Indeks Kospi Tembus Rekor Tertinggi Menjelang Akhir Pekan

Indeks Kospi Tembus Rekor Tertinggi Menjelang Akhir Pekan

Kospi Cetak Rekor Tertinggi di Tengah Harapan Kesepakatan Perdagangan AS–Korea

Pada perdagangan Jumat, 17 Oktober 2025, indeks saham Korea Selatan, Kospi, kembali mencatat rekor tertinggi selama tiga hari berturut-turut. Sentimen positif ini dipicu oleh optimisme terhadap negosiasi perdagangan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang dinilai semakin mendekati kesepakatan.

Kospi sempat menembus level intraday 3.794,87, menjadi titik tertinggi sepanjang sejarah bursa Korea. Pada penutupan perdagangan, indeks tersebut masih bertahan di level kuat di kisaran 3.748,89, mencatatkan kenaikan sekitar 3,8 % dibanding awal pekan. Reli ini menjadikan pasar saham Korea sebagai salah satu yang paling solid di kawasan Asia sepanjang Oktober 2025.


Pendorong Utama Penguatan Kospi

1. Harapan Kesepakatan Tarif Perdagangan AS–Korea
Pejabat pemerintah Korea Selatan menyatakan optimisme bahwa pembicaraan tarif dengan Amerika Serikat menunjukkan kemajuan signifikan. Washington dikabarkan tengah mempertimbangkan penurunan tarif impor terhadap sejumlah produk manufaktur Korea, termasuk sektor baja, mobil listrik, dan semikonduktor. Sebagai gantinya, Korea akan meningkatkan investasi di sektor teknologi dan energi ramah lingkungan di AS dengan nilai mencapai miliaran dolar.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketegangan dagang yang sempat menekan ekspor Korea Selatan sejak tahun lalu. Ekspektasi positif tersebut langsung mendorong minat beli investor asing di bursa Seoul.

2. Sektor Teknologi dan Baterai Mendorong Reli
Saham-saham raksasa teknologi seperti Samsung Electronics dan SK Hynix menjadi pendorong utama penguatan Kospi. Investor menilai prospek industri chip dan memori masih cerah di tengah lonjakan permintaan untuk teknologi kecerdasan buatan (AI).
Samsung bahkan mencatat kenaikan laba operasional sekitar 32 % pada kuartal ketiga 2025, jauh melampaui ekspektasi pasar. Selain itu, kolaborasi strategis antara perusahaan chip Korea dengan pengembang teknologi global turut memperkuat keyakinan bahwa Korea akan tetap menjadi pusat produksi semikonduktor dunia.
Sektor baterai juga mencatat tren positif. Saham LG Energy Solution dan Samsung SDI melonjak, didorong oleh meningkatnya ekspor baterai kendaraan listrik ke Eropa dan Amerika Utara.

3. Arus Modal Asing dan Kebijakan Pemerintah yang Kondusif
Investor asing melakukan pembelian bersih saham Korea senilai triliunan won sepanjang pekan ini. Sementara itu, pemerintah Korea Selatan menegaskan komitmen untuk menjaga stabilitas pasar keuangan. Presiden Lee Jae Myung memutuskan menunda rencana kenaikan pajak capital gain yang sebelumnya dikhawatirkan akan menekan minat investasi domestik.
Bank of Korea juga mempertahankan suku bunga acuan di level 3,25 %, memberikan ruang bagi dunia usaha untuk tetap ekspansif di tengah tekanan global.


Bursa Asia Lainnya Justru Melemah

Meskipun Kospi mencetak rekor, sebagian besar indeks saham di kawasan Asia Pasifik justru bergerak melemah. Hal ini dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap kondisi perbankan global dan ketegangan perdagangan yang belum mereda.

  • Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,6 %, tertekan oleh penurunan saham teknologi dan sektor pendidikan.

  • Indeks CSI 300 di China melemah 1,27 %, dipengaruhi kekhawatiran melambatnya ekonomi domestik serta penurunan aktivitas manufaktur.

  • Saham BYD, produsen mobil listrik terbesar di China, merosot 2,5 % setelah pemerintah mengumumkan penarikan kembali lebih dari 115.000 kendaraan akibat masalah desain dan baterai.

  • Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1,32 %, sementara ASX 200 di Australia melemah 0,78 %, mengikuti pelemahan Wall Street yang dipicu isu pinjaman bermasalah di sektor keuangan Amerika Serikat.

  • Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) juga turun 1,35 % meski membukukan laba di atas ekspektasi pasar pada laporan keuangannya.


Tantangan dan Prospek ke Depan

Meskipun performa Kospi sangat impresif, sejumlah tantangan masih membayangi pasar saham Korea:

  • Ketidakpastian Negosiasi Perdagangan: Detail teknis dari kesepakatan tarif AS–Korea masih dalam pembahasan. Jika salah satu pihak menetapkan syarat yang berat, sentimen pasar bisa berbalik negatif.

  • Konsentrasi di Sektor Teknologi: Reli Kospi saat ini masih sangat bergantung pada performa beberapa emiten besar seperti Samsung, LG, dan SK Hynix. Koreksi di sektor ini dapat langsung menekan indeks.

  • Kondisi Global: Kebijakan moneter ketat dari bank sentral utama dunia, terutama The Federal Reserve, serta perlambatan ekonomi global, dapat menjadi faktor penghambat bagi pasar Asia.

  • Kebijakan Domestik: Pemerintah Korea perlu memastikan bahwa reformasi pajak, regulasi chaebol, dan dukungan untuk sektor teknologi terus berjalan konsisten agar kepercayaan investor tetap terjaga.