Pihak Sarwendah Jelaskan soal Isu Nafkah Anak Rp 200 Juta dari Ruben Onsu

Pihak Sarwendah Jelaskan soal Isu Nafkah Anak Rp 200 Juta dari Ruben Onsu

Klarifikasi Sarwendah di Tengah Polemik Nafkah Anak Rp 200 Juta: Bukan Tuntutan, Melainkan Kesepakatan Bersama

Polemik mengenai besarnya nafkah anak yang disebut mencapai lebih dari Rp 200 juta per bulan dari Ruben Onsu kepada mantan istrinya, Sarwendah, akhirnya mendapat penjelasan langsung dari pihak Sarwendah. Melalui kuasa hukumnya, Chris Sam Siwu, Sarwendah menegaskan bahwa angka tersebut bukanlah tuntutan atau permintaan sepihak, melainkan hasil kesepakatan bersama yang dibuat saat proses perceraian.

Bukan Tuntutan, Tapi Komitmen Sukarela

Chris menjelaskan bahwa kesepakatan itu muncul dari inisiatif Ruben sendiri untuk menanggung seluruh biaya kebutuhan anak-anak. Dalam pembicaraan awal, Sarwendah bahkan sempat menawarkan skema pembagian biaya, namun Ruben memilih menanggung semuanya sebagai bentuk tanggung jawab ayah.

“Awalnya Sarwendah sudah tanya, dia bilang ‘Ini mau kita bagi dua?’ Lalu RSO (Ruben Onsu) bilang, ‘Tidak usah, saya yang tanggung semua’,” ungkap Chris.

Ia menambahkan, inti dari kesepakatan tersebut bukan terletak pada besarnya nominal, melainkan komitmen dan tanggung jawab Ruben untuk memastikan bahwa kualitas hidup dan pendidikan anak-anak tetap berjalan baik setelah perceraian.

Sistem Reimburse Jadi Mekanisme Pembayaran

Chris juga menjelaskan bahwa sistem pembayaran yang disepakati bukan transfer bulanan langsung, tetapi model reimburse. Mekanismenya, Sarwendah mengeluarkan terlebih dahulu biaya kebutuhan anak dan rumah tangga, kemudian mengajukan rincian pengeluaran kepada Ruben untuk diganti.

Model ini umum digunakan dalam penyelesaian perceraian kalangan selebritas, karena dianggap fleksibel dan lebih transparan dalam memantau kebutuhan anak.

Rincian Pengeluaran Besar: Dari Listrik Hingga Pendidikan dan Terapi Anak

Dari klarifikasi berbagai sumber, pengeluaran tersebut mencakup berbagai kebutuhan anak, seperti:

  • Biaya sekolah dan pendidikan internasional

  • Les musik, les bahasa, terapi tumbuh kembang, dan kegiatan ekskul

  • Biaya kesehatan dan nutrisi anak, termasuk vitamin khusus dan sarang burung

  • Gaji asisten pribadi, pengasuh, dan supir

  • Biaya bensin, tol, dan transportasi

  • Biaya listrik rumah, perawatan rumah, dan kebutuhan operasional harian

Beberapa pos pengeluaran disebut mencapai angka sangat tinggi karena menyangkut pendidikan internasional, kebutuhan kesehatan khusus, hingga biaya perjalanan anak ke luar negeri.

Respons Sarwendah Soal Komunikasi dan Akses Anak

Sarwendah juga menegaskan bahwa ia tidak pernah membatasi pertemuan Ruben dengan anak-anak. Komunikasi antara keduanya masih berjalan baik, terutama terkait jadwal bertemu dan kebutuhan anak.

Menurutnya, selama ada koordinasi dan komunikasi yang jelas, Ruben selalu bisa melihat anak-anak, karena mereka juga memiliki aktivitas dan jadwal belajar yang padat.

Isu Debt Collector dan Persepsi Publik

Polemik sempat melebar ketika muncul kabar bahwa debt collector mendatangi rumah Sarwendah untuk menagih cicilan mobil Ruben. Beberapa pihak menilai rumor ini bisa memberi dampak negatif terhadap nama baik Ruben. Namun, kuasa hukum Ruben menegaskan bahwa keterlambatan pembayaran bukan karena ketidakmampuan, tetapi kemungkinan karena prioritas keuangan Ruben dialihkan ke kebutuhan anak-anaknya terlebih dahulu, sesuai kesepakatan.

Isu ini juga memicu diskusi publik mengenai gaya hidup selebritas, pengelolaan keuangan keluarga publik figur, dan bagaimana perceraian tidak selalu berarti berhenti bertanggung jawab.

Perspektif Hukum

Dalam hukum Indonesia, terutama Undang-Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam, ayah tetap berkewajiban menanggung biaya pemeliharaan, pendidikan, dan kebutuhan anak-anak setelah perceraian. Besarannya disesuaikan dengan kondisi ekonomi orang tua dan kebutuhan anak.

Kasus Ruben dan Sarwendah menjadi contoh nyata bagaimana mantan pasangan bisa menyelesaikan urusan finansial secara damai dan melalui kesepakatan, tanpa menunggu putusan pengadilan.

Dampak Sosial dan Opini Publik

Publik memberikan respons beragam. Sebagian memuji sikap Ruben yang tetap bertanggung jawab penuh terhadap anak, namun sebagian juga mempertanyakan transparansi pengeluaran dan apakah angka Rp 200 juta terlalu besar untuk nafkah anak.

Banyak pengamat menilai, di kalangan selebritas, angka tersebut mungkin wajar, mengingat gaya hidup publik figur, kebutuhan pendidikan internasional, keamanan, asuransi, hingga standar kesehatan yang tinggi.


Kesimpulan

Klarifikasi dari pihak Sarwendah menegaskan bahwa nominal besar nafkah anak bukanlah tuntutan sepihak, tetapi merupakan komitmen Ruben sebagai ayah yang ingin memastikan anak-anaknya tetap memiliki kehidupan terbaik meski orang tua mereka berpisah.

Kasus ini mengingatkan bahwa polemik nafkah bukan hanya soal angka, tetapi soal tanggung jawab, kolaborasi, dan komunikasi orang tua demi masa depan anak.