Asyik! Biaya Haji di Indonesia Bakal Turun Lagi

Asyik! Biaya Haji di Indonesia Bakal Turun Lagi

Presiden Prabowo Resmikan Terminal Haji dan Umroh 2F di Soekarno-Hatta, Tegaskan Komitmen Turunkan Biaya Haji Lebih Murah dari Malaysia

Tangerang – Presiden Prabowo Subianto meresmikan Terminal Khusus Haji dan Umroh 2F di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu (4/5/2025), dalam sebuah seremoni yang menandai komitmen serius pemerintah dalam meningkatkan pelayanan bagi jemaah haji dan umroh Indonesia. Dalam pernyataannya, Presiden juga menegaskan target ambisius pemerintah untuk terus menurunkan biaya haji hingga lebih murah dari negara tetangga, Malaysia.

Terminal 2F yang telah direvitalisasi ini didedikasikan secara khusus untuk melayani keberangkatan dan kedatangan jemaah haji dan umroh Indonesia, yang setiap tahunnya menunjukkan tren peningkatan signifikan. Pada 2024, tercatat lebih dari 2,2 juta jemaah umroh dan haji diberangkatkan dari Indonesia, menjadikan negara ini sebagai pengirim jemaah terbesar di dunia.

“Pada puncaknya, dalam satu hari kita bisa melayani hingga 12.000 jemaah. Maka dari itu, fasilitas seperti terminal khusus ini menjadi sangat penting agar jemaah dapat berangkat dengan nyaman dan kembali ke Tanah Air dengan aman,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya.

Ia menyampaikan apresiasi tinggi kepada semua pihak yang telah berperan dalam revitalisasi terminal tersebut, termasuk Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, PT Angkasa Pura Indonesia, serta InJourney Airports yang merupakan bagian dari Holding Pariwisata Indonesia.

“Saya menyambut baik dan menyatakan apresiasi setinggi-tingginya atas revitalisasi Terminal 2F ini. Ini adalah wujud nyata dari komitmen kita untuk melayani umat,” kata Prabowo.

Komitmen Penurunan Biaya Haji

Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menyinggung soal biaya penyelenggaraan ibadah haji yang masih menjadi beban bagi banyak calon jemaah. Meski pemerintah berhasil menurunkan biaya perjalanan haji sekitar Rp 4 juta per jemaah pada tahun ini, Prabowo menegaskan bahwa upaya efisiensi belum akan berhenti.

“Rp 4 juta itu saya minta kurangin lagi. Saya belum puas. Harus lebih murah dari Malaysia,” tegasnya, disambut tepuk tangan dari hadirin.

Sebagai perbandingan, biaya perjalanan haji di Malaysia saat ini berkisar sekitar 30.000 ringgit atau setara dengan Rp 100 juta per jemaah, sementara di Indonesia masih berada di kisaran Rp 93 juta meski telah disubsidi pemerintah melalui skema Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dan Dana Nilai Manfaat.

Pernyataan Presiden ini menjadi sinyal kuat bahwa efisiensi dalam pengelolaan ibadah haji akan menjadi fokus utama pemerintah. Penghematan tidak hanya akan difokuskan pada aspek subsidi, tetapi juga akan menyasar biaya logistik, akomodasi, konsumsi, hingga transportasi di Arab Saudi.

Presiden bahkan secara langsung meminta kesiapan dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Badan Penyelenggara Haji (BPH) dalam melaksanakan kebijakan ini.

"Siap, insyaAllah, Pak," jawab Kepala BPH secara tegas saat itu.

Fokus Pemerintah ke Pelayanan Jemaah

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang turut hadir dalam peresmian mengatakan bahwa terminal 2F kini telah dilengkapi berbagai fasilitas khusus untuk jemaah, termasuk area tunggu yang lebih luas, ruang ibadah, serta layanan imigrasi yang dipercepat.

“Terminal ini didesain khusus agar jemaah bisa memulai perjalanan spiritualnya dengan lebih nyaman dan khusyuk. Ini juga akan mengurangi kepadatan di terminal umum,” kata Budi Karya.

Selain itu, InJourney Airports menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan peningkatan kualitas layanan, termasuk dengan membuka ruang konsultasi kesehatan, layanan customer service berbasis digital, hingga penyediaan makanan halal di seluruh titik pelayanan.

Target Jangka Panjang: Indonesia Pusat Layanan Haji Dunia?

Beberapa pengamat menilai bahwa dengan peresmian terminal ini, Indonesia mulai mengarah pada peran lebih besar dalam ekosistem haji global. Dengan jumlah jemaah terbanyak di dunia dan dukungan logistik yang terus meningkat, Indonesia dinilai memiliki peluang untuk menjadi pusat layanan haji dan umroh internasional, seperti pusat pelatihan petugas haji, lembaga sertifikasi travel umroh, hingga pusat riset ibadah haji.

Menurut Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad, peran Indonesia dalam industri haji global bisa menjadi sumber devisa baru jika dikelola secara profesional. “Bukan hanya menurunkan biaya, tapi juga memanfaatkan skala besar yang kita miliki untuk memberikan nilai tambah secara ekonomi,” ujarnya.

Penutup

Peresmian Terminal Haji dan Umroh 2F di Bandara Soekarno-Hatta bukan hanya simbol peningkatan layanan bagi jemaah, tetapi juga penegasan arah kebijakan pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto: efisien, modern, dan berpihak kepada rakyat.

Dengan komitmen kuat untuk menurunkan biaya dan meningkatkan pelayanan, Indonesia tampaknya bersiap memasuki babak baru dalam penyelenggaraan ibadah haji – lebih inklusif, lebih terjangkau, dan lebih bermartabat.