Garuda Indonesia Dapat Suntikan Dana Rp 6,6 Triliun untuk Lanjutkan Restrukturisasi

Garuda Indonesia Dapat Suntikan Dana Rp 6,6 Triliun untuk Lanjutkan Restrukturisasi

Danantara Suntik USD 405 Juta ke Garuda Indonesia: Awal Revolusi Struktural

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara—atau dikenal sebagai Danantara Indonesia—secara resmi memberikan dukungan awal kepada PT Garuda Indonesia Tbk senilai USD 405 juta (sekitar Rp 6,65 triliun) berbentuk shareholder loan. Dana ini ditujukan untuk membiayai kegiatan maintenance, repair & overhaul (MRO), sebagai bagian dari total pendanaan restrukturisasi senilai hampir USD 1 miliar. 

Pendekatan Baru: Aset + Institusi + Tata Kelola

Menurut Dony Oskaria, COO Danantara, model ini melampaui sekadar pemberian modal—mereka hadir sebagai pemegang saham dengan mandat jelas, didukung manajemen institusional. Pengawasan dilakukan oleh Independent Financial Controller dan Aviation Industry Expert, menjamin standar internasional dalam setiap langkah transformasi. Penilaian dinamis dilakukan berdasarkan capaian dan akuntabilitas demi menjaga efektivitas penggunaan dana.

Latar Belakang: Danantara dan Ekosistem Kebijakan

  1. Peluncuran dan Mandat
    Resmi diluncurkan pada 24 Februari 2025 oleh Presiden Prabowo Subianto, Danantara dimodelkan layaknya Temasek (Singapura) atau Khazanah (Malaysia), dikelola langsung oleh CNSO dan memiliki mandat strategis untuk memacu pertumbuhan ekonomi dari 5% menjadi 8% dengan memanfaatkan aset negara sebesar ~USD 900 miliar (senilai 7 BUMN besar) dan modal awal USD 20 miliar. 

  2. Struktur & Tata Kelola

    • CEO: Rosan Roeslani

    • CIO: Pandu P. Sjahrir

    • COO: Dony Oskaria
      Unit tata kelola mencakup audit internal, risk management, dan pengawasan oleh mantan presiden SBY, Joko Widodo, serta tokoh internasional seperti Tony Blair dan Ray Dalio. Di sisi hukum, KPK dan BPK dapat melakukan audit atas permintaan DPR, menjaga transparansi secara legal. 

  3. Rekam Jejak dan Potensi Risiko
    Keberadaan Danantara sempat menuai kritik publik—khawatir akan meniru model 1MDB Malaysia—karena nilai aset ekstrem dan risiko moral hazard. Tetapi Rosan menegaskan bahwa lembaga ini siap diaudit kapan saja dan menggunakan dana publik secara bertanggung jawab. 


Rencana Ekspansi Garuda: Pesawat & Modal Tambahan

  • 100 Pesawat Baru
    Pemerintah, melalui Danantara, menyiapkan dukungan modal untuk menambah hingga 100 pesawat bagi Garuda dari Boeing dan Airbus, demi memperkuat armada dan kemandirian industri penerbangan nasional (termasuk PT Dirgantara Indonesia) .

  • Pembiayaan Tambahan
    Garuda dikabarkan mengajukan tambahan modal senilai USD 500 juta (~Rp 8 triliun) kepada Danantara, untuk peremajaan armada termasuk mendukung Citilink, dan proses keputusan diharapkan rampung pada Juli 2025, dengan dua tahap pencairan guna restrukturisasi finansial dana bulanan. 

  • Utang Terkoreksi
    Utang Garuda sudah berhasil direstrukturisasi menurun hampir 50% sejak 2022, namun defisit aset masih signifikan (~USD 1,4 miliar lebih besar dari aset). Suntikan dari Danantara dianggap vital untuk menyeimbangkan neraca. 


Langkah Strategis ke Depan

Fokus Deskripsi
Optimalisasi Operasional MRO sejak awal menjadi fokus utama, untuk menjaga keselamatan dan efisiensi fleet.
Pendanaan Bertahap Dari pinjaman awal USD 405 juta hingga target USD 1 miliar, dengan evaluasi berkala.
Dukungan Armada Model sewa maupun pembelian jets baru dibahas antara Garuda, Boeing, dan Airbus.
Pendampingan Tata Kelola Pengawasan internal dan eksternal ditingkatkan melalui sistematis dan keterlibatan global.
Sinergi SOE Potensi kolaborasi lintas BUMN (e.g., Dirgantara, PLN) melalui ekosistem Danantara.

 

Tantangan & Harapan

  • Manajemen Transparansi: Publik dan investor menanti bukti nyata audit, mekanisme akuntabilitas, dan laporan rutin.

  • Komitmen DPR/BPK/KPK: Audit independen hanya bisa dilakukan atas permintaan DPR. Ini menjadi kunci legal untuk menjaga kredibilitas. 

  • Ketersediaan Pesawat: Meski target 100 unit, kapasitas produksi Airbus/Boeing global menjadi penghambat utama.

  • Stabilitas Makroekonomi: Aliran modal asing ke Indonesia dipengaruhi kepercayaan global—skema Danantara perlu tampil meyakinkan.


Kesimpulan

Suntikan USD 405 juta dari Danantara ke Garuda bukan hanya bentuk dukungan finansial, tapi simbol awal transformasi besar. Dengan pendekatan investor-institusional, tata kelola modern dan kolaborasi BUMN strategis, langkah ini membuka jalur restrukturisasi menyeluruh—dari MRO hingga perluasan armada.

Namun keberhasilan langkah ini sangat tergantung pada transparansi, akuntabilitas, dan sinergi nyata antar lembaga. Dengan dinamika global dan tantangan domestik, dukungan publik harus disertai pengawasan kuat agar Danantara berhasil membawa Garuda hingga menjadi maskapai kebanggaan nasional dan internasional—sebagai bagian dari ambisi Indonesia memperkuat postur ekonominya lewat strategi investasi yang matang.