Indonesia Tampung Investasi Rp 1.434,3 Triliun pada Januari–September 2025

Investasi di Indonesia Januari–September 2025 Tembus Rp 1.434,3 Triliun
Total Investasi dan Pertumbuhan
Sepanjang Januari hingga September 2025, total investasi yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 1.434,3 triliun. Angka ini meningkat 13,7 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Capaian tersebut sudah memenuhi 75,3 persen dari target tahunan sebesar Rp 1.905,6 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menjelaskan bahwa meningkatnya arus investasi ke Indonesia didorong oleh mulai meredanya ketegangan geopolitik global yang sempat meningkat di awal tahun. Situasi dunia yang kini lebih stabil memberikan dampak positif bagi perekonomian global dan meningkatkan kepercayaan investor.
“Awal tahun tensinya cukup meningkat, tapi sekarang sudah mereda. Perdamaian antarnegara membaik dan ekonomi dunia kembali optimistis. Ini turut mendorong revisi ke atas untuk pertumbuhan ekonomi global,” ujar Rosan.
Dampak terhadap Lapangan Kerja
Masuknya investasi tersebut berdampak besar terhadap penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Hingga akhir September 2025, total 1.956.346 orang telah terserap dalam proyek-proyek investasi.
Khusus pada kuartal III 2025 (Juli–September), realisasi investasi mencapai Rp 491,4 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 696.478 orang. Pemerintah menilai hal ini menjadi bukti nyata bahwa investasi tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membuka peluang kerja baru di berbagai sektor.
Sumber Investasi: Dalam Negeri Masih Dominan
Dari total investasi Rp 1.434,3 triliun, porsi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai sekitar Rp 789,7 triliun atau 55,1 persen. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi sebesar Rp 644,6 triliun atau 44,9 persen.
Dari sisi lokasi, investasi di luar Pulau Jawa sedikit lebih besar, yakni Rp 741,8 triliun atau 51,7 persen. Sedangkan di Pulau Jawa tercatat Rp 692,5 triliun atau 48,3 persen.
Namun jika dilihat per provinsi, Pulau Jawa masih mendominasi:
-
Jawa Barat: Rp 218,2 triliun (15,2 persen)
-
DKI Jakarta: Rp 204,2 triliun (14,2 persen)
-
Jawa Timur: Rp 105,1 triliun (7,3 persen)
Lima Negara Investor Terbesar
Sepanjang Januari–September 2025, lima negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia seluruhnya berasal dari kawasan Asia.
-
Singapura: USD 12,6 miliar atau sekitar Rp 208,5 triliun
-
Hong Kong: USD 7,3 miliar atau Rp 120,8 triliun
-
China: USD 5,4 miliar atau Rp 89,3 triliun
-
Malaysia: USD 2,7 miliar atau Rp 44,6 triliun
-
Jepang: USD 2,3 miliar atau Rp 38 triliun
Pada kuartal II 2025 sempat terjadi penurunan investasi asing langsung (FDI) sekitar 6,95 persen secara tahunan menjadi Rp 202,2 triliun. Namun pada kuartal III, arus modal kembali meningkat, menunjukkan pulihnya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Sektor dan Proyek Prioritas
Pemerintah terus mendorong investasi di sektor-sektor strategis, terutama yang berkontribusi pada hilirisasi industri, energi terbarukan, infrastruktur digital, serta ekonomi hijau. Sektor-sektor ini dinilai mampu memberikan nilai tambah tinggi sekaligus mendukung target pembangunan berkelanjutan.
Salah satu proyek besar yang menarik perhatian investor tahun ini adalah pembangunan pusat data (data center) di Batam yang dibiayai oleh kolaborasi perbankan Singapura dan Indonesia. Proyek dengan nilai sekitar Rp 6,7 triliun tersebut diperkirakan memiliki kapasitas hingga 72 megawatt dan ditargetkan beroperasi sebelum akhir 2025. Pusat data ini akan menjadi bagian penting dari transformasi digital nasional.
Selain itu, sektor pertambangan dan pengolahan mineral juga tetap menjadi magnet investasi berkat kebijakan hilirisasi pemerintah. Banyak investor dari Asia, terutama China dan Jepang, yang menanamkan modal di bidang nikel, tembaga, dan logam lainnya untuk mendukung industri kendaraan listrik dan baterai.
Peran Danantara dan Prospek Ekonomi
Tahun 2025 juga menandai penguatan peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) sebagai lembaga pengelola investasi negara. Danantara berperan dalam mengelola aset strategis BUMN dan mendorong investasi besar, baik domestik maupun internasional.
Dengan kehadiran Danantara, pemerintah berharap investasi di sektor-sektor prioritas seperti energi, infrastruktur, dan digitalisasi bisa lebih terarah dan transparan.
Menurut proyeksi lembaga internasional, ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 4,7 persen pada 2025, dan meningkat menjadi 4,8 persen pada 2026. Namun, tantangan global seperti perlambatan ekonomi di negara mitra dagang utama dan biaya pinjaman yang masih tinggi tetap perlu diwaspadai.
Kesimpulan
Capaian investasi sebesar Rp 1.434,3 triliun hingga September 2025 menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia masih menjadi salah satu tujuan investasi paling menarik di Asia Tenggara. Pertumbuhan yang stabil, dukungan pemerintah terhadap hilirisasi industri, serta meningkatnya kepercayaan investor menjadi faktor utama pendorongnya.
Meski demikian, pemerintah masih perlu memperkuat reformasi regulasi, mempercepat perizinan, dan menjaga stabilitas ekonomi agar momentum positif ini terus berlanjut hingga akhir tahun dan tahun-tahun berikutnya.
0 Comments