Harga Emas Antam 20 September 2025 Tembus Rekor Tertinggi Lagi

Harga Emas Antam Melonjak Rp 32.000, Pasar Global Optimistis Menuju Rekor Baru
Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali meroket pada perdagangan hari ini, Sabtu (20/9/2025). Setelah sempat anjlok dalam dua hari terakhir, harga emas Antam naik signifikan sebesar Rp 32.000 per gram.
Kini harga emas Antam dibanderol Rp 2.122.000 per gram, naik dari posisi perdagangan Jumat kemarin di level Rp 2.090.000 per gram. Sejalan dengan itu, harga pembelian kembali (buyback) juga ikut meningkat Rp 32.000 menjadi Rp 1.969.000 per gram. Harga buyback ini adalah acuan ketika konsumen ingin menjual emasnya kembali ke Antam.
Rekor Tertinggi Kembali Didekati
Kenaikan ini semakin mempertegas tren bullish emas Antam dalam beberapa pekan terakhir. Pada perdagangan sebelumnya, harga emas Antam bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi di Rp 2.115.000 per gram. Rekor itu melampaui catatan 11 September 2025 ketika harga emas berada di Rp 2.095.000 per gram.
Begitu pula dengan harga buyback yang sebelumnya mencapai titik tertinggi di Rp 1.942.000 per gram. Dengan harga buyback terbaru Rp 1.969.000, level rekor baru diperkirakan segera tercipta.
Pajak Buyback Emas
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017, transaksi buyback emas batangan di atas Rp 10 juta dikenakan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22.
-
1,5% bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
-
3% bagi non-NPWP
Pajak ini dipotong langsung dari total nilai penjualan, sehingga investor perlu memperhitungkan faktor tersebut ketika melepas emas dalam jumlah besar.
Daftar Lengkap Harga Emas Antam (20 September 2025)
-
0,5 gram: Rp 1.111.000
-
1 gram: Rp 2.122.000
-
2 gram: Rp 4.184.000
-
3 gram: Rp 6.251.000
-
5 gram: Rp 10.385.000
-
10 gram: Rp 20.715.000
-
25 gram: Rp 51.662.000
-
50 gram: Rp 103.245.000
-
100 gram: Rp 206.412.000
-
250 gram: Rp 515.765.000
-
500 gram: Rp 1.031.320.000
-
1.000 gram: Rp 2.062.600.000
Faktor Global Pendorong Harga Emas
Lonjakan harga emas Antam tidak bisa dilepaskan dari tren global. Mengutip CNBC, harga emas dunia di pasar spot naik 1,1% menjadi USD 3.683,24 per ons, sementara emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 1,1% ke USD 3.718,50. Sepanjang pekan ini, harga emas telah menguat lima minggu berturut-turut, mencerminkan kepercayaan investor terhadap aset safe haven tersebut.
Sentimen positif muncul setelah bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Rabu lalu. Meski demikian, The Fed tetap berhati-hati dengan memberi sinyal bahwa inflasi masih tinggi, sehingga langkah pelonggaran moneter selanjutnya belum tentu cepat dilakukan.
Menariknya, usai pengumuman The Fed, harga emas sempat menembus rekor tertinggi USD 3.707,40 per ons sebelum terkoreksi tipis akibat aksi ambil untung.
Prospek ke Depan: Emas Bisa Sentuh USD 4.000?
Menurut Ahli Strategi Pasar RJO Futures, Bob Haberkorn, tren bullish emas masih sangat kuat. Ia menilai harga emas kemungkinan akan terus naik hingga menembus level USD 4.000 per ons sebelum akhir 2025. Prediksi ini sejalan dengan pandangan sejumlah analis yang melihat emas sebagai aset lindung nilai utama di tengah ketidakpastian geopolitik dan perlambatan ekonomi global.
Faktor Domestik: Permintaan Emas di Indonesia Meningkat
Selain faktor eksternal, kenaikan harga emas di Indonesia juga dipengaruhi meningkatnya permintaan domestik. Sejumlah toko emas melaporkan lonjakan transaksi sejak awal September 2025, terutama menjelang musim pernikahan dan kebutuhan investasi jangka panjang masyarakat.
Data dari World Gold Council (WGC) juga menunjukkan bahwa permintaan emas di Asia, termasuk Indonesia, terus tumbuh akibat melemahnya nilai tukar mata uang terhadap dolar AS. Rupiah yang tertekan di kisaran Rp 15.800–15.900 per dolar turut mendorong harga emas dalam negeri.
Apa Artinya untuk Investor?
Lonjakan harga emas ini menjadi sinyal positif bagi investor yang telah menabung emas sejak awal tahun. Namun, bagi calon pembeli baru, kenaikan harga bisa menjadi dilema: apakah masih ada ruang untuk naik lebih tinggi atau justru akan terkoreksi?
Dengan tren global yang masih bullish dan prospek The Fed yang tetap longgar, analis menilai emas masih berpotensi menjadi instrumen lindung nilai yang menarik. Investor disarankan untuk tetap memperhatikan faktor risiko, termasuk fluktuasi rupiah, kebijakan moneter, serta dinamika geopolitik dunia.
0 Comments