Liburan Seru Tanpa Dompet Jebol: Ini 7 Jurus Jitu Atur Keuangan Keluarga

Liburan Seru Tanpa Dompet Jebol: Ini 7 Jurus Jitu Atur Keuangan Keluarga

Libur Sekolah dan Libur Keagamaan: Momen Menyenangkan yang Perlu Perencanaan Keuangan Matang

Libur sekolah selalu menjadi waktu yang dinanti-nanti oleh banyak keluarga di Indonesia. Momen ini biasanya dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga, beristirahat dari rutinitas harian, dan melakukan berbagai aktivitas rekreasi. Namun, di balik kegembiraan tersebut, banyak keluarga justru menghadapi tantangan baru, yakni membengkaknya pengeluaran yang bisa mengganggu kestabilan keuangan rumah tangga.

Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), mobilitas masyarakat Indonesia meningkat signifikan saat libur keagamaan dan libur sekolah. Pada kuartal I-2025, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,89% secara tahunan, mencapai Rp3.089,5 triliun, yang setara dengan 54,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Ini menegaskan bahwa konsumsi rumah tangga masih menjadi pilar utama pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, lonjakan konsumsi di masa liburan ini sering kali membuat pengeluaran keluarga membengkak, terutama tanpa perencanaan keuangan yang matang.

Faktor Penyebab Pengeluaran Membengkak Saat Liburan

Pengeluaran selama libur sekolah dan libur keagamaan biasanya meliputi berbagai pos, seperti biaya transportasi (tiket pesawat, kereta api, bensin), akomodasi (hotel, homestay, villa), konsumsi makanan di luar rumah, hingga pembelian oleh-oleh dan tiket masuk tempat wisata. Selain itu, tren wisata domestik yang semakin populer dan kemudahan akses digital juga mendorong masyarakat lebih sering dan lebih jauh bepergian saat liburan. Menurut survei terbaru oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada semester pertama 2025, jumlah wisatawan domestik meningkat hingga 12% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang turut memengaruhi pengeluaran konsumsi.

Dampak Keuangan Jika Tidak Ada Perencanaan

Tanpa persiapan dan pengelolaan keuangan yang tepat, pengeluaran liburan bisa menyebabkan masalah seperti penggunaan kartu kredit berlebihan, utang konsumtif, atau bahkan menguras dana darurat yang seharusnya disimpan untuk kebutuhan mendesak. Ini dapat mengganggu stabilitas finansial keluarga dalam jangka pendek maupun panjang.

Untuk itu, berikut adalah tujuh tips praktis dan terbaru untuk mengelola keuangan selama liburan agar tetap aman dan menyenangkan, dirangkum dari keterangan tertulis AdaKami pada Selasa (24/6/2025), yang kini juga memasukkan beberapa teknologi dan strategi keuangan digital terkini:

1. Buat Anggaran Liburan yang Realistis dan Digital
Mulailah dengan menyusun anggaran liburan secara rinci, mencakup semua pos pengeluaran mulai dari tiket, penginapan, konsumsi, transportasi lokal, hingga dana cadangan untuk pengeluaran tak terduga seperti biaya kesehatan atau perubahan jadwal. Manfaatkan aplikasi keuangan digital terbaru yang menawarkan fitur pelacakan pengeluaran real-time dan integrasi dengan akun bank, sehingga pengeluaran dapat dipantau dengan mudah dan transparan bersama anggota keluarga.

2. Siapkan Tabungan Liburan Khusus dengan Otomatisasi
Manfaatkan fitur tabungan otomatis yang kini tersedia di banyak aplikasi keuangan digital. Misalnya, membuat target tabungan khusus liburan dengan penyisihan dana otomatis setiap minggu atau bulan. Ini membantu menghindari godaan menggunakan dana liburan untuk kebutuhan lain dan mengurangi tekanan keuangan saat hari-H tiba.

3. Alokasikan Biaya Ekstra secara Cerdas dengan Limit Pengeluaran Digital
Selain menetapkan batas maksimal pengeluaran ekstra seperti oleh-oleh atau tiket wisata (disarankan tidak lebih dari 20% dari total anggaran), gunakan fitur pengingat dan limit pengeluaran pada aplikasi keuangan atau kartu debit yang mendukung pembatasan transaksi tertentu agar tidak mudah melampaui anggaran.

4. Selektif dalam Memanfaatkan Promo dan Diskon
Meski promo dan diskon sangat menggoda, terutama selama musim libur, belanjalah berdasarkan kebutuhan dan prioritas. Hindari pembelian impulsif dengan menggunakan daftar belanja yang sudah dipersiapkan dan memanfaatkan fitur wish list dalam aplikasi belanja online untuk menunda keputusan pembelian.

5. Gunakan Layanan Keuangan dan Pinjaman Digital dengan Bijak
Jika memang perlu menggunakan layanan kredit atau pinjaman untuk membiayai liburan, pastikan skema cicilan tidak membebani keuangan pasca-liburan. Cicilan bulanan idealnya tidak melebihi 30% dari pendapatan. Pilih platform pinjaman yang resmi terdaftar dan diawasi OJK, seperti AdaKami, yang menyediakan layanan pinjaman digital dengan proses cepat dan transparan, serta edukasi finansial bagi penggunanya.

Jonathan Kriss, Brand Manager AdaKami, menekankan, “Memilih platform pinjaman berizin OJK adalah kunci agar terhindar dari risiko penipuan dan bunga tersembunyi yang bisa merusak kondisi keuangan.”

6. Waspadai Modus Penipuan Liburan yang Semakin Canggih
Penipuan terkait liburan semakin kompleks dengan hadirnya situs palsu, agen perjalanan abal-abal, dan penyadapan data lewat Wi-Fi publik. Selalu lakukan booking melalui situs resmi dan aplikasi terpercaya. Jangan sembarangan membagikan data pribadi, serta gunakan VPN saat mengakses internet di tempat umum. Gunakan fitur keamanan terbaru di ponsel dan aktifkan otentikasi dua faktor untuk akun penting.

7. Libatkan Seluruh Keluarga sebagai Edukasi Finansial
Ajak semua anggota keluarga, termasuk anak-anak, berperan aktif dalam pengelolaan keuangan liburan. Ini tidak hanya meningkatkan kesadaran bersama soal pengeluaran, tapi juga mengajarkan nilai penting pengelolaan uang sejak dini. Kegiatan seperti membuat daftar belanja bersama, menghitung anggaran, dan menabung bersama dapat menjadi pengalaman edukatif yang menyenangkan.

Kesimpulan

Musim liburan memang waktunya bersenang-senang dan menguatkan ikatan keluarga. Namun, tanpa perencanaan keuangan yang baik, liburan justru bisa membawa dampak negatif bagi keuangan rumah tangga. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi keuangan digital dan menerapkan strategi pengelolaan dana yang cerdas, keluarga Indonesia bisa menikmati liburan yang menyenangkan dan tetap aman secara finansial.

Jonathan Kriss mengingatkan, “Liburan harus menjadi momen bahagia, bukan beban finansial. Dengan perencanaan yang tepat dan penggunaan layanan keuangan resmi, kita bisa menikmati setiap detik liburan tanpa was-was soal pengeluaran.”