayoritas pelaku pasar benar tentang pemangkasan suku bunga Federal Reserve minggu depan, saya memperkirakan emas akan diuntungkan oleh berita tersebut," ujarnya.
Rich menambahkan, jika FOMC mengejutkan pasar dengan membiarkan suku bunga tetap berlaku, mungkin akan terlihat aksi jual akibat berita tersebut karena aksi ambil untung.
Michael Brown, ahli strategi riset senior di Pepperstone, justru bersikap bearish terhadap harga emas untuk minggu depan. Ia menilai pasar terlalu berharap pada sentimen dovish dari The Fed.
Proyeksi Harga Emas
Beberapa lembaga keuangan dan analis telah mengeluarkan proyeksi harga emas yang lebih tinggi. ANZ Group, misalnya, menaikkan proyeksi harga emas akhir tahun 2025 menjadi USD 3.800 per ons dan memperkirakan akan mencapai puncaknya di sekitar USD 4.000 pada pertengahan 2026.
Proyeksi ini didorong oleh permintaan investasi yang solid, pembelian bank sentral, pelemahan dolar AS, kebijakan moneter dovish, dan meningkatnya ketidakpastian global.
Goldman Sachs juga memperingatkan bahwa harga emas dapat melonjak hingga USD 5.000 per ons jika independensi The Fed terganggu akibat campur tangan politik. Saat ini, harga emas telah naik lebih dari 33% tahun ini. Goldman mencatat bahwa bahkan alokasi 1% dari pasar Treasury AS yang bernilai USD 57 triliun ke emas dapat mendorong harganya ke USD 5.000 karena ukuran pasar emas yang relatif kecil.
Faktor Pendukung Kenaikan Harga Emas
Beberapa faktor yang mendukung kenaikan harga emas antara lain:
-
Kebijakan Moneter The Fed: Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed meningkatkan daya tarik emas sebagai aset yang tidak memberikan bunga.
-
Pelemahan Dolar AS: Dolar AS yang melemah membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, meningkatkan permintaan.
-
Ketidakpastian Global: Ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global mendorong investor untuk mencari aset aman seperti emas.
-
Pembelian Bank Sentral: Bank sentral di berbagai negara, termasuk China, India, dan Rusia, meningkatkan cadangan emas mereka sebagai diversifikasi dari dolar AS.
Kesimpulan
Wall Street tetap optimistis terhadap prospek harga emas, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan faktor-faktor lainnya. Namun, pasar tetap waspada dan akan memantau keputusan The Fed serta data ekonomi lainnya untuk menentukan arah pergerakan harga emas selanjutnya.
0 Comments