Harga Beras Dunia Turun Berkat Indonesia, Kok Bisa?

Harga Beras Dunia Turun Berkat Indonesia, Kok Bisa?

Harga Beras Dunia Turun, Indonesia Klaim Swasembada Beras dan Stop Impor

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa harga beras di pasar dunia saat ini mengalami penurunan signifikan. Penurunan harga ini disebabkan oleh Indonesia yang kini sudah mampu memenuhi kebutuhan beras dalam negeri secara mandiri tanpa harus melakukan impor.

Menurut data terbaru dari Kementerian Pertanian (Kementan), harga beras dunia yang sebelumnya berada di kisaran USD 460 per ton kini telah turun menjadi sekitar USD 390 per ton. Menurut Wamentan, penurunan harga tersebut sangat dipengaruhi oleh keputusan Indonesia yang menghentikan impor beras.

"Indonesia selama ini merupakan salah satu pelanggan utama beras dunia dengan volume impor yang sangat besar. Ketika Indonesia berhenti mengimpor beras, otomatis pasokan beras di pasar dunia menjadi berlebih (oversupply), sehingga harga beras dunia turun," ujar Sudaryono saat meninjau Sentra Penggilingan Padi (SPP) di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15 Mei 2025).

Dampak Positif Swasembada Beras bagi Indonesia dan Dunia

Kebijakan swasembada beras ini bukan hanya berdampak pada stabilitas harga beras di dalam negeri, tetapi juga memengaruhi dinamika pasar beras global. Indonesia yang merupakan salah satu negara importir beras terbesar di dunia, apabila berhenti membeli beras dari pasar internasional, menyebabkan berlebihnya stok beras global sehingga memicu penurunan harga.

Menurut analisis dari Food and Agriculture Organization (FAO) dan World Bank, Indonesia adalah importir beras nomor dua terbesar setelah Tiongkok selama dekade terakhir. Volume impor Indonesia mencapai jutaan ton setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun, sejak 2024, upaya peningkatan produksi beras dalam negeri berhasil menekan kebutuhan impor secara drastis.

Kementerian Pertanian Pastikan Harga Gabah Petani Tetap Stabil

Meski harga beras dunia turun, Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa harga pembelian gabah dari petani di Indonesia tetap terjaga dan tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar internasional. Pemerintah memberikan acuan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 6.500 per kilogram untuk gabah kering panen.

"Kita tidak terpengaruh oleh harga beras dunia karena semua produksi beras kita berasal dari dalam negeri. Jadi, petani kita tetap mendapat harga yang layak dan stabil," jelasnya.

Selain itu, Kementan terus memberikan dukungan berupa subsidi pupuk, bantuan benih unggul, dan pelatihan peningkatan produktivitas kepada petani. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan petani.

Proyeksi Produksi Beras 2025 dan Tantangan Masa Depan

Berdasarkan laporan Kementerian Pertanian, produksi beras nasional pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 35 juta ton gabah kering, meningkat sekitar 3% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh penerapan teknologi pertanian modern dan optimalisasi penggunaan lahan sawah.

Meski demikian, pemerintah juga mewaspadai sejumlah tantangan, seperti perubahan iklim yang dapat mengganggu masa tanam dan panen, serta tekanan urbanisasi yang mengurangi luas lahan pertanian.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementan berencana memperluas area tanam dengan mengoptimalkan lahan-lahan marjinal dan memperkuat sistem irigasi. Selain itu, pengembangan varietas padi tahan terhadap kekeringan dan serangan hama juga menjadi fokus utama.

Dampak Global dari Perubahan Pola Impor Indonesia

Penghentian impor beras oleh Indonesia tidak hanya berdampak pada pasar dalam negeri, tetapi juga memengaruhi negara eksportir beras utama seperti Thailand, Vietnam, dan India. Negara-negara ini kini menghadapi tekanan untuk mencari pasar alternatif atau menyesuaikan produksi agar tidak terjadi surplus beras yang berlebihan.

Menurut pakar ekonomi pertanian internasional, perubahan pola impor Indonesia akan mendorong negara-negara eksportir tersebut melakukan diversifikasi produk dan strategi pemasaran agar tetap kompetitif di pasar global.

Kesimpulan

Keberhasilan Indonesia mencapai swasembada beras merupakan pencapaian penting dalam ketahanan pangan nasional. Selain memberikan manfaat bagi petani dan konsumen dalam negeri, kebijakan ini juga membawa dampak yang signifikan terhadap pasar beras global, termasuk penurunan harga akibat oversupply.

Ke depan, pemerintah diharapkan terus menjaga keberlanjutan produksi dan kualitas beras dalam negeri agar tidak tergantung pada impor, sambil mengantisipasi tantangan perubahan iklim dan dinamika pasar dunia.