Harga Perak Antam Hari Ini (1 Desember 2025) Naik Rp300, Tembus Level Baru

Harga Perak Antam Hari Ini (1 Desember 2025) Naik Rp300, Tembus Level Baru

Harga Perak Antam Melesat di 2025, Rekor Baru dan Prospek Cerah untuk Investasi

Perak, sebagai salah satu logam mulia dengan fungsi ganda — baik sebagai aset investasi maupun kebutuhan industri — terus menarik perhatian investor global. Di Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menjadi produsen utama perak batangan yang menawarkan produk berkualitas tinggi untuk kebutuhan investasi, koleksi, hingga industri.

Seiring dengan lonjakan harga emas, harga perak Antam juga menunjukkan penguatan signifikan. Pada perdagangan Senin, 1 Desember 2025, harga perak Antam naik Rp 300 menjadi Rp 35.525 per gram, dari sebelumnya Rp 35.225 per gram. Kenaikan ini mencerminkan kuatnya minat terhadap logam mulia di tengah ketidakpastian ekonomi global dan penguatan sentimen safe haven.


Spesifikasi dan Produk Perak Antam

Antam menawarkan beragam produk perak, mulai dari batangan hingga perak butiran yang umum digunakan untuk kebutuhan industri dan manufaktur.

1. Perak Batangan 250 gram

  • Berat: 250 gram

  • Kemurnian: 99.95%

  • Tebal: 7.3 mm

  • Dimensi: 38 x 86 mm

  • Bentuk: Minting premium dengan finishing halus

  • Harga: Rp 9.406.250
    Digemari oleh investor individual yang ingin diversifikasi aset selain emas dengan nilai terjangkau.

2. Perak Batangan 500 gram

  • Berat: 500 gram

  • Kemurnian: 99.95%

  • Tebal: 8.5 mm

  • Dimensi: 38 x 86 mm

  • Bentuk: Klasik dengan tampilan elegan

  • Harga: Rp 17.887.500
    Cocok untuk investor jangka panjang dan kolektor.

3. Perak Granules (Butiran Murni 99,95%)

  • Kemurnian: 99.95%

  • Ukuran: 2 mm - 5 mm

  • Berat tersedia: 1 kg, 5 kg, dan 10 kg
    Umumnya digunakan untuk keperluan industri, elektronik, medis, dan manufaktur.


Harga Perak Pecahkan Rekor 2025, Potensi Rebound dan Kenaikan Lanjutan

Perak, yang dikenal sebagai “Devil’s Metal” karena volatilitasnya, berhasil mencetak rekor tertinggi baru pada 2025. Pada pertengahan Oktober, harga perak global menyentuh USD 54,47 per troy ounce, meningkat lebih dari 71% secara tahunan, dan menjadi salah satu performa terbaik di antara komoditas lainnya.

Tingginya permintaan, terutama dari sektor energi terbarukan dan elektronik, membuat suplai global makin ketat. Menurut data Silver Institute, defisit pasokan perak di 2025 diperkirakan mencapai 140 juta ounce — tertinggi dalam satu dekade.

Kenaikan harga perak juga dibantu oleh lonjakan harga emas yang telah menembus USD 4.000 per ounce, mendorong investor mencari alternatif logam mulia dengan potensi pertumbuhan lebih besar.


Analisis dan Komentar Pasar

Head of EMEA ETF Fixed Income & Commodity Product Management di Invesco, Paul Syms, menjelaskan bahwa tekanan permintaan yang kuat bahkan membuat beberapa pelaku pasar terpaksa mengirim stok perak lewat jalur udara karena keterbatasan suplai.

“Walau kita sempat melihat lonjakan tajam, harga memang turun sedikit setelah itu. Namun dalam jangka panjang, ada dinamika baru — dari sektor industri, energi hijau, hingga investasi — yang bisa membuat harga perak tetap tinggi dan bahkan terus naik,” ujarnya dikutip dari CNBC (1/12/2025).

Selain itu, Syms menegaskan bahwa ukuran pasar perak hanya sekitar sepersepuluh dari pasar emas. Artinya, tekanan beli yang tinggi dapat lebih cepat memicu lonjakan harga jika dibandingkan dengan emas.


Faktor Pendorong Kenaikan Harga Perak Tahun 2025

1. Kebutuhan Industri dan Teknologi
Lebih dari 50% konsumsi perak dunia digunakan untuk sektor industri, khususnya panel surya, semikonduktor, kendaraan listrik (EV), dan perangkat medis. Transisi energi global mempercepat permintaan perak dalam jumlah besar.

2. Defisit Pasokan Global
Produksi tambang perak global tidak mampu mengimbangi lonjakan permintaan. Negara produsen utama seperti Meksiko, Peru, dan China mengalami penurunan output akibat regulasi lingkungan dan biaya produksi yang meningkat.

3. Geopolitik dan Inflasi Tinggi
Ketidakpastian geopolitik global, termasuk konflik Timur Tengah dan perlambatan ekonomi China, mendorong investor beralih ke aset aman (safe haven) seperti emas dan perak.

4. Inovasi dan Minat Investasi Digital
Tren investasi digital seperti Silver ETF, tokenized silver, dan perak dalam bentuk aset kripto seperti Silver-backed stablecoins semakin populer, meningkatkan volume perdagangan perak global.


Apakah Harga Perak Masih Bisa Naik Lagi?

Banyak analis memperkirakan harga perak dapat menembus USD 60 per troy ounce pada awal 2026 jika tren ini berlanjut. Goldman Sachs bahkan memprediksi perak dapat menjadi logam dengan performa terbaik di sektor komoditas dalam 12–18 bulan ke depan.

Dalam konteks domestik, harga perak Antam diperkirakan akan tetap stabil dan berpotensi naik, terutama jika nilai tukar rupiah melemah dan permintaan fisik dari investor meningkat menjelang akhir tahun.


Kesimpulan: Apakah Perak Layak untuk Investasi?

Dengan fungsi ganda sebagai logam industri dan investasi, serta defisit pasokan yang terus berlanjut, perak semakin diminati sebagai alternatif emas. Selain memberikan potensi pertumbuhan harga, perak juga menawarkan diversifikasi portofolio dengan risiko yang relatif terukur.

Bagi investor di Indonesia, produk perak batangan dan granules dari Antam dapat menjadi pilihan ideal karena memiliki kemurnian tinggi, kualitas terjamin, dan mudah diperjualbelikan.