Harga Minyak Dunia Melonjak Setelah Israel Serang Iran

Harga Minyak Dunia Mencatat Kenaikan Persentase Harian Terbesar dalam Beberapa Tahun, Dipicu Kekhawatiran Konflik Timur Tengah
Harga minyak dunia mengalami lonjakan signifikan pada Jumat, 13 Juni 2025, mencatat kenaikan persentase harian terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan energi global akibat eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Situasi geopolitik yang semakin memanas di wilayah ini memperkuat ketidakpastian dan ketegangan di pasar minyak, yang merupakan indikator penting bagi ekonomi global.
Harga minyak Brent, patokan global, ditutup naik 4,3% menjadi USD 72,4 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melonjak lebih tajam sebesar 5%, mencapai USD 71,4 per barel, setelah sempat menguat hingga 13% di awal sesi perdagangan. Kenaikan harga minyak ini merupakan yang terbesar sejak Maret 2022, satu bulan setelah Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, menurut data Reuters.
Ahmad Assiri, Research Strategist di Pepperstone, menyampaikan bahwa lonjakan harga ini tidak hanya mencerminkan kekhawatiran terhadap gangguan pasokan langsung, tetapi juga diperparah oleh berita-berita negatif yang terus berdatangan, yang dapat memperpanjang durasi eskalasi ketegangan di Timur Tengah. “Situasi kali ini berbeda dibandingkan dengan episode ketegangan Israel-Iran sebelumnya, karena konflik saat ini berpotensi melibatkan lebih banyak aktor dan wilayah,” kata Assiri.
Dampak Terhadap Pasar Keuangan dan Komoditas Lain
Reaksi pasar tidak hanya terbatas pada sektor energi. Di pasar saham Amerika Serikat, indeks saham berjangka mengalami penurunan signifikan akibat kekhawatiran investor yang beralih mencari aset safe haven. Kontrak berjangka Dow Jones Industrial Average turun 1,3%, setara dengan penurunan lebih dari 540 poin. Indeks berjangka S&P 500 dan Nasdaq Composite bahkan mencatat penurunan yang lebih dalam, masing-masing sebesar 1,4% dan 1,6%.
Sebaliknya, harga emas sebagai aset lindung nilai naik sekitar 1%, menembus level USD 3.413,6 per troy ounce, menandai permintaan yang meningkat di tengah gejolak pasar. Investor global memilih emas sebagai perlindungan terhadap risiko ketidakpastian geopolitik dan potensi inflasi yang dapat terdorong oleh kenaikan harga energi.
Faktor-Faktor Penyebab Lonjakan Harga Minyak
Beberapa faktor utama yang mendorong kenaikan harga minyak saat ini meliputi:
-
Ketegangan Geopolitik di Timur Tengah: Konflik yang semakin intensif antara beberapa negara di kawasan, khususnya di sekitar Selat Hormuz, jalur vital pengiriman minyak dunia, meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak global.
-
Pasokan Minyak yang Ketat: Produsen minyak utama seperti OPEC+ telah menahan produksi dalam beberapa bulan terakhir untuk menjaga harga tetap stabil. Namun, ketegangan politik dan gangguan teknis di beberapa fasilitas produksi mempersempit pasokan lebih jauh.
-
Pemulihan Ekonomi Global: Permintaan minyak dunia terus meningkat seiring pemulihan ekonomi global pasca pandemi, terutama di negara-negara berkembang yang mengalami lonjakan konsumsi energi.
-
Sanksi dan Kebijakan Energi: Sanksi terhadap negara-negara produsen minyak tertentu serta pergeseran kebijakan energi global menuju transisi energi hijau turut memengaruhi dinamika pasokan dan permintaan minyak fosil.
Prediksi dan Implikasi ke Depan
Para analis memperingatkan bahwa jika konflik Timur Tengah terus berlanjut atau meluas, pasar minyak berpotensi menghadapi volatilitas yang lebih tinggi dan kenaikan harga yang berkelanjutan. Hal ini bisa memberikan tekanan inflasi global, mempengaruhi biaya produksi dan harga konsumen di berbagai sektor.
Sebagai langkah mitigasi, beberapa negara konsumen minyak utama tengah meningkatkan cadangan strategis mereka dan mempercepat diversifikasi sumber energi, termasuk energi terbarukan dan gas alam. Namun, dalam jangka pendek, pasar energi dunia tampaknya akan tetap sensitif terhadap berita dan perkembangan geopolitik yang terjadi.
0 Comments