Rupiah Sedikit Melemah, BI Perkuat Kebijakan

Fluktuasi Rupiah Pekan Ketiga Agustus 2025: Stabilitas dalam Tekanan Pasar
1. Pergerakan Kurs Rupiah Terkini
-
Kurs rupiah pada Jumat, 22 Agustus 2025 tercatat sebesar Rp16.340 per USD, naik dari Rp16.283 pada Kamis, 21 Agustus.
-
Sementara itu, menurut data pasar spot di Jumat sore sekitar pukul 16.45 WIB, rupiah melemah ke kisaran Rp16.357,9 per USD, mencerminkan tekanan harian sebesar –0,52%.
-
Dalam sepekan, rupiah melemah sekitar 1,22%, namun secara tahunan masih mencatat penguatan, karena sebelumnya sempat menembus level terendah di kisaran Rp16.870 per USD.
2. Data Lapangan: Spot vs JISDOR
-
Perbedaan mencolok antara kurs JISDOR (kurs referensi Bank Indonesia) dan kurs spot pasar menunjukkan dinamika antara nilai tukar acuan dan fluktuasi harian. Hal ini penting bagi pelaku pasar, perusahaan pengekspor/impor, serta spekulan valuta asing.
Kebijakan Moneter dan Ekonomi Makro
Penurunan Suku Bunga
-
Pada Rapat Dewan Gubernur (19–20 Agustus 2025), BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%, sekaligus menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,25% dan Lending Facility menjadi 5,75%.
-
Langkah ini ditempuh karena proyeksi inflasi tahun 2025–2026 tetap rendah (sekitar 2,5 ± 1%), serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan berada di kisaran 4,6–5,4% YoY.
-
BI juga memperkirakan rata-rata kurs rupiah pada tahun depan akan berada di rentang Rp15.900 hingga Rp16.400 per USD.
Kondisi Ekonomi Makro
-
Proyeksi ini menegaskan bahwa meski dihadapkan pada tekanan global, BI tetap optimistis dapat menjaga kestabilan melalui kebijakan harmonis antara moneter dan fiskal.
Aliran Modal Asing: Inflow vs Outflow
Perkembangan Aliran Modal (11–14 Agustus 2025)
-
Nonresiden mencatat net buy sebesar Rp15,31 triliun: terbagi menjadi Rp7,88 triliun di pasar SBN, Rp5,37 triliun di pasar saham, dan Rp2,05 triliun di SRBI.
-
Sejak awal tahun hingga 14 Agustus, tercatat net sell di saham dan SRBI, namun net buy besar mencapai Rp71,83 triliun di pasar SBN.
Tren Terbaru
-
BI mencatat penurunan outflow sebesar Rp21 triliun dibanding dua minggu sebelumnya, yang disebabkan oleh meningkatnya pembelian SBN oleh investor asing sebesar Rp13,1 triliun.
Perbandingan Lintas Waktu
-
Hingga 24 Juli, akumulasi capital outflow mencapai Rp59,59 triliun, dengan inflow di SBN sebesar Rp59,52 triliun. Sedangkan hingga 14 Agustus, net inflow SBN meningkat menjadi Rp71,83 triliun, menandakan penurunan tekanan finansial asing terhadap pasar obligasi Indonesia.
Risiko dan Persepsi Pasar
Premium CDS 5 Tahun
-
Premi Credit Default Swap (5 tahun) turun dari 73,78 bps pada 8 Agustus menjadi 67,72 bps pada 14 Agustus, menandakan meningkatnya kepercayaan investor terhadap risiko utang Indonesia.
Alasan Penurunan
-
Imbal hasil SBN pun mengalami penurunan, turut mengurangi risiko kredit terhadap pemerintah.
0 Comments