Harga Pangan Hari Ini 21 Mei 2025: Harga Ayam 1 Kg Rp 35.250

Harga Pangan Hari Ini 21 Mei 2025: Harga Ayam 1 Kg Rp 35.250

Harga Daging Ayam Stabil di Jakarta, Sementara Daging Sapi dan Beras Masih Mahal

Harga daging ayam segar di wilayah DKI Jakarta pada Rabu, 21 Mei 2025, tercatat sebesar Rp 35.250 per kilogram, berdasarkan data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS). Angka ini menunjukkan tren stabil dalam sepekan terakhir, dan menjadikan daging ayam sebagai salah satu sumber protein hewani yang paling terjangkau bagi masyarakat, terutama di tengah tekanan inflasi pangan.

Dalam beberapa hari terakhir, daging ayam tetap menjadi pilihan utama di pasar tradisional dan ritel modern. Beberapa pedagang menyebut bahwa permintaan cenderung meningkat menjelang akhir Mei, seiring dengan pembayaran gaji dan momen libur panjang yang mendorong konsumsi rumah tangga.

Harga Daging Sapi Tetap Tinggi, Distribusi dan Pasokan Jadi Masalah

Berbanding terbalik dengan daging ayam, harga daging sapi segar masih bertahan di level tinggi, yaitu Rp 142.500 per kilogram. Kenaikan harga ini disinyalir dipicu oleh tingginya biaya distribusi, terbatasnya pasokan dari peternak lokal, dan tingginya harga pakan ternak yang sebagian besar masih bergantung pada impor.

Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) menyatakan bahwa keterbatasan pasokan sapi potong lokal juga diperparah oleh penurunan impor sapi bakalan dari Australia, yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami kendala logistik dan perubahan kebijakan ekspor dari negara tersebut. Beberapa importir mengaku harus membayar lebih mahal untuk mendapatkan kuota pengiriman yang kini semakin terbatas.

Pemerintah pusat, melalui Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional, sedang menyiapkan program stabilisasi harga daging melalui peningkatan pasokan sapi lokal, serta memperluas kemitraan dengan peternak skala kecil. Namun, hasil dari program ini diperkirakan baru akan terasa dalam beberapa bulan mendatang.

Harga Beras Masih Tinggi, Panen Tak Merata Jadi Kendala

Sementara itu, komoditas strategis lain seperti beras masih menunjukkan harga yang tinggi di pasaran. Berdasarkan data terbaru, beras medium dijual seharga Rp 14.850 per kilogram, sedangkan beras premium mencapai Rp 16.800 per kilogram. Harga ini bertahan di level atas meskipun tidak menunjukkan lonjakan signifikan dalam dua pekan terakhir.

Kenaikan harga beras dipengaruhi oleh musim panen yang belum merata di berbagai wilayah, terutama di sentra produksi seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Selain itu, distribusi dari daerah penghasil ke kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan juga masih menghadapi kendala logistik dan cuaca ekstrem.

Pemerintah daerah bersama Perum Bulog terus menggelar operasi pasar murah dan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) untuk menekan harga dan memastikan keterjangkauan beras bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Hingga pertengahan Mei 2025, Bulog telah menyalurkan lebih dari 300 ribu ton beras SPHP secara nasional.

Inflasi Pangan Jadi Tantangan

Kondisi harga pangan yang masih tinggi menjadi perhatian serius pemerintah, mengingat data inflasi April 2025 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi tahunan sebesar 3,12%, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai penyumbang terbesar. Untuk menjaga daya beli masyarakat, sejumlah langkah intervensi terus digencarkan, termasuk penambahan alokasi bansos pangan, serta program subsidi distribusi pangan ke daerah-daerah rawan inflasi.

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Andri Satria, menekankan pentingnya investasi dalam infrastruktur distribusi dan logistik pangan, serta pembenahan tata niaga hasil pertanian dan peternakan agar harga pangan bisa lebih terkendali dalam jangka panjang.