Kementan Target Harga Ayam Peternak Tembus Rp 17.000 Pekan Ini

Kementan Target Harga Ayam Peternak Tembus Rp 17.000 Pekan Ini

Kementan Tindak Lanjuti Penurunan Harga Ayam Ras Pedaging, Upaya Mengatasi Kelebihan Stok dan Mengembalikan Harga ke Normal

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) tengah serius menangani kemerosotan harga ayam ras pedaging hidup (livebird) yang saat ini mempengaruhi banyak peternak Indonesia. Harga ayam yang merosot signifikan telah menyebabkan kerugian bagi peternak, terutama yang mengelola ayam dengan bobot besar, yang belum dapat diserap pasar dengan harga yang wajar.

Menanggapi kondisi ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman telah memberikan arahan agar harga ayam broiler kembali normal pada pekan ini, sebagai bagian dari upaya untuk meringankan beban peternak dan memperbaiki stabilitas pasar. Melalui langkah-langkah yang lebih terkoordinasi, Ditjen PKH kini sedang berusaha untuk mengembalikan harga ayam ras pedaging hidup ke level yang lebih menguntungkan bagi peternak.

Upaya Penyerapan Ayam Hidup oleh Perusahaan Besar

Agung Suganda, Direktur Jenderal PKH, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan komunikasi dengan sejumlah perusahaan besar untuk menyerap ayam hidup dari peternak mandiri, terutama ayam dengan bobot lebih dari 2 kg yang tengah panen. Keberadaan ayam jumbo yang berlebih atau oversupply di pasar saat ini menjadi salah satu faktor utama penyebab harga yang rendah.

“Sekarang banyak peternak yang panen ayam berukuran besar. Ayam-ayam ini, yang seharusnya menjadi produk unggulan, belum banyak diserap oleh pasar. Kami mendorong perusahaan besar untuk membeli ayam-ayam ini agar tidak ada lagi ayam jumbo yang menganggur di peternakan,” ungkap Agung kepada Liputan6.com pada Selasa (29/4/2025).

Salah satu upaya yang diambil adalah memperkuat kerja sama antara peternak mandiri dengan perusahaan integrator dan perusahaan pakan untuk memastikan adanya aliran pembelian yang stabil dan harga yang lebih wajar. "Kami ingin memastikan agar harga ayam bisa lebih stabil dan peternak tidak terus merugi. Oleh karena itu, kami mendorong perusahaan-perusahaan besar untuk menyerap ayam dengan harga yang adil," tambah Agung.

Harga Ayam Ras Pedaging: Masih di Bawah Harga Acuan

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga ayam ras pedaging baik di pasar maupun di tingkat peternak masih jauh di bawah harga acuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Harga ayam broiler di pasaran secara rata-rata tercatat Rp 34.263 per kg, jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga acuan penjualan (HAP) yang seharusnya berada di angka Rp 40.000 per kg.

Sementara itu, harga ayam ras pedaging hidup di tingkat peternak tercatat lebih rendah lagi, yaitu Rp 19.553 per kg, jauh di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP) yang seharusnya mencapai Rp 23.000 per kg. Kondisi ini jelas menambah tekanan bagi peternak, terutama yang memiliki ayam dengan bobot lebih dari 2 kg.

Fokus pada Penurunan Harga Ayam di Peternakan

Agung menyoroti khususnya ayam ras pedaging hidup yang memiliki bobot di atas 2 kg, yang harganya sempat terperosok hingga mencapai angka Rp 10.000 per kg. Harga ini sangat rendah dan tidak mencerminkan biaya produksi serta kebutuhan kesejahteraan peternak. Untuk itu, Ditjen PKH menargetkan agar harga ayam ras pedaging hidup di tingkat peternak bisa naik menjadi sekitar Rp 17.000 per kg dalam minggu ini, sesuai dengan permintaan dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar).

“Pinsar sudah meminta harga ayam ras pedaging di tingkat peternak untuk mencapai Rp 17.000 per kg. Kami telah bekerja keras untuk mendorong perusahaan-perusahaan besar dan perusahaan pakan untuk membeli ayam hidup dengan harga tersebut,” ujar Agung.

Pada saat yang sama, beberapa wilayah sudah mulai melihat adanya kenaikan harga yang mendekati target Rp 17.000 per kg. Ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil oleh Ditjen PKH mulai membuahkan hasil yang positif.

Tantangan dan Langkah Selanjutnya

Meski ada tanda-tanda perbaikan, tantangan besar masih tetap ada. Kelebihan pasokan ayam yang masih cukup besar, ditambah dengan fluktuasi permintaan pasar, membuat stabilitas harga masih sulit dicapai secara konsisten. Oleh karena itu, Ditjen PKH berencana untuk terus memantau perkembangan harga dan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk perusahaan pakan, perusahaan pengolahan, dan tentu saja, para peternak.

Agung juga menambahkan, “Kami akan terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak untuk memastikan harga ayam broiler kembali normal dan peternak tidak lagi menderita kerugian. Kami berharap dalam waktu satu minggu ke depan, harga ayam ras pedaging akan kembali stabil di angka yang diinginkan.”

Ke depan, Kementerian Pertanian juga berencana untuk memperkuat kebijakan pengawasan pasar agar harga tidak mengalami fluktuasi yang terlalu tajam, dan untuk menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik di sektor perunggasan.

Mengantisipasi Lonjakan Permintaan di Musim Lebaran

Selain itu, dengan mendekatnya bulan Ramadan dan Lebaran, permintaan ayam diperkirakan akan meningkat signifikan. Ini memberi kesempatan bagi pasar untuk menyerap lebih banyak stok ayam, yang diharapkan dapat membantu menjaga kestabilan harga. Pemerintah juga tengah merencanakan program distribusi yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan konsumen selama musim liburan, sekaligus membantu peternak dalam mengatasi kelebihan pasokan.

Pentingnya kolaborasi antara peternak, perusahaan besar, dan pemerintah dalam menciptakan sistem pasar yang sehat dan berkelanjutan menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini. Dengan upaya bersama, diharapkan harga ayam dapat stabil dan peternak bisa merasakan manfaat yang lebih adil dari sektor perunggasan.