IHSG Bisa Tembus 8.000, Saham Bank dan Emas Jadi Perhatian Investor

IHSG Bisa Tembus 8.000, Saham Bank dan Emas Jadi Perhatian Investor

IHSG Diprediksi Bergerak Fluktuatif, Potensi Penguatan Masih Terbuka

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan terus bergerak fluktuatif sepanjang pekan ini. Meski demikian, peluang penguatan tetap terbuka lebar, terutama ditopang oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan dari Federal Reserve (The Fed), yang saat ini memiliki probabilitas sangat tinggi mendekati 90% atau lebih.

Menurut data pasar, kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed September berada di sekitar 87%, meningkat dari sebelumnya sekitar 75%. Para investor juga memproyeksikan bahwa tahun 2025 bisa mencatat hingga tiga kali penurunan dengan total penurunan sebesar 75 basis poin.

Apa Artinya bagi IHSG dan Pasar Indonesia?

Analis sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, menyoroti peran penting pemangkasan suku bunga AS sebagai katalis kuat bagi pasar Indonesia. Penurunan ini diperkirakan akan melemahkan daya tarik aset dalam denominasi dolar AS, termasuk obligasi pemerintah AS, sehingga modal global berpotensi kembali mengalir ke emerging markets seperti Indonesia. Alhasil, IHSG berpotensi menembus level psikologis 8.000, meski harus mewaspadai tekanan dari pelemahan rupiah di kisaran Rp 16.400 per USD.

Analis lain juga memperkirakan IHSG akan bergerak dalam kisaran 7.800–8.000, dengan resistance utama di 8.000 dan support di 7.800–7.680.

Sentimen Domestik: Bank Indonesia, Rupiah, dan Risiko Politik

Di dalam negeri, Bank Indonesia telah memangkas BI Rate menjadi 5,25% sejak Juli 2025—pemotongan keempat sepanjang tahun ini—sebagai langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi global yang melambat.

Namun, meski BI sudah lebih akomodatif, tekanan terhadap rupiah tetap besar akibat faktor politik. Aksi protes yang terjadi pada Agustus lalu sempat membuat IHSG anjlok 2,27% dalam satu hari, sementara rupiah melemah mendekati Rp 16.475 per USD. Bank Indonesia pun turun tangan dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan obligasi untuk menjaga stabilitas.

Selain itu, pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa juga menimbulkan ketidakpastian bagi investor mengenai arah kebijakan fiskal. Reshuffle ini sempat membuat IHSG turun sekitar 1%, disertai pelemahan pada rupiah dan obligasi pemerintah.


Proyeksi Minggu Ini: Range dan Pemain Sentral

IHSG: Range & Tekanan yang Perlu Diwaspadai

  • Range proyeksi: 7.800–8.000, dengan kecenderungan mencoba menembus level 8.000.

  • Risiko: Pelemahan rupiah (sekitar Rp 16.400–16.500), ketegangan politik, dan sentimen global yang bisa berubah cepat.

Sektor dan Saham Andalan:

  • Perbankan tetap menjadi tumpuan utama, terutama saham BBRI dengan target harga sekitar Rp 4.450.

  • Sektor tambang/emas mendapat dorongan positif dari reli harga emas global yang berpotensi menembus USD 3.700 per troy ounce, sehingga saham seperti ANTM (target Rp 3.660) dan BRMS (target Rp 550) dinilai menarik untuk spekulasi jangka pendek.

Aksi dan Strategi Investor:

  • Investor asing cenderung berhati-hati, tetapi modal bisa kembali masuk jika prospek ekonomi global menguat.

  • Investor lokal disarankan memantau perkembangan suku bunga global serta arah kebijakan fiskal, sambil menerapkan strategi trading jangka pendek yang lebih adaptif.