Prabowo Copot Sri Mulyani, IHSG Langsung Turun

IHSG Melemah Usai Pengumuman Reshuffle Menteri Keuangan
Jakarta, Senin 8 September 2025 – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam sebesar 1,28 % dan ditutup di level 7.766,84, menyusul kabar reshuffle kabinet yang menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa.
Pergerakan IHSG – Dari Reli ke Koreksi
Pada awal perdagangan, IHSG sempat menguat hampir 1 % hingga menyentuh level 7.934,99, bahkan nyaris menembus zona psikologis 8.000. Namun begitu kabar pergantian menteri diumumkan, indeks mulai kehilangan tenaga dan berbalik tertekan hingga akhir sesi.
Data Transaksi Tertekan
Menurut RTI Business, nilai transaksi mencapai Rp20,2 triliun, dengan volume perdagangan sebanyak 36,68 miliar saham dan frekuensi 2,23 juta kali. Dari total transaksi, 232 saham menguat, 451 saham melemah, dan 121 saham stagnan. Kapitalisasi pasar IHSG tercatat sebesar Rp14.085 triliun.
Fokus pada Saham Perbankan
Sektor perbankan menjadi salah satu yang paling terpukul. Saham-saham bank besar seperti BBCA dan BBRI terkoreksi signifikan karena investor khawatir arah kebijakan fiskal baru bisa mempengaruhi stabilitas sektor keuangan.
Latar Belakang Reshuffle dan Reaksi Pasar
Siapa Menteri Keuangan Baru?
Pada 8 September 2025, Presiden Prabowo Subianto melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani. Purbaya sebelumnya menjabat sebagai Ketua LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sejak 2020. Ia adalah ekonom sekaligus insinyur lulusan Purdue University yang dikenal cukup vokal dalam isu-isu stabilitas keuangan.
Alasan dan Konteks Reshuffle
Reshuffle terjadi di tengah gelombang protes nasional yang dipicu kontroversi tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp50 juta per bulan. Protes meluas hingga memicu kerusuhan, termasuk penjarahan kediaman Sri Mulyani, bahkan menimbulkan korban jiwa. Pihak Istana menegaskan bahwa pergantian menteri merupakan keputusan prerogatif Presiden dan bukan pengunduran diri.
Optimisme dan Kekhawatiran Ekonomi
Purbaya menyampaikan optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8 %, dengan syarat ada dorongan kuat dari sektor swasta dan pemerintah. Namun, analis pasar menilai target ini terlalu ambisius. Mereka khawatir kebijakan fiskal ke depan akan lebih longgar, sehingga berisiko memperlebar defisit dan menekan kredibilitas pengelolaan keuangan negara.
Refleksi: Sri Mulyani—Era Pengelolaan Fiskal yang Dikenang
Sri Mulyani adalah salah satu Menteri Keuangan terlama di Indonesia. Ia dikenal karena disiplin menjaga defisit APBN, melakukan reformasi pajak, serta meningkatkan kredibilitas Indonesia di mata investor global. Sebelum kembali menjabat Menkeu sejak 2016, ia sempat menjadi Managing Director di Bank Dunia. Banyak pihak menilai sosoknya sebagai “jangkar stabilitas” ekonomi Indonesia.
Proyeksi ke Depan & Rekomendasi untuk Investor
-
Fokus Investor: Pasar akan mengamati arah kebijakan fiskal baru, terutama belanja sosial dan pertahanan yang berpotensi memperlebar defisit.
-
Teknikal IHSG: Indikator teknikal menunjukkan potensi pelemahan lanjutan. IHSG gagal bertahan di atas MA20 di level 7.842, sementara indikator MACD dan Stochastic RSI mulai mengarah negatif.
-
Nilai Tukar Rupiah: Rupiah sempat bergerak variatif, bahkan sempat menguat tipis karena intervensi Bank Indonesia, menunjukkan otoritas moneter aktif menjaga stabilitas.
Ekonomi & Politik: Hubungan Timbal Balik
Indonesia baru saja melewati periode gejolak pada awal 2025, ketika IHSG sempat jatuh hingga 7 % dalam sehari akibat isu fiskal dan politik, bahkan memicu trading halt. Kini, pergantian Menteri Keuangan kembali menambah ketidakpastian di tengah melambatnya ekonomi global.
Kesimpulan
IHSG yang sempat menguat di awal perdagangan akhirnya berbalik melemah 1,28 % ke 7.766,84 setelah pengumuman reshuffle kabinet. Pergantian Sri Mulyani oleh Purbaya Yudhi Sadewa menjadi sorotan utama pasar. Investor menunggu arah kebijakan fiskal baru: apakah mampu menjaga disiplin anggaran atau justru lebih ekspansif. Optimisme pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi tinggi tetap harus dihadapkan dengan realitas tantangan pasar dan politik yang tidak ringan.
0 Comments