Stablecoin Kini Punya Aturan Jelas, Persaingan Sebenarnya Dimulai

Stablecoin Kini Punya Aturan Jelas, Persaingan Sebenarnya Dimulai

Setelah periode volatilitas tinggi di pasar kripto, satu tren tetap kuat: permintaan terhadap stablecoin berbasis dolar AS. Saat para trader mengurangi risiko, dana mengalir ke aset yang dianggap lebih aman dan stabil. Hal ini terjadi di tengah banyaknya altcoin yang turun ke level terendah dalam satu siklus.

Momen ini menjadi penting karena Amerika Serikat sedang melakukan perubahan kebijakan terbesar sepanjang sejarah terkait stablecoin. Untuk pertama kalinya, aturan mengenai cara kerja aset digital berbasis dolar mulai dibuat dengan jelas.

Beberapa kebijakan besar berjalan bersamaan. GENIUS Act sedang dibahas di Kongres AS dan menetapkan aturan ketat bagi penerbit stablecoin. CLARITY Act memperjelas batas kewenangan regulator atas aset digital. Sementara itu, aturan akuntansi SAB 121 yang sebelumnya menghambat bank AS menyimpan aset kripto kini resmi dicabut.

Menurut analisis terbaru dari perusahaan keamanan blockchain CertiK, ini menjadi titik balik penting. Era aturan yang abu-abu mulai berakhir. Kini, regulasi detail, pengawasan ketat, dan standar institusional mulai berlaku.

Aturan Stablecoin Kini Lebih Jelas

GENIUS Act membentuk kerangka nasional untuk stablecoin di AS. Aturan ini mewajibkan stablecoin didukung 100% (1:1) oleh kas atau aset likuid berkualitas tinggi. Penerbit juga dilarang menggunakan dana cadangan untuk aktivitas berisiko dan wajib menyampaikan laporan bulanan yang diaudit secara independen.

CLARITY Act membantu menghindari tumpang tindih regulasi dengan membatasi kewenangan regulator sekuritas. Sementara pencabutan SAB 121 membuka kembali peluang bagi bank-bank AS untuk menyediakan layanan kustodi aset kripto.

Kombinasi kebijakan ini menciptakan lingkungan paling kondusif bagi stablecoin di Amerika Serikat. Untuk pertama kalinya, aturan main tertulis dengan jelas.

CEO CertiK, Prof. Ronghui Gu, menyebut kerangka baru ini mendorong stablecoin ke standar setara perbankan. Fokus bergeser ke keamanan, transparansi, dan pengelolaan cadangan yang kuat, bukan sekadar mengejar imbal hasil tinggi. Audit bulanan dan pembatasan penggunaan cadangan membuat operasional stablecoin semakin mirip lembaga keuangan tradisional.

Perbedaan Arah AS dan Eropa

Saat AS membangun sistem nasional, Eropa mengambil jalur berbeda lewat regulasi MiCA. Uni Eropa membatasi penerbitan stablecoin dan memberlakukan aturan ketat terhadap e-money token demi melindungi kedaulatan euro.

CertiK menilai perbedaan ini akan membentuk ulang likuiditas global. AS memposisikan stablecoin dolar sebagai aset strategis global, sementara Eropa menekankan pengawasan domestik. Akibatnya, penerbit global harus menyiapkan sistem dan cadangan terpisah untuk mematuhi aturan AS dan UE.

Hanya penerbit besar dengan modal kuat yang mampu beroperasi lintas wilayah tanpa mengorbankan likuiditas dan keamanan. Penerbit kecil berpotensi terbatas secara geografis atau harus bermitra dengan entitas berlisensi. Regulasi kini menentukan bukan hanya siapa yang bisa menerbitkan stablecoin, tetapi siapa yang bisa melakukannya secara global.

Tantangan Baru: Operasional dan Keamanan

Dengan regulasi yang semakin jelas, tantangan berikutnya adalah kematangan operasional. CertiK menilai banyak penerbit masih meremehkan kompleksitas standar institusional.

Sebagai contoh, GENIUS Act mewajibkan adanya kontrol on-chain yang memungkinkan pembekuan aset secara legal. Fitur ini harus dilindungi dengan sistem keamanan tingkat tinggi, seperti multi-signature, hardware security module (HSM), dan pemantauan berkelanjutan. Jika satu operator diretas, risikonya bisa sangat besar.

Selain itu, penerbit diharapkan mengikuti standar keamanan siber nasional seperti NIST dan aturan keamanan keuangan New York. Ini mencakup audit sistem, rencana respons insiden, serta perjanjian layanan yang ketat.

Dari sisi kepatuhan, aturan anti pencucian uang (AML) juga semakin canggih. Penerbit wajib menggunakan sistem otomatis untuk penyaringan sanksi, analisis transaksi, dan pelacakan lintas blockchain terhadap aktivitas mencurigakan.

Infrastruktur seperti ini bukan lagi pilihan, melainkan syarat utama untuk bersaing di pasar yang diawasi regulator dan diminati institusi besar.

Babak Baru Persaingan Stablecoin

Regulasi kini bukan lagi penghambat utama adopsi stablecoin. AS, Eropa, dan banyak negara Asia telah memiliki kerangka hukum yang jelas. Pertanyaannya sekarang adalah siapa yang mampu bersaing dan bertahan di bawah aturan tersebut.

Stablecoin memasuki era baru, di mana kepercayaan dibangun seperti di sistem keuangan tradisional: lewat keamanan, kepatuhan, dan transparansi. Penerbit yang serius membangun sistem kelas institusi akan unggul. Sebaliknya, yang masih memperlakukan stablecoin sebagai produk kripto biasa berisiko tertinggal.

Boom stablecoin akan datang, tetapi tidak untuk semua pihak. Pemenangnya adalah penerbit yang memperlakukan stablecoin sebagai instrumen keuangan, bukan sekadar aset kripto.