Western Union Luncurkan Stablecoin USDPT di Jaringan Solana Bersama Anchorage Digital Bank

Western Union resmi meluncurkan USDPT, sebuah stablecoin baru yang dibangun di atas blockchain Solana dan diterbitkan oleh Anchorage Digital Bank, lembaga kustodian kripto yang diatur secara federal di Amerika Serikat.

Dalam pengumuman resminya, Western Union menjelaskan bahwa pengguna akan dapat mengirim, menerima, menyimpan, dan menukarkan USDPT melalui bursa kripto mitra serta melalui platform baru mereka bernama Digital Asset Network.

CEO Western Union, Devin McGranahan, mengatakan bahwa peluncuran USDPT bertujuan untuk membuat aset digital lebih mudah digunakan oleh pengguna remitansi sehari-hari. Ia juga menegaskan bahwa stablecoin ini akan memanfaatkan sistem kepatuhan global dan infrastruktur pembayaran Western Union yang sudah beroperasi di seluruh dunia.

Mengapa Memilih Solana

Western Union memilih Solana karena jaringannya dikenal memiliki biaya transaksi sangat rendah dan kecepatan tinggi.
Transaksi di Solana dapat diselesaikan hanya dalam beberapa detik dan mendukung transfer bernilai sangat kecil (microtransactions) — hal ini penting bagi pasar remitansi global, di mana biaya tinggi dan proses yang lambat masih menjadi masalah utama.

Dengan memanfaatkan kemampuan Solana, Western Union berharap dapat menghadirkan pengiriman lintas negara yang cepat dan efisien, terutama bagi pengguna yang membutuhkan biaya rendah untuk transfer kecil.

Akses Tunai dari Stablecoin

Melalui jaringan Digital Asset Network, pengguna nantinya bisa menukar USDPT atau token lain yang didukung menjadi mata uang lokal.
Lebih dari 600.000 agen Western Union di lebih dari 200 negara dan wilayah akan bergabung dalam jaringan ini.

Artinya, pelanggan dapat mengirim stablecoin dari dompet kripto (wallet) dan menarik uang tunai langsung di lokasi agen Western Union, tanpa harus memiliki rekening bank.

600.000 Titik Penarikan Tunai

Langkah ini memperluas tren integrasi antara dunia kripto dan uang tunai.
Perusahaan pembayaran lain juga telah mengambil langkah serupa:

• MoneyGram meluncurkan aplikasi berbasis USDC di jaringan Stellar di Kolombia pada tahun 2025, yang memungkinkan pengguna menerima pembayaran stablecoin dan menukarnya menjadi uang tunai.
• PayPal merilis stablecoin PYUSD pada tahun 2023 dan memperluas layanan off-ramp di Amerika Serikat dan Eropa.

Analis menilai model Western Union dapat menjadi jembatan utama untuk adopsi massal stablecoin, terutama di negara berkembang di mana penggunaan uang tunai masih dominan.
Dengan jaringan fisik yang luas hingga ke wilayah pedesaan dan kota kecil, Western Union memiliki keunggulan dibandingkan perusahaan kripto murni yang beroperasi hanya secara digital.

Model Bisnis dan Risiko

Western Union akan memperoleh pendapatan dari biaya penerbitan token, spread pertukaran, biaya transaksi, dan komisi agen.
Berbeda dengan perusahaan seperti Visa dan Stripe yang hanya menyediakan infrastruktur pembayaran, Western Union secara langsung menerbitkan stablecoin dan mendapat keuntungan dari cadangan asetnya.

Uji coba (pilot project) diperkirakan akan dimulai pada paruh pertama tahun 2026.
Namun, strategi ini tetap memiliki tantangan besar — pengguna harus belajar menggunakan wallet digital, memahami cara kerja stablecoin, serta mempercayai produk baru ini.
Selain itu, Western Union juga harus mematuhi berbagai aturan regulasi berbeda di setiap wilayah, termasuk kerangka MiCA di Eropa dan kebijakan ketat di beberapa negara Asia.

Dampak di Pasar

Saham Western Union naik 6,5% pada hari pengumuman, menandakan optimisme investor terhadap potensi pendapatan baru dari aset digital.
Namun secara keseluruhan, saham perusahaan masih turun sekitar 10,4% sejak awal tahun, mencerminkan tantangan jangka panjang dalam mendorong pertumbuhan bisnis.

Sementara itu, harga Solana (SOL) tercatat di sekitar US$194, turun 1,9% dalam 24 jam terakhir — sejalan dengan volatilitas pasar kripto global, termasuk pergerakan Bitcoin dan Ethereum.