LINK Alihkan Bisnis Ritel, Rugi Bersih Naik 145% di Semester I 2025

LINK Alihkan Bisnis Ritel, Rugi Bersih Naik 145% di Semester I 2025

PT Link Net Tbk (LINK): Kinerja Semester I 2025 dalam Transformasi Bisnis dan Tantangan Keuangan

Pendapatan Menurun Tajam (–14,1 % YoY)
Pada semester I 2025, PT Link Net Tbk mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,58 triliun, turun 14,1 % dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini terkait langsung dengan pengalihan segmen bisnis B2C atau ServeCo—termasuk layanan retail First Media—kepada PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (EXCL), melalui transaksi senilai Rp 1,87 triliun pada pertengahan 2024.

Menurut Direktur Link Net, Yosafat Hutagalung, hingga Juni 2024 bisnis retail masih dikelola oleh LINK. Namun mulai September 2024, pelanggan First Media secara bertahap dialihkan ke XL Axiata, yang kini berevolusi menjadi XLSMART.

EBITDA Terkoreksi – Margin 28,3 %
EBITDA Link Net pada enam bulan pertama 2025 tercatat Rp 466 miliar, turun 48,9 % YoY. Margin EBITDA sebesar 28,3 %, mencerminkan tekanan besar pada profitabilitas setelah pelepasan unit retail.

Laba Bersih Minus – Margin Minus 44 %
Laba bersih Link Net semester I 2025 tercatat Rp 692 miliar. Angka ini mencerminkan penurunan signifikan hingga margin laba bersih mencapai –43,99 %, menandakan adanya tekanan rugi bersih yang cukup dalam.

Yosafat menegaskan, bisnis fiber yang kini dijalankan Link Net memang membutuhkan investasi modal (CapEx) besar, dengan masa pengembalian yang lebih panjang dibandingkan bisnis retail. Hal ini merupakan konsekuensi dari strategi transformasi menjadi penyedia infrastruktur fiber (FibreCo).


Tambahan Fakta & Konteks Terbaru

1. Transaksi dan Transformasi Korporasi

Pengalihan bisnis B2C First Media ke XL Axiata (sekarang XLSMART) mencakup layanan internet, IPTV, Pay TV, gaming, hingga smart home. Transaksi ini memiliki nilai Rp 1,87 triliun, ditambah kesepakatan sewa infrastruktur HFC/FTTH senilai Rp 11,06 triliun. Total nilai transaksi mencapai hampir Rp 12,94 triliun, menjadi salah satu restrukturisasi terbesar di industri telekomunikasi Indonesia.

2. XL Axiata Berubah Menjadi XLSMART

XL Axiata resmi bergabung dengan Smartfren dan melakukan rebranding menjadi PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk. Perubahan ini bertujuan memperkuat konvergensi layanan mobile dan fixed broadband, termasuk layanan pelanggan rumah tangga yang sebelumnya ditangani First Media.

3. Posisi Pasar dan Infrastruktur Link Net

Sebelum transformasi, Link Net menjangkau sekitar 2,9 juta rumah (homes passed) dengan basis pelanggan mencapai sekitar 750 ribu. Kini perusahaan berfokus menjadi FibreCo, yaitu penyedia infrastruktur jaringan fiber yang dapat disewa oleh operator telekomunikasi lain, termasuk XLSMART. Strategi ini sejalan dengan tren “asset delayering” di industri telekomunikasi, di mana perusahaan infrastruktur dipisahkan dari penyedia layanan retail.

4. Kinerja Kuartal I 2025

Pada kuartal I 2025, Link Net membukukan pendapatan Rp 810 miliar, naik signifikan dari Rp 533 miliar pada kuartal I 2024. Namun, perseroan juga mencatat kerugian bersih Rp 354 miliar, lebih dalam dibanding rugi Rp 109 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini mencerminkan beban investasi dan penyesuaian bisnis yang masih berlangsung.