Asing Beli Saham Rp460 Miliar, IHSG Naik 0,60%

Asing Beli Saham Rp460 Miliar, IHSG Naik 0,60%

IHSG Ditutup Menguat ke 7.047, Asing Borong Saham Rp460 Miliar, Infrastruktur dan Keuangan Jadi Penopang

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan tren positif dan ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat, 11 Juli 2025. Kinerja pasar saham domestik yang solid ini terutama didorong oleh aksi beli investor asing dan penguatan mayoritas sektor saham utama, khususnya infrastruktur dan keuangan.

Berdasarkan data RTI Business, IHSG ditutup naik 0,60% ke level 7.047,43. Indeks LQ45, yang berisi 45 saham unggulan dengan likuiditas tinggi, ikut naik 0,89% ke level 786,09. Seluruh indeks acuan utama mencatatkan penguatan serempak, menandakan sentimen pasar yang cukup positif di tengah dinamika ekonomi global.

Pergerakan Pasar dan Transaksi Harian

Sepanjang sesi perdagangan Jumat, IHSG bergerak di rentang 7.026,48 hingga level tertingginya di 7.055,79. Sebanyak 327 saham tercatat menguat, 244 saham melemah, dan 230 saham stagnan.

Aktivitas transaksi tergolong aktif dengan total frekuensi perdagangan mencapai 1.468.023 kali, melibatkan volume saham sebanyak 24,7 miliar lembar dan nilai transaksi harian mencapai Rp 13 triliun. Nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tercatat stabil di kisaran Rp 16.206 per dolar.

Aksi Beli Asing Masih Berlanjut

Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 460,11 miliar pada perdagangan hari ini, menandakan minat yang tinggi terhadap saham-saham Indonesia menjelang akhir pekan. Namun, secara kumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 57,86 triliun.

Meskipun posisi asing masih mencatat penjualan bersih secara tahunan, aksi beli selektif belakangan ini menunjukkan adanya potensi rotasi sektor dan pemulihan sentimen terhadap emerging market, termasuk Indonesia.

Sektor Infrastruktur dan Keuangan Pimpin Kenaikan

Penguatan IHSG kali ini terutama ditopang oleh penguatan sektor infrastruktur, yang mencatat lonjakan 2,2%. Sektor ini didorong oleh ekspektasi kelanjutan proyek-proyek strategis nasional serta potensi penambahan anggaran infrastruktur dalam RAPBN 2026 yang mulai dibahas pemerintah.

Sektor keuangan juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 1,14%. Hal ini selaras dengan kinerja positif sejumlah bank besar yang mulai merilis laporan keuangan semester I 2025 dengan pertumbuhan laba bersih dua digit.

Sektor transportasi dan logistik ikut menopang IHSG dengan kenaikan 0,99%, didorong oleh pemulihan aktivitas ekspor-impor serta tingginya permintaan logistik dari sektor e-commerce.

Adapun sektor-sektor lain yang turut menguat meliputi:

  • Energi: naik 0,42%, mengikuti kenaikan harga minyak global.

  • Basic materials: naik 0,70%, ditopang oleh saham-saham tambang nikel dan emas.

  • Industri: melesat 0,93%, mencerminkan rebound pada permintaan manufaktur.

  • Kesehatan: naik 0,81% seiring tren investasi pada rumah sakit dan farmasi.

  • Properti: naik 0,27%, dengan prospek positif dari penurunan suku bunga acuan.

  • Consumer non-cyclical: naik 0,52% karena kestabilan konsumsi rumah tangga.

Sektor Teknologi dan Konsumer Siklikal Melemah

Di sisi lain, dua sektor mencatat pelemahan. Sektor consumer cyclical melemah 0,24% akibat tekanan terhadap saham-saham ritel yang tertekan oleh inflasi pangan. Sementara itu, sektor teknologi turun 0,20% di tengah koreksi saham digital dan startup teknologi, menyusul tren global yang hati-hati terhadap valuasi teknologi yang tinggi.

Prospek IHSG dan Sentimen Global

Penguatan IHSG di tengah tekanan global menunjukkan ketahanan pasar saham Indonesia. Namun, pelaku pasar tetap mencermati beberapa risiko eksternal seperti:

  • Ketidakpastian arah kebijakan suku bunga The Fed.

  • Perkembangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur.

  • Fluktuasi harga komoditas dunia.

Dari dalam negeri, investor juga menantikan rilis data ekonomi utama seperti angka pertumbuhan ekonomi kuartal II dan inflasi Juli, yang diperkirakan akan memengaruhi arah IHSG dalam beberapa pekan ke depan.

Menurut analis dari Samuel Sekuritas, selama IHSG mampu bertahan di atas level psikologis 7.000 dan aliran dana asing terus mengalir masuk, potensi untuk menembus resistance di 7.100-7.150 masih terbuka pada pekan depan.