Baru Lulus dan Takut Negosiasi Gaji? Ini Tips Supaya Lebih Percaya Diri

Baru Lulus dan Takut Negosiasi Gaji? Ini Tips Supaya Lebih Percaya Diri

Lulusan Baru Takut Negosiasi Gaji? Ini Penyebabnya dan Cara Mengatasinya

Bagi banyak lulusan baru, proses negosiasi gaji saat mendapat tawaran kerja bisa terasa lebih menakutkan dibanding ujian akhir kuliah — atau bahkan lebih menyakitkan dari patah hati. Menurut survei yang dilakukan oleh aplikasi perbankan Chime terhadap 2.000 lulusan perguruan tinggi di AS pada April 2025, sebanyak 54 persen responden mengatakan bahwa negosiasi gaji lebih menegangkan dibandingkan putus cinta.

Fenomena ini menjadi perhatian banyak pakar karier dan psikolog industri, karena kemampuan negosiasi adalah keterampilan penting dalam perjalanan profesional seseorang. Janelle Sallenave, Kepala Divisi Pengeluaran di Chime, menjelaskan bahwa salah satu alasan utama mengapa proses ini terasa menakutkan adalah kurangnya pengalaman. Banyak lulusan baru belum pernah, atau bahkan tidak pernah, melakukan negosiasi dalam konteks profesional.

“Itu bukan sesuatu yang dilakukan setiap hari, dan itu mungkin bukan pengalaman yang sudah sering Anda alami,” ujar Sallenave, seperti dikutip dari CNBC Make It pada Rabu (23/7/2025).

Minimnya Pengetahuan Soal Gaji dan Tunjangan

Bukan hanya kurangnya pengalaman, namun minimnya pengetahuan mengenai kisaran gaji yang layak juga menjadi tantangan besar. Lulusan baru sering tidak tahu berapa seharusnya mereka dibayar untuk peran tertentu, apalagi memahami detail seperti tunjangan kesehatan, cuti berbayar, asuransi, atau opsi saham.

“Sulit untuk memikirkan cara menilai nilai Anda — atau nilai pasar Anda — tanpa memiliki pengalaman kerja,” tambah Sallenave.

Menurut data dari National Association of Colleges and Employers (NACE), rata-rata gaji awal untuk lulusan baru di AS pada tahun 2024 adalah sekitar $59.600 per tahun. Namun, angka ini sangat bervariasi tergantung jurusan, lokasi kerja, dan industri. Sayangnya, banyak lulusan yang menerima tawaran kerja pertama mereka tanpa melakukan riset pasar atau membandingkan tawaran dari perusahaan lain.

Budaya Takut Menolak Tawaran

Banyak lulusan baru merasa takut bahwa menegosiasikan gaji akan membuat mereka kehilangan kesempatan kerja. Mereka khawatir dianggap tidak sopan, terlalu menuntut, atau tidak tahu diri. Dalam survei Chime, lebih dari 60 persen lulusan baru memilih menerima tawaran awal tanpa negosiasi karena takut akan dianggap rewel oleh perekrut.

Padahal, menurut laporan dari LinkedIn Salary Insights, 75 persen manajer perekrutan sebenarnya berharap kandidat akan bernegosiasi, dan lebih dari 80 persen perusahaan memiliki ruang fleksibilitas dalam penawaran awal.

Cara Mengatasi Rasa Takut dan Melatih Negosiasi

Bagi para lulusan baru yang merasa canggung dalam proses ini, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  1. Lakukan Riset Gaji

    • Gunakan platform seperti Glassdoor, LinkedIn Salary, dan PayScale untuk mengetahui kisaran gaji di industri dan lokasi kerja yang dituju.

  2. Latihan Negosiasi

    • Berlatih bersama teman atau mentor untuk mensimulasikan proses negosiasi. Gunakan skrip sederhana untuk melatih respons yang percaya diri namun sopan.

  3. Fokus pada Nilai Tambah

    • Tunjukkan bagaimana keahlian, proyek, atau pengalaman magang Anda dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan.

  4. Pertimbangkan Total Kompensasi

    • Jangan hanya melihat gaji pokok. Pertimbangkan tunjangan, fleksibilitas kerja, pelatihan, peluang promosi, dan budaya perusahaan.

  5. Gunakan Bahasa yang Tepat

    • Hindari bahasa yang terlalu menuntut. Gunakan kalimat seperti: “Berdasarkan riset saya dan mempertimbangkan nilai yang saya bawa, apakah ada ruang untuk meninjau ulang tawaran ini?”

Penutup: Negosiasi Itu Hak, Bukan Permintaan Maaf

Negosiasi bukanlah bentuk ketidaksopanan atau keserakahan, tetapi bagian dari komunikasi profesional yang sehat. Semakin dini seseorang melatih keterampilan ini, semakin besar peluang mereka untuk mendapatkan kompensasi yang adil sepanjang karier mereka.

“Jangan takut untuk berbicara. Menegosiasikan gaji adalah bentuk penghargaan atas diri sendiri,” tutup Sallenave.