"Uang Akan Mengalir Deras" — CEO Prediksi Bitcoin Bisa Tembus $180.000
VanEck: Bitcoin Bisa Tembus $180.000 Jika Faktor-Faktor Utama Sejalan
Menurut laporan VanEck ChainCheck pertengahan Oktober 2025, harga Bitcoin (BTC) berpotensi naik jauh lebih tinggi — bahkan bisa mencapai $180.000 sebelum bull market saat ini berakhir.
VanEck mengaitkan pertumbuhan jangka panjang Bitcoin dengan ekspansi jumlah uang beredar global (M2) dan arus dana di pasar futures. Jika kedua faktor ini bergerak ke arah yang sama, harga Bitcoin bisa melonjak signifikan.
Keterkaitan Antara Bitcoin dan Jumlah Uang Global
Sejak tahun 2014, harga Bitcoin menunjukkan korelasi sekitar 0,5 dengan pertumbuhan M2 global. Dalam periode tersebut, likuiditas dari lima mata uang utama dunia meningkat dari sekitar $50 triliun menjadi hampir $100 triliun.
Selama waktu yang sama, harga Bitcoin naik sekitar 700 kali lipat. VanEck memperkirakan bahwa saat ini kapitalisasi pasar Bitcoin mewakili sekitar 2% dari total jumlah uang global, dan menyebut bahwa memiliki porsi di bawah angka itu sama saja dengan “bertaruh melawan aset ini.”
Meskipun bukan alat prediksi sempurna, data ini menunjukkan hubungan nyata antara pencetakan uang (money printing) dan permintaan terhadap aset seperti Bitcoin, yang memiliki suplai terbatas.
Arus Dana di Pasar Futures dan Volatilitas Harga
Laporan VanEck juga menyoroti bahwa pasar futures menjadi salah satu pendorong utama pergerakan harga jangka pendek Bitcoin. Sekitar 73% variasi harga BTC sejak Oktober 2020 dapat dijelaskan oleh perubahan open interest di kontrak futures, dengan nilai t-statistic sebesar 71 yang memperkuat hubungan tersebut.
Total jaminan tunai (cash collateral) yang menopang kontrak-kontrak tersebut kini mendekati $145 miliar. Open interest sempat mencapai $52 miliar pada 6 Oktober, lalu turun ke $39 miliar pada 10 Oktober, setelah harga Bitcoin jatuh 20% hanya dalam 8 jam.
Posisi leverage tinggi (borrowed positions) juga beberapa kali mencapai persentil ke-95, namun secara historis, posisi seperti itu jarang bertahan lebih dari 75 hari — hal ini menjelaskan mengapa harga Bitcoin bisa bergerak cepat dan tajam.
Rotasi Antara Aset Aman dan Aset Berisiko
Analis juga menilai bahwa koreksi pasar emas sebesar $2,5 triliun baru-baru ini bukan tanda hilangnya kepercayaan investor, melainkan fase pendinginan sementara. Investor cenderung berpindah antara aset aman (seperti emas) dan aset berisiko (seperti Bitcoin) tergantung pada kondisi ekonomi global.
Jika data inflasi AS (CPI) melemah atau ketegangan perdagangan global mereda, aliran modal bisa kembali mengalir ke Bitcoin. Dalam skenario tersebut, VanEck memproyeksikan harga BTC dapat mencapai $130.000–$132.000 pada kuartal pertama 2026, dengan target jangka pendek di $129.200 dan $141.000.
Kenaikan harga di atas $125.000 akan menjadi sinyal kuat bahwa tekanan beli (buying momentum) mulai kembali ke pasar.
Level Harga Kunci dan Area Risiko
Saat ini, harga Bitcoin bergerak di kisaran $108.000 hingga $125.000. VanEck mengidentifikasi area sekitar $108.600 sebagai “Whale Buy Zone”, yaitu zona di mana investor besar (whales) biasanya mulai melakukan akumulasi.
Selama harga bertahan di atas $108.000, tren pasar masih condong ke arah bullish, dengan peluang kenaikan lebih besar dibandingkan risiko penurunan.
0 Comments