Rupiah Melemah Setelah Trump Pecat Pejabat The Fed

Rupiah Melemah di Pembukaan Perdagangan 26 Agustus 2025: Dampak Pemecatan Gubernur The Fed
Pada Selasa, 26 Agustus 2025, mata uang Rupiah kembali melemah pada pembukaan perdagangan di pasar spot Jakarta. Kurs dipatok sebesar Rp 16.269 per dolar AS, turun sekitar 0,06 persen dari posisi penutupan sebelumnya yang ada di Rp 16.259 per dolar AS.
Sentimen Utama: Pemecatan Gubernur The Fed Lisa Cook oleh Presiden Trump
Pelemahan Rupiah ini dipicu oleh berita mengejutkan dari Amerika Serikat. Presiden Donald Trump secara resmi menyatakan pemecatan terhadap Gubernur Federal Reserve Board, Lisa D. Cook—sejarah mencatat bahwa ia adalah perempuan kulit hitam pertama yang menjabat di posisi tersebut. Trump menuduh Cook melakukan penipuan terkait aplikasi KPR (kredit pemilikan rumah) dengan mengklaim dua properti di negara bagian berbeda sebagai domisili utama guna mendapatkan syarat pinjaman yang lebih menguntungkan.
Cook menolak keras tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa Trump "tidak memiliki kewenangan hukum" untuk mencopotnya secara sepihak, serta menegaskan bahwa ia “tidak akan mengundurkan diri.”
Reaksi Pasar Global dan Implikasinya bagi Rupiah
Reaksi pasar terhadap keputusan ini cukup luas dan berpengaruh:
-
Dolar AS melemah terhadap mata uang utama dunia seperti Yen dan Euro, mendorong investor lari ke aset safe-haven seperti emas dan mata uang Jepang.
-
Yield obligasi AS menunjukkan penurunan pada tenor pendek, sinyal pasar menantikan kemungkinan penurunan suku bunga, sedangkan yield tenor panjang justru meningkat—menunjukkan kekhawatiran inflasi jangka panjang.
-
Ekspektasi pasar menguat bahwa ada kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan FOMC September nanti.
-
Para analis menyoroti bahwa tindakan Trump berisiko mereduksi independensi moneter The Fed, yang bisa menurunkan kepercayaan investor jangka panjang terhadap kebijakan AS.
Di pasar domestik Indonesia, analis valuta Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyampaikan bahwa sentimen global ini menyebabkan investor menghindari risiko dan lebih memilih aset safe-haven, sehingga Rupiah berada di bawah tekanan. Namun, ia juga mencatat bahwa tindakan Trump yang mendorong pelonggaran suku bunga berpotensi melemahkan dolar AS ke depan—meski efeknya bersifat kompleks dan tidak langsung.
Bank Mandiri melalui Kepala Ekonomnya, Andry Asmoro, menilai bahwa meski tekanan pasar global meningkat, ada peluang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada pertemuan FOMC mendatang karena adanya pelemahan pasar tenaga kerja AS—meski kekhawatiran terhadap inflasi masih tinggi.
Prediksi pergerakan Rupiah hari ini:
-
Lukman Leong memperkirakan berada dalam rentang Rp 16.200–Rp 16.350 per USD, mengingat sentimen akhir pekan dan pembukaan pasar hari ini.
-
Sementara Andry Asmoro memperkirakan batas yang sedikit lebih sempit, yakni Rp 16.215–Rp 16.285 per USD.
0 Comments