Dewi Perssik Beri THR Rp10 Ribu dan Beras 5 Kg, Ini Klarifikasi yang Bikin Netizen Terkejut

Dewi Perssik Beri THR Rp10 Ribu dan Beras 5 Kg, Ini Klarifikasi yang Bikin Netizen Terkejut

Dewi Perssik Tuai Sorotan Usai Bagikan THR Rp10 Ribu dan Beras ke 5.000 Warga Jember: “Niat Saya Tulus”

Pedangdut kondang Dewi Perssik kembali menjadi perbincangan hangat publik usai aksinya yang dianggap kontroversial dalam menyambut Hari Raya Idulfitri 2025. Dalam sebuah kegiatan sosial yang berlangsung di kampung halamannya, Jember, Jawa Timur, wanita yang akrab disapa Depe ini membagikan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang tunai Rp10.000 dan beras seberat 5 kilogram kepada sekitar 5.000 warga.

Alih-alih menuai pujian, aksi sosial ini justru memicu perdebatan di jagat media sosial. Sejumlah netizen menyayangkan jumlah uang tunai yang diberikan, menganggap nominalnya terlalu kecil untuk ukuran seorang publik figur sekelas Dewi Perssik. Namun, di sisi lain, tak sedikit pula yang memuji langkahnya sebagai bentuk kepedulian nyata, terutama dalam kondisi ekonomi yang sulit menjelang Lebaran.

Menanggapi kritikan yang beredar, Dewi Perssik angkat bicara melalui siaran langsung di akun TikTok dan Instagram pribadinya. Dalam klarifikasinya, Dewi menjelaskan bahwa pemberian tersebut bukan soal nominal, tetapi soal niat tulus untuk berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Kalau saya kasih Rp50 ribuan, nanti gak bisa merata, gak cukup buat 5.000 orang. Duitku gak sebanyak yang kalian kira. Ini saya pikirkan betul supaya semua bisa kebagian. Karena buat mereka, beras 5 kilo dan Rp10 ribu itu sudah sangat berarti,” ungkapnya dengan nada tegas.

Dalam penjelasannya, Dewi juga menyinggung kondisi sosial ekonomi masyarakat di pelosok Jember, yang menurutnya masih jauh dari kata sejahtera. Ia menyampaikan bahwa banyak rumah di sana masih menggunakan dinding dari gedek (anyaman bambu), bukan tembok bata, dan sebagian besar warganya hidup dalam keterbatasan.

“Buat kalian yang tinggal di kota, mungkin Rp10 ribu enggak seberapa. Tapi di kampung saya, banyak rumah masih pakai bambu, dan mereka bersyukur banget dikasih beras sama uang segitu. Jangan lihat dari nilai uangnya, lihat dari jumlah orang yang saya bantu,” jelasnya lagi.

Fakta Tambahan dan Respon Masyarakat

Berdasarkan laporan dari warga setempat yang menerima bantuan, banyak di antaranya merasa sangat terbantu dengan apa yang dilakukan Dewi. Salah satu warga, Pak Mulyadi, mengaku senang dan tidak menyangka bisa mendapat bantuan langsung dari artis ibu kota.

“Saya gak pernah ketemu langsung sama Bu Dewi. Tapi hari itu dia datang, senyum, dan ngasih langsung ke kita. Saya terharu. Buat kami yang hidup pas-pasan, bantuan ini sangat membantu untuk Lebaran nanti,” ujarnya.

Tak hanya itu, aksi Dewi Perssik juga mendapat perhatian dari beberapa tokoh masyarakat dan aktivis sosial yang menilai bahwa skala bantuan yang ia berikan cukup besar jika dihitung secara total. Dengan 5.000 paket, berarti Dewi mengeluarkan sekitar 25 ton beras dan Rp50 juta uang tunai. Jumlah tersebut bukan angka kecil jika dilihat dari sisi logistik dan distribusi.

Beberapa netizen mulai mengubah pandangannya setelah melihat klarifikasi lengkap Dewi Perssik. Banyak yang kemudian memuji keberaniannya untuk tetap berbagi meski mendapatkan cibiran.

“Kalau niatnya baik, harusnya kita dukung. Karena gak semua orang bisa bantu sebanyak itu,” tulis salah satu pengguna Twitter.

Aksi Sosial yang Berkelanjutan

Ini bukan pertama kalinya Dewi Perssik terlibat dalam kegiatan sosial. Ia dikenal aktif membantu warga, baik melalui donasi pribadi maupun saat terjadi bencana alam. Beberapa tahun lalu, ia juga tercatat menyalurkan bantuan bagi korban banjir dan gempa.

Dalam salah satu wawancaranya, Dewi menyatakan bahwa ia terinspirasi dari almarhum ayahnya yang sering membantu warga sekitar saat masih hidup.

“Saya cuma mau meneruskan apa yang papa saya ajarkan. Hidup itu harus bisa berguna buat orang lain. Kalau saya punya rezeki, saya ingin berbagi sebisa saya.”


Penutup

Aksi sosial Dewi Perssik menjadi pengingat bahwa niat baik tidak selalu diterima dengan sambutan positif, terutama di era media sosial yang cepat menghakimi. Namun, semangat untuk berbagi dan meringankan beban sesama tetap menjadi nilai yang patut diapresiasi. Seperti kata pepatah: Sedikit bagi kita, bisa sangat berarti bagi orang lain.