Saham Crypto AS Turun: COIN Turun 5,77%, MSTR Turun 7,55%
Pada Kamis, 30 Oktober 2025, pasar saham AS ditutup dengan penurunan luas, karena kekhawatiran investor terkait meningkatnya biaya di sektor teknologi, serta nada kebijakan Federal Reserve yang lebih hawkish dari perkiraan. Berdasarkan data pasar:
- Dow Jones Industrial Average turun sekitar 0,23% (turun sekitar 109,9 poin menjadi 47.522,12).
- S&P 500 menurun sekitar 0,99% (turun 68,25 poin menjadi 6.822,34).
- Nasdaq Composite anjlok sekitar 1,57% (turun 377,33 poin menjadi 23.581,14).
Faktor Penyebab Penurunan Pasar
- Pendapatan big tech mengecewakan & biaya meningkat – Saham perusahaan teknologi besar mengalami tekanan. Misalnya, Meta Platforms turun sekitar 11,3% setelah memperingatkan pengeluaran modal yang jauh lebih tinggi tahun depan untuk mendorong pengembangan AI (Artificial Intelligence). Sementara itu, Microsoft turun sekitar 2,9% meski mencatat hasil yang kuat, karena investor khawatir tentang pengeluaran investasi yang lebih tinggi ke depan.
- Sinyal hawkish dari Fed – Setelah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan sebelumnya, pernyataan Ketua Fed menunjukkan bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada Desember “tidak pasti terjadi”. Hal ini menurunkan harapan pelonggaran kebijakan moneter lebih cepat dan mendukung penguatan dolar AS serta kenaikan imbal hasil obligasi.
- Dampak global & indeks teknologi sensitif – Karena Nasdaq memiliki bobot tinggi di saham teknologi dan pertumbuhan, penurunan indeks ini lebih tajam. Pasar di luar negeri pun terpengaruh; misalnya, KOSPI Korea Selatan dibuka lebih rendah mengikuti pelemahan teknologi AS.
Konteks Tambahan
- Sentimen di pasar negara berkembang menjadi hati-hati. Misalnya, futures Nifty 50 India menunjukkan awal yang datar hingga sedikit positif, namun indeks domestik secara keseluruhan tertekan oleh faktor global.
- Dari 11 sektor utama S&P 500, tujuh sektor berakhir di zona merah, dipimpin oleh sektor konsumsi diskresioner yang turun sekitar 2,6%. Sektor real estate menjadi satu-satunya sektor yang naik tipis sekitar 0,7%.
- Meskipun beberapa perusahaan besar melaporkan laba di atas ekspektasi (84,2% perusahaan S&P 500 melampaui estimasi, lebih tinggi dari rata-rata empat kuartal terakhir), tanda ketegangan tetap terlihat.
Dampak pada Saham Terkait Crypto dan Blockchain
Beberapa saham terkait cryptocurrency dan blockchain mengalami penurunan tajam. Beberapa di antaranya:
- Coinbase Global, Inc. (COIN) turun 5,77%
- Circle Internet Financial Limited (CRCL) turun 6,85%
- MicroStrategy Incorporated (MSTR) turun 7,55%
- Bullish Limited (BLSH) turun 4,98%
- BitMine Inc. (BMNR) turun 10,47%
- SharpLink Gaming, Inc. (SBET) turun 6,17%
- BTCS, Inc. (BTCS) turun 4,77%
- BNB Network Company (BNC) turun 4,21%
- ALT5 Sigma Inc. (ALTS) turun 3,77%
- American Bitcoin Corp. (ABTC) turun 6,02%
- New SOL Treasury Stock Helius (HSDT) turun 11,8%
- Kindly MD Inc. (NAKA) turun 9,98%
- Figure Technologies Inc. (FIGR) turun 4,46%
Penurunan ini dipicu oleh sentimen risk-off, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, dan keraguan terhadap profitabilitas model bisnis yang terkait crypto dan blockchain.
Hal yang Perlu Diperhatikan ke Depan
- Kebijakan moneter: Investor akan memperhatikan komentar dan data ekonomi mendatang yang bisa memengaruhi langkah Fed berikutnya. Jika ekspektasi pemangkasan suku bunga terus menurun, tekanan pada saham pertumbuhan dan aset berisiko kemungkinan berlanjut.
- Pendapatan & disiplin biaya: Perusahaan teknologi besar yang menganggarkan biaya AI/CapEx tinggi membuat investor semakin memperhatikan seberapa cepat investasi tersebut menghasilkan laba. Margin yang lebih lemah bisa memperparah penurunan.
- Kondisi ekonomi global: Perlambatan pertumbuhan global atau ketegangan perdagangan baru bisa menambah tekanan pasar.
- Stres pada bisnis crypto dan blockchain: Dengan banyaknya saham di segmen ini yang melemah, investor perlu memantau perkembangan regulasi, risiko eksekusi, dan apakah mode risk-off masih berlaku.
- Level teknikal pasar: Indeks yang berada di bawah level tertinggi baru-baru ini membuat waspada terhadap potensi koreksi lebih dalam, bukan hanya pull-back. Beberapa analis bahkan membahas risiko “gelembung AI”.
Perspektif Lokal (Indonesia / Asia)
Bagi investor Indonesia dan regional, koreksi pasar AS memiliki implikasi:
- Dolar AS yang kuat dan imbal hasil tinggi dapat memperketat likuiditas global, mendorong aliran keluar dari pasar negara berkembang.
- Sektor ekspor dan komoditas Indonesia bisa tertekan jika pertumbuhan global melambat.
- Di sisi lain, wilayah yang kurang terkait siklus teknologi AS bisa menjadi lebih menarik.
- Sentimen risk-off bisa memicu volatilitas di pasar Indonesia, sehingga investor mungkin perlu meninjau kembali eksposur pada saham high-beta dan mencari nama saham defensif atau berkualitas.
0 Comments