Rupiah Perkasa Lagi, Kurs Dolar AS Dipatok Segini Hari Ini 27 Mei 2025

Rupiah Menguat Tipis terhadap Dolar AS, Didukung Melemahnya Greenback dan Ketegangan Tarif AS-UE
Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Selasa pagi, 27 Mei 2025. Berdasarkan data pasar spot, rupiah terapresiasi sebesar 3 poin atau sekitar 0,02 persen ke level Rp16.246 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.249 per dolar AS.
Penguatan ini terjadi di tengah tren pelemahan dolar AS di pasar global, menyusul meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan perdagangan, terutama terkait rencana tarif baru dari Amerika Serikat terhadap Uni Eropa (UE).
Rupiah Diperkirakan Bergerak Sideways
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan bahwa pergerakan rupiah pada pekan ini kemungkinan masih cenderung mendatar atau sideways dalam kisaran Rp16.200 hingga Rp16.300 per dolar AS.
“Rupiah dibuka menguat sejalan dengan tren pelemahan dolar AS setelah ketidakpastian terkait tarif meningkat,” ujarnya, dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa sentimen eksternal masih mendominasi pasar valuta asing, terutama terkait arah kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump menjelang Pilpres 2024 yang tertunda ke November 2025, serta kebijakan suku bunga The Fed.
Ketegangan Tarif AS-UE Picu Aksi Jual Dolar
Mengutip laporan Anadolu Agency, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa negosiasi tarif dengan Uni Eropa “tidak membuahkan hasil” per 23 Mei 2025. Akibatnya, Trump mengusulkan pemberlakuan tarif sebesar 50 persen terhadap produk-produk UE, mulai 1 Juni 2025.
Namun, setelah melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, Trump akhirnya menunda pemberlakuan tarif tersebut hingga 9 Juli 2025. Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump mengklaim bahwa von der Leyen secara pribadi meminta perpanjangan waktu negosiasi, dan bahwa "pembicaraan akan segera dimulai."
Menanggapi hal tersebut, Ursula menyebut bahwa penundaan tarif merupakan “sebuah hak istimewa” dan menegaskan bahwa UE terbuka untuk dialog, namun siap mengambil langkah balasan jika diperlukan.
Ketegangan perdagangan ini menjadi salah satu faktor utama yang menekan dolar AS, karena pelaku pasar mengantisipasi potensi perlambatan ekonomi global dan meningkatnya volatilitas pasar saham.
Faktor Tambahan yang Mempengaruhi Rupiah
Selain faktor eksternal, beberapa isu domestik turut memengaruhi pergerakan rupiah:
Cadangan devisa Indonesia per April 2025 tercatat sebesar USD 140,3 miliar, naik dari USD 139,4 miliar pada bulan sebelumnya, memberikan bantalan yang lebih kuat terhadap volatilitas pasar.
Inflasi Indonesia masih terkendali di kisaran 3,1 persen secara tahunan, mendukung stabilitas nilai tukar dan menjaga daya beli masyarakat.
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur berikutnya untuk menjaga kestabilan makroekonomi dan nilai tukar.
Outlook Pasar: Fokus ke The Fed dan Data Tenaga Kerja AS
Para investor global kini mengalihkan fokus mereka ke rilis data tenaga kerja AS minggu ini, yang akan menjadi petunjuk penting bagi arah kebijakan suku bunga The Fed. Jika data menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja, maka kemungkinan penurunan suku bunga pada kuartal ketiga 2025 bisa meningkat, yang akan menekan dolar AS lebih lanjut dan berpotensi mendorong penguatan rupiah.
Kesimpulan
Rupiah menunjukkan penguatan terbatas di tengah dinamika global yang kompleks. Meskipun tekanan eksternal tetap tinggi, stabilitas fundamental ekonomi Indonesia dan respons kebijakan yang hati-hati dari Bank Indonesia memberikan penyangga yang cukup terhadap fluktuasi global. Para pelaku pasar kini mencermati perkembangan lebih lanjut terkait tarif AS-UE, arah kebijakan The Fed, dan data ekonomi global lainnya yang dapat menjadi katalis berikutnya bagi pasar mata uang.
0 Comments