Industri Plastik Daur Ulang Semakin Menarik Bagi Investor

PT Polindo Utama Umumkan Ekspansi Besar, Perkuat Peran sebagai Pemimpin Industri Daur Ulang di Indonesia
Jakarta, 3 Juli 2025 — PT Polindo Utama, salah satu pelopor industri daur ulang plastik di Indonesia, resmi mengumumkan langkah ekspansi strategis dalam upayanya membangun industri daur ulang yang lebih bertanggung jawab, inklusif, dan berkelanjutan. Perusahaan ini berkomitmen untuk tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi, tetapi juga memperluas jangkauan daur ulang ke berbagai jenis plastik yang selama ini belum banyak tersentuh oleh sistem pengolahan formal.
Langkah ekspansi ini mendapat dukungan penuh dari Circulate Capital, perusahaan manajemen investasi global yang berfokus pada solusi pengurangan sampah plastik laut dan ekonomi sirkular di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Dana yang dikucurkan oleh Circulate Capital akan dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan plastik jenis PET (polyethylene terephthalate)—jenis plastik yang biasa digunakan dalam botol minuman—dan memperluas jangkauan ke plastik fleksibel dan multilayer yang selama ini kerap berakhir di TPA atau mencemari lingkungan.
“Bagi kami, ini bukan sekadar tambahan modal, tetapi juga merupakan bentuk kepercayaan terhadap masa depan industri daur ulang di Indonesia,” ujar Daniel Lawrence Angelo Law, Presiden Direktur PT Polindo Utama. “Sejak awal kami percaya, daur ulang yang sesungguhnya bukan hanya soal mengolah sampah, tetapi tentang membangun sistem yang memberi dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.”
Industri Daur Ulang Nasional Semakin Menarik Investor
Langkah Polindo ini tidak terjadi dalam ruang hampa. Dalam beberapa tahun terakhir, industri daur ulang di Indonesia mengalami peningkatan minat dari investor nasional maupun global. Menurut data dari Kementerian Perindustrian RI, kapasitas pengolahan limbah plastik nasional saat ini baru menyentuh sekitar 15-20% dari total kebutuhan bahan baku daur ulang. Masih terdapat potensi pasar yang sangat besar, khususnya dalam memenuhi kebutuhan industri kemasan, tekstil, dan otomotif yang kini beralih ke material hasil daur ulang.
Tak hanya itu, dunia internasional juga menaruh perhatian besar pada Indonesia. Negara ini dipandang sebagai kunci dalam upaya global mengurangi polusi plastik di laut, mengingat Indonesia merupakan salah satu penyumbang sampah plastik laut terbesar—namun juga salah satu negara dengan komitmen terkuat untuk mengatasinya.
Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci
Ekspansi Polindo turut mendapat dukungan dari mitra strategis seperti Unilever Indonesia, yang juga tengah memperkuat infrastruktur pengumpulan dan daur ulang sampah plastik.
“Pelaku industri daur ulang memiliki peran penting dalam mengatasi tantangan pengelolaan sampah dan mendorong ekonomi sirkular di Indonesia,” kata Nurdiana Darus, Head of Sustainability and Corporate Affairs Unilever Indonesia. “Investasi ini mendukung pengembangan infrastruktur daur ulang yang inklusif, sejalan dengan ambisi kami untuk mengakhiri polusi plastik melalui tiga pilar utama: pengurangan, sirkulasi, dan kolaborasi.”
Ia juga menekankan bahwa membangun ekosistem daur ulang yang kuat memerlukan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk produsen, pemerintah, sektor informal, dan konsumen.
Fokus pada Jejak Karbon dan Transparansi Rantai Pasok
Salah satu aspek penting dari ekspansi ini adalah peningkatan transparansi dan pelacakan rantai pasok bahan baku daur ulang. Konsumen dan pelaku industri global kini tidak hanya mencari bahan hasil daur ulang, tetapi juga menuntut jejak lingkungan (carbon footprint) yang lebih rendah dan proses produksi yang beretika.
Untuk itu, PT Polindo Utama berencana mengadopsi sistem digitalisasi dalam pelacakan material daur ulang, serta bekerja sama dengan mitra lokal untuk meningkatkan pengumpulan bahan baku dari sektor informal. Inisiatif ini juga didorong oleh tren global seperti Extended Producer Responsibility (EPR) yang mulai diterapkan secara bertahap di Indonesia.
Menuju Ekonomi Sirkular Nasional
Langkah ekspansi Polindo Utama merupakan bagian dari upaya lebih besar menuju ekonomi sirkular, sebuah sistem ekonomi yang berfokus pada pemanfaatan ulang sumber daya secara berkelanjutan. Pemerintah Indonesia sendiri telah menyusun roadmap ekonomi sirkular hingga 2045, yang menargetkan pengurangan 70% sampah plastik di laut dan peningkatan kontribusi ekonomi hijau terhadap PDB nasional.
“Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin daur ulang di kawasan Asia, bahkan dunia, asalkan kita membangun sistem yang inklusif, terukur, dan berbasis kolaborasi,” tutup Daniel.
0 Comments