Investor Asing Beli Saham Rp 282,27 Miliar, IHSG Tetap Menguat

Investor Asing Beli Saham Rp 282,27 Miliar, IHSG Tetap Menguat

IHSG Menguat pada Penutupan Perdagangan Jumat, 12 Desember 2025: Aliran Dana Asing Meningkat, Sektor Basic Meroket

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup menguat pada perdagangan Jumat, 12 Desember 2025. Pergerakan positif ini terjadi di tengah meningkatnya aksi beli saham oleh investor asing dan menguatnya sebagian besar sektor, terutama sektor basic industry yang memimpin kenaikan.

IHSG ditutup naik 0,46% ke level 8.660,49, sementara indeks LQ45 juga menguat tipis 0,15% ke posisi 848,35. Mayoritas indeks sektoral berada di zona hijau, menandai optimisme pasar setelah tekanan global sempat menahan laju IHSG pada pekan sebelumnya.


Sentimen Global: Dampak Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Pengamat pasar modal Indonesia, Reydi Octa, menjelaskan bahwa salah satu pendorong utama penguatan IHSG adalah meredanya tekanan global setelah The Federal Reserve kembali memangkas suku bunga acuan. Keputusan ini membuat investor lebih agresif masuk ke aset berisiko, termasuk saham di pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Reydi menuturkan bahwa bursa sempat terkoreksi sebelumnya karena pasar sudah mengantisipasi pemangkasan suku bunga tersebut. Namun pada Jumat ini, IHSG kembali terapresiasi seiring kembalinya aliran beli dari investor asing.


Investor Menanti Keputusan BI dan Fenomena Window Dressing

Pelaku pasar kini menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) pada pekan depan terkait arah suku bunga domestik. Prospek stabilitas inflasi dan nilai tukar rupiah akan menjadi pertimbangan BI untuk menentukan apakah ruang pelonggaran kebijakan moneter dapat dilakukan.

Selain itu, pasar memasuki fase menjelang window dressing akhir tahun, yaitu periode ketika manajer investasi melakukan penataan portofolio untuk memperbaiki kinerja laporan akhir tahun. Fenomena ini biasanya mendorong permintaan terhadap saham-saham berfundamental kuat menjelang pergantian tahun.


Tekanan & Harapan dari Dana Asing

Investor asing mencatat net buy lebih dari Rp 280 miliar pada perdagangan Jumat. Masuknya modal asing ini menjadi motor penggerak penguatan IHSG, terutama di sektor-sektor defensif dan komoditas.

Namun para analis menegaskan bahwa konsistensi inflow asing masih menjadi faktor krusial. Jika aliran dana asing mampu bertahan hingga akhir tahun, IHSG dinilai berpeluang menembus level psikologis baru di atas 8.700.


Statistik Perdagangan: Aktivitas Tinggi, Rupiah Stabil

Pada perdagangan Jumat:

  • IHSG bergerak di level 8.585,40 – 8.680,04

  • 377 saham melemah

  • 275 saham menguat

  • 148 saham stagnan

  • Frekuensi transaksi mencapai 2,98 juta kali

  • Volume transaksi menyentuh 52,2 miliar saham

  • Nilai transaksi harian mencapai Rp 30 triliun

  • Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp 16.633

Data ini menunjukkan bahwa minat transaksi masih tinggi meski pasar sempat bergerak fluktuatif pada awal pekan.


Kinerja Sektor: Basic Industry Melonjak Tajam

Dari 11 sektor utama, sektor basic industry menjadi bintang utama dengan kenaikan 5,52%, didorong kenaikan harga komoditas global seperti nikel, batu bara teknologi (metallurgical coal), dan pulp.

Sektor lain yang turut menguat:

  • Energi naik 1,23%

  • Consumer non-cyclical naik 0,40%

  • Kesehatan naik 0,55%

  • Properti naik 1,02%

Sementara sektor-sektor yang melemah:

  • Teknologi turun 2,2%

  • Consumer cyclical turun 1,23%

  • Industri turun 0,56%

  • Keuangan turun 0,40%

  • Infrastruktur turun 0,86%

  • Transportasi turun 0,12%

Penurunan sektor teknologi mencerminkan rotasi investor ke aset-aset yang dianggap lebih defensif menjelang akhir tahun.


Pergerakan Saham: BRIS Melemah, INKP Menguat Signifikan

Beberapa saham utama mencatat pergerakan menarik:

1. BRIS (BRI Syariah)

  • Turun 2,26% ke Rp 2.160

  • Volume perdagangan: 256.389 saham

  • Sentimen pelemahan berasal dari aksi ambil untung setelah kenaikan beruntun pada awal pekan.

2. BUMI (Bumi Resources)

  • Menguat 2,22% ke Rp 368

  • Volume perdagangan sangat besar: 102 juta saham

  • Dorongan berasal dari kenaikan harga batu bara serta ekspektasi peningkatan permintaan industri.

3. CBDK (Ciputra Development Karya)

  • Naik 2,65% ke Rp 8.700

  • Saham properti masih diminati, terutama dengan optimisme sektor real estate menjelang 2026.

4. INKP (Indah Kiat Pulp & Paper)

  • Melonjak 4,13% ke Rp 8.200

  • Kenaikan didukung penguatan harga jual pulp global yang kembali naik setelah penurunan pada kuartal III 2025.


Outlook: IHSG Berpotensi Melanjutkan Tren Positif

Memasuki akhir tahun, analis memperkirakan IHSG masih memiliki ruang penguatan jika:

  1. Dana asing terus masuk secara konsisten

  2. BI mempertahankan kebijakan yang mendukung stabilitas

  3. Window dressing berjalan positif

  4. Kinerja emiten kuartal IV 2025 menunjukkan perbaikan

Sepanjang 2025, IHSG berhasil mencatat beberapa rekor tertinggi baru, menandakan kuatnya fundamental pasar modal Indonesia di tengah ketidakpastian global.