Presiden Reshuffle Kabinet, IHSG Turun Lebih dari 1%

Presiden Reshuffle Kabinet, IHSG Turun Lebih dari 1%

IHSG Melemah Tajam Usai Reshuffle Menteri Keuangan

Pada Senin, 8 September 2025, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ditutup dengan koreksi tajam sebesar 1,28 % ke level 7.766,85, setelah sebelumnya sempat berada di zona hijau sepanjang hari.

Penurunan ini terjadi sesaat setelah Presiden Prabowo Subianto mengumumkan reshuffle kabinet, termasuk penggantian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.


Fakta Tambahan: Data Perdagangan dan Sektor Terdampak

  • Nilai transaksi harian tercatat berkisar antara Rp19–20 triliun, dengan volume mencapai 35–36 miliar lembar saham dan lebih dari 2,2 juta kali transaksi.

  • Saham perbankan besar menjadi penyumbang tekanan utama. Contohnya:

    • BBCA (BCA) turun sekitar 2,8 %

    • BMRI (Mandiri) dan BBNI (BNI) masing-masing turun sekitar 3,4 %

    • BBRI (BRI) terkoreksi lebih dari 1,2 %

  • Indeks LQ45 merosot sekitar 2 %, sementara sektor keuangan dan siklikal mencatat penurunan mendalam (sekitar 2–2,5 %). Sektor industri, bahan baku, dan non-siklikal masih bertahan dengan kenaikan tipis.

  • Saham-saham kecil seperti FITT, LION, TALF, CBRE, dan DEPO justru mencetak kenaikan signifikan hingga 25 %, salah satunya karena bergerak di segmen energi terbarukan.


Latar Belakang Reshuffle dan Protes Nasional

  • Pengumuman reshuffle terjadi di tengah gelombang protes nasional yang dipicu oleh tunjangan perumahan anggota DPR sebesar Rp50 juta per bulan, dianggap tidak sensitif terhadap kondisi ekonomi rakyat.

  • Protes tersebut telah menyebabkan kerusuhan, perusakan gedung DPRD, hingga penjarahan rumah Sri Mulyani.

  • Dalam respons, Presiden Prabowo membatalkan tunjangan tersebut dan mengganti lima menteri, termasuk Menteri Keuangan dan Menteri Keamanan, serta beberapa anggota Kabinet Malioboro lainnya.


Respon Pasar dan Persepsi Analis

  • IHSG langsung mencatat koreksi 1,3 %, sejalan dengan pelemahan pasarnya, sementara rupiah justru menguat sekitar 0,7 %, mencatat apresiasi terbesar dalam beberapa bulan terakhir.

  • Para analis menyampaikan kekhawatiran mengenai erosi disiplin fiskal, mengingat reputasi Sri Mulyani sebagai figur penyeimbang dan kredibel dalam pengelolaan anggaran.

    • Beberapa ekonom memperingatkan kemungkinan “pelunakan” aturan fiskal dan tekanan terhadap Bank Indonesia.

    • Tantangan besar lainnya adalah membiayai program ambisius seperti program makan siang gratis (1,5 % PDB) dan belanja pertahanan, tanpa memperlebar defisit fiskal.

  • Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan baru, optimis bahwa pertumbuhan ekonomi 8 % bukan hal yang tidak mungkin, dan menekankan pentingnya sinergi antara sektor publik dan swasta untuk mendorong pemulihan ekonomi.


Pandangan Tambahan: Stabilitas Jangka Dekat

  • Beberapa analis pasar menilai bahwa dampak negatif reshuffle bersifat jangka pendek, dan IHSG kemungkinan tidak akan terus menurun tajam dalam hari-hari berikutnya.

  • Pasar juga masih menunggu keputusan The Fed yang akan diumumkan pada 16–17 September 2025, sekaligus mencermati cadangan devisa Indonesia yang pada Agustus turun ke USD 150,7 miliar, lebih rendah dari Juli yang sebesar USD 152 miliar.