KEK Sanur Diramal Hemat Devisa Rp 86 Triliun dan 'Bawa Pulang' Ratusan Ribu Pasien

KEK Sanur Diproyeksikan Hemat Devisa Rp86 Triliun, Dorong Indonesia Jadi Destinasi Wisata Kesehatan Dunia
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur di Bali semakin menunjukkan potensinya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya di sektor pariwisata dan layanan kesehatan. Proyeksi terbaru menyebutkan KEK Sanur dapat menghemat devisa negara hingga Rp86 triliun, terutama melalui penguatan ekosistem wisata kesehatan (medical tourism) di dalam negeri.
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), Maya Watono, menyatakan bahwa KEK Sanur merupakan salah satu proyek strategis nasional yang akan membawa efek berganda bagi ekonomi Indonesia. Tak hanya dari sisi penghematan devisa, tetapi juga dari peningkatan investasi, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat lokal.
“Kami memproyeksikan KEK Sanur dapat membuka kesempatan ribuan lapangan kerja baru dan mendorong peningkatan jumlah wisatawan mancanegara untuk berwisata sekaligus berobat di Indonesia,” ujar Maya dalam keterangan resmi pada Kamis (7/8/2025).
Potensi Pasien Meningkat Tajam, Kurangi Ketergantungan ke Luar Negeri
InJourney Hospitality selaku pengelola KEK Sanur memperkirakan jumlah pasien yang akan memanfaatkan layanan kesehatan di kawasan ini mencapai 123.000 hingga 240.000 pasien per tahun pada 2030. Sebagian besar dari pasien ini adalah warga Indonesia yang sebelumnya memilih berobat ke luar negeri, terutama ke negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Dengan hadirnya fasilitas kesehatan berstandar internasional di KEK Sanur—termasuk Bali International Hospital yang telah bekerja sama dengan Mayo Clinic dari Amerika Serikat—pemerintah berharap masyarakat tidak lagi perlu mengeluarkan devisa untuk berobat ke luar negeri. Sebaliknya, Indonesia justru bisa menjadi destinasi wisata medis bagi pasien dari negara lain.
Potensi ini, menurut kajian InJourney, akan menghasilkan penghematan devisa hingga Rp86 triliun dan tambahan devisa negara sebesar Rp19,6 triliun dalam periode 2022–2045.
Daya Tarik Investasi dan Dampak Ekonomi Nasional
KEK Sanur menargetkan mampu menarik investasi sebesar Rp15 hingga Rp20 triliun, baik dari dalam maupun luar negeri. Investasi tersebut tidak hanya mencakup pembangunan rumah sakit dan hotel, tetapi juga kawasan penunjang seperti pusat riset kesehatan, pusat pelatihan tenaga medis, serta fasilitas rekreasi dan kebugaran.
Christine Hutabarat, Direktur Utama InJourney Hospitality, mengatakan bahwa efek berantai dari KEK Sanur sangat signifikan. Hingga tahun 2045, KEK ini diproyeksikan akan memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar Rp80,7 triliun dan menyerap sekitar 18.375 tenaga kerja, meningkat lebih dari 2.000 persen dibandingkan tanpa status kawasan khusus.
"Kami optimis, The Sanur tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur layanan kesehatan dan pariwisata, tetapi juga motor penggerak ekonomi nasional," ujar Christine.
Dukungan Infrastruktur dan Lingkungan yang Terintegrasi
KEK Sanur dikembangkan dengan pendekatan yang mengintegrasikan layanan kesehatan, pariwisata, dan pelestarian lingkungan. Kawasan ini memanfaatkan luas lahan sekitar 41,26 hektare yang sebelumnya merupakan area Grand Inna Bali Beach. Proyek ini juga menjadi bagian dari transformasi Sanur sebagai “Wellness Tourism Destination” yang ramah lansia dan ramah lingkungan.
Kawasan ini juga dirancang untuk terhubung dengan sistem transportasi hijau dan infrastruktur pintar berbasis teknologi digital. Penggunaan kendaraan listrik dan manajemen limbah yang berkelanjutan menjadi prioritas demi menjaga keasrian lingkungan Bali.
Bali Siap Jadi Pusat Wisata Medis Asia Tenggara
Hadirnya KEK Sanur menandai langkah penting Indonesia untuk mengejar ketertinggalan dalam industri wisata kesehatan. Saat ini, menurut data dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sekitar 2 juta warga Indonesia berobat ke luar negeri setiap tahunnya, menyebabkan aliran devisa keluar hingga Rp165 triliun per tahun.
Dengan pengembangan KEK Sanur dan kawasan-kawasan serupa di masa depan, Indonesia menargetkan untuk menjadi pusat wisata medis terkemuka di Asia Tenggara, sejajar dengan negara-negara yang selama ini mendominasi sektor ini.
0 Comments