Pemerintah Targetkan Produksi Migas Naik 31% pada 2029

Pemerintah Targetkan Produksi Migas Naik 31% pada 2029

Pemerintah Targetkan Lonjakan Produksi Migas Nasional, 2025 Jadi Momentum Emas Investasi Hulu

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2025–2029, pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan signifikan dalam produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional, yakni sebesar 31% untuk minyak dan 51% untuk gas alam pada tahun 2029. Target ambisius ini menjadi bagian dari strategi besar menuju kemandirian dan ketahanan energi nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor energi di masa depan.

Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah menyiapkan langkah-langkah strategis seperti reformasi fiskal di sektor energi, percepatan perizinan eksplorasi, serta peningkatan investasi di wilayah frontier—daerah-daerah yang masih minim eksplorasi tetapi memiliki potensi cadangan besar. Reformasi ini diharapkan menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dan kompetitif di tingkat global.

2025 Jadi Tahun Terbaik untuk Investasi Hulu Migas

Pemerintah menilai tahun 2025 sebagai momentum terbaik dalam satu dekade terakhir bagi sektor hulu migas Indonesia. Hingga Semester I 2025, realisasi investasi telah mencapai USD 7,19 miliar, dengan proyeksi akhir tahun mencapai USD 15,9 miliar—angka tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.

Menurut Nanang Abdul Manaf, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Eksplorasi dan Peningkatan Produksi Migas sekaligus Ketua Satgas Percepatan Peningkatan Lifting Migas, momentum positif ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat kolaborasi global.

“Potensi besar Indonesia perlu dioptimalkan melalui kemitraan global yang menghadirkan teknologi dan pendanaan. Pemerintah telah memiliki action plan yang jelas untuk memperbaiki iklim investasi, memberikan insentif yang menarik, serta menjamin stabilitas kebijakan dalam mendorong investasi berkelanjutan,” ujar Nanang dalam keterangannya, Kamis (6/11/2025).

Pertamina EP dan Diplomasi Energi di Panggung Global

Sebagai bagian dari upaya memperkuat posisi Indonesia di kancah energi dunia, Pertamina EP, anak perusahaan Pertamina Hulu Energi (PHE), turut berpartisipasi dalam Abu Dhabi International Petroleum Exhibition and Conference (ADIPEC) 2025, yang berlangsung pada 3–6 November 2025 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Forum bergengsi ini menjadi ajang pertemuan global terbesar di sektor minyak dan gas, diikuti oleh lebih dari 2.800 perusahaan energi internasional, termasuk raksasa seperti ADNOC, BP, ExxonMobil, dan Saudi Aramco. Tahun ini, Indonesia hadir dengan semangat baru melalui tema “Potentials to Discover, Partners to Deliver”, menegaskan komitmen bangsa untuk membuka potensi baru sekaligus menjadi mitra strategis dalam rantai pasok energi global.

Kehadiran Indonesia di ADIPEC 2025 dikoordinasikan oleh SKK Migas bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dengan dukungan dari berbagai perusahaan migas nasional. Melalui pameran, diskusi bisnis, dan forum investasi, delegasi Indonesia memperkenalkan peluang eksplorasi di wilayah kerja baru seperti Papua Barat, Natuna, dan Sulawesi, yang dinilai menyimpan cadangan gas raksasa.

Fokus pada Alih Teknologi dan Transisi Energi

Selain mendorong investasi, Indonesia juga berupaya mempercepat alih teknologi eksplorasi dan produksi agar mampu meningkatkan efisiensi lifting migas nasional. Pemerintah menargetkan produksi minyak mencapai 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada akhir dekade ini.

Langkah ini sejalan dengan agenda transisi energi nasional, di mana migas tetap berperan sebagai “energi jembatan” menuju penggunaan energi terbarukan. Pemerintah menegaskan, eksplorasi migas ke depan akan dijalankan dengan prinsip keberlanjutan dan rendah karbon, sejalan dengan komitmen Net Zero Emission (NZE) 2060.

Kehadiran Pertamina EP di ADIPEC 2025 sejalan dengan komitmen kami mendukung kebijakan pemerintah untuk memperkuat ketahanan energi nasional, sekaligus memperluas jaringan kerja sama internasional di bidang eksplorasi, teknologi, dan pendanaan,” ujar Pinto Budi Bowo Laksono, Manager Communication Relations & CID Pertamina EP.

Prospek Cerah Investasi dan Kolaborasi Energi

Menurut laporan terbaru International Energy Agency (IEA), permintaan global terhadap gas alam akan terus meningkat hingga 2030, terutama di kawasan Asia Tenggara. Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu pemain kunci baru di pasar LNG regional, dengan kapasitas produksi yang terus meningkat berkat pengembangan proyek-proyek seperti Masela, Tangguh Train 3, dan IDD.

Dengan kombinasi kebijakan fiskal yang lebih menarik, kemajuan proyek strategis, serta peran aktif BUMN energi di forum global, pemerintah optimistis sektor hulu migas akan menjadi motor penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan ketahanan energi jangka panjang.