Bersiaplah—Harga Kripto Bisa Melonjak Setelah Kebijakan Stimulus Trump Dorong Bitcoin Naik

Bersiaplah—Harga Kripto Bisa Melonjak Setelah Kebijakan Stimulus Trump Dorong Bitcoin Naik

Bitcoin Naik Lagi Setelah Trump Janjikan “Dividen Tarif” USD 2.000 untuk Warga AS

Harga Bitcoin kembali menguat setelah sempat anjlok 20% dari rekor tertingginya hingga turun di bawah USD 100.000. Kini, harga Bitcoin naik lagi ke sekitar USD 105.000, didorong oleh kabar bahwa raksasa Wall Street JPMorgan tengah mengambil posisi besar di aset kripto tersebut.

Kenaikan ini juga terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan rencana memberikan “dividen tarif” senilai USD 2.000 per orang. Kebijakan ini disebut mirip dengan stimulus check yang dikirimkan pada masa pandemi Covid-19 — yang kala itu ikut memicu lonjakan besar harga Bitcoin dan pasar kripto.

“Setiap orang akan menerima dividen minimal USD 2.000 (tidak termasuk kelompok berpenghasilan tinggi),” tulis Trump di akun Truth Social miliknya. Ia menambahkan bahwa Amerika Serikat kini memperoleh “triliunan dolar” dari tarif dagang dan akan segera mulai membayar utang nasional yang mencapai sekitar USD 37 triliun.

Pengumuman ini langsung memicu spekulasi bahwa pasar kripto bisa kembali mengalami reli besar, seperti yang terjadi pada bull run 2021, ketika harga Bitcoin melonjak dari USD 3.800 menjadi USD 69.000.

Akun analis pasar The Kobeissi Letter menulis di X (sebelumnya Twitter):

“Crypto naik setelah Trump umumkan dividen tarif USD 2.000. Pemangkasan suku bunga, rekor tertinggi baru, AI, dan stimulus—bersiaplah.”

Tokoh kripto lain juga ikut merespons. Pete Rizzo, mantan editor CoinDesk dan “sejarawan Bitcoin,” menulis:

“Like kalau kamu akan membeli Bitcoin dengan uang stimulus tarif USD 2.000 dari Trump. Bitcoin gratis—segera datang.”

Trump pertama kali menyinggung ide ini pada Oktober lalu, dengan menyebut rencana pemberian cek senilai USD 1.000 hingga USD 2.000 yang dananya berasal dari pendapatan tarif dagang. Menurut data Departemen Keuangan AS, tarif tersebut menghasilkan sekitar USD 150 miliar pada tahun fiskal terakhir, dan Trump memperkirakan bisa mendatangkan lebih dari USD 1 triliun per tahun ke depan.

Namun di sisi lain, utang nasional AS terus membengkak dan kini mendekati USD 38 triliun, menimbulkan kekhawatiran akan potensi krisis dolar AS di masa depan.