Setahun Pemerintahan Prabowo–Gibran, Angka Kemiskinan Indonesia Turun ke Level Terendah

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo: Kemiskinan dan Pengangguran Turun ke Level Terendah dalam 30 Tahun
Riset terbaru mencatat hasil luar biasa dalam tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sejumlah indikator kesejahteraan masyarakat menunjukkan perbaikan yang belum pernah terjadi sebelumnya — mulai dari penurunan kemiskinan, meningkatnya lapangan kerja, hingga stabilnya daya beli masyarakat.
Menurut hasil penelitian NEXT Indonesia Center dalam laporan bertajuk “Mengubah Indonesia”, berbagai kebijakan ekonomi dan sosial yang pro-rakyat mulai menunjukkan dampak nyata di lapangan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah lembaga tersebut mencatat tingkat kemiskinan nasional pada Maret 2025 turun menjadi 8,47%, yang merupakan angka terendah sepanjang sejarah Indonesia.
Artinya, jumlah penduduk miskin berkurang sekitar 1,37 juta orang menjadi 23,85 juta jiwa. Penurunan ini menjadi pencapaian penting, mengingat Indonesia sebelumnya sempat menghadapi tekanan ekonomi akibat ketidakpastian global dan kenaikan harga pangan dunia.
Penurunan Terbesar di Wilayah Pedesaan
Hasil riset menunjukkan penurunan kemiskinan paling tajam terjadi di daerah pedesaan, di mana angka kemiskinan turun dari 11,34% menjadi 11,03%.
Menurut NEXT Indonesia Center, hal ini didorong oleh:
-
Program ketahanan pangan desa, seperti peningkatan produktivitas pertanian dan peternakan rakyat.
-
Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan subsidi pupuk yang lebih tepat sasaran.
-
Meningkatnya investasi di sektor industri pengolahan hasil bumi dan energi desa.
Sementara di daerah perkotaan, angka kemiskinan sedikit meningkat akibat naiknya harga bahan pokok. Namun, kebijakan pemerintah seperti program makan bergizi gratis, kartu pekerja produktif, dan bantuan transportasi berhasil menahan dampak tersebut agar tidak meluas.
Tingkat Pengangguran Terendah Sejak 1995
Selain kemiskinan, kondisi ketenagakerjaan juga mencatat prestasi penting.
Berdasarkan data BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2025 turun menjadi 4,76%, level terendah dalam 30 tahun terakhir.
Sebagai perbandingan, pada tahun 1995 angka TPT sempat mencapai 7,42%.
Dari total 153,05 juta angkatan kerja, sekitar 145,77 juta orang kini telah bekerja.
Riset tersebut mencatat, penurunan pengangguran didorong oleh:
-
Pertumbuhan industri manufaktur dan teknologi yang menyerap jutaan tenaga kerja baru.
-
Peningkatan investasi asing langsung (FDI) di sektor otomotif listrik, energi hijau, dan logistik digital.
-
Program padat karya nasional yang dicanangkan pemerintah sejak akhir 2024.
Efek Kebijakan Ekonomi dan Sosial Terpadu
Pemerintah juga memperkuat program perlindungan sosial terintegrasi, termasuk:
-
BLT Rp30 triliun untuk rumah tangga berpendapatan rendah.
-
Subsidi pendidikan dan kesehatan bagi anak dan ibu.
-
Dukungan UMKM digital yang memperluas akses usaha kecil ke pasar nasional dan ekspor.
Laporan NEXT Indonesia menilai, hasil ini menunjukkan arah ekonomi Indonesia mulai berubah dari sekadar pertumbuhan angka menjadi pertumbuhan yang lebih merata dan inklusif.
Tantangan ke Depan
Meski capaian ini patut diapresiasi, sejumlah tantangan masih menanti. Pemerintah perlu:
-
Menjaga stabilitas harga pangan dan energi,
-
Memperkuat ketahanan fiskal,
-
Dan memastikan program pembangunan tetap menjangkau daerah terpencil.
Namun secara keseluruhan, riset menyimpulkan bahwa tahun pertama pemerintahan Prabowo Subianto menunjukkan kemajuan signifikan dalam memperbaiki kesejahteraan rakyat dan membuka peluang menuju Indonesia Emas 2045.
0 Comments