Harga Daging Ayam Anjlok di Pasar, Peternak Rugi

Penurunan Harga Daging Ayam Membebani Peternak: Apa yang Terjadi dan Apa Solusinya?
Turunnya harga daging ayam di pasar telah memberikan dampak yang cukup berat bagi peternak, karena harga ayam hidup yang jatuh drastis sejak dari kandang. Fenomena ini telah berlangsung selama beberapa waktu, dan meskipun ada sedikit perbaikan, harga ayam hidup tetap jauh di bawah biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak.
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), Sugeng Wahyudi, menjelaskan bahwa meskipun ada sedikit kenaikan harga ayam hidup saat ini, harga tersebut masih belum mencukupi untuk menutupi biaya produksi yang sangat tinggi. "Tren harga memang sedikit naik dibandingkan dengan beberapa hari yang lalu. Namun, harga ayam hidup yang ada saat ini masih jauh di bawah biaya produksi, yang mencapai sekitar Rp 17 ribu per kilogram, sementara harga ayam hidup di pasar hanya sekitar Rp 14 ribu per kilogram," kata Sugeng dalam wawancara dengan Liputan6.com pada Jumat (25/4/2025).
Penyebab Penurunan Harga Ayam
Menurut Sugeng, salah satu penyebab utama penurunan harga ayam adalah kelebihan pasokan ayam hidup di pasar, yang disebut sebagai oversupply. "Saat ini, ada kelebihan pasokan ayam hidup sekitar 13 hingga 15 persen, sementara permintaan cenderung menurun. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan yang menyebabkan harga ayam terus menurun," jelasnya.
Fenomena oversupply ini bukanlah hal baru. Sugeng menyebutkan bahwa kejadian serupa sering terjadi setiap tahunnya, terutama pada musim-musim tertentu di mana produksi ayam meningkat pesat. "Biasanya, di beberapa waktu tertentu, peternak ayam akan memproduksi dalam jumlah yang lebih besar, dan pada saat yang bersamaan, permintaan di pasar tidak meningkat signifikan. Ini adalah siklus yang berulang setiap tahun," tambahnya.
Dampak Terhadap Peternak Kecil
Penurunan harga ayam hidup ini sangat berdampak pada peternak kecil dan peternak mandiri, yang sebagian besar masih mengandalkan penjualan ayam hidup di pasar tradisional atau pasar becek. Dalam hal ini, Sugeng mengungkapkan perlunya evaluasi lebih lanjut terhadap kebijakan perdagangan ayam di Indonesia.
"Di pasar becek, kita melihat bahwa pedagang ayam berskala besar juga berjualan, yang membuat persaingan semakin ketat bagi peternak kecil. Oleh karena itu, pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang membedakan antara pedagang besar dan peternak kecil. Pedagang ayam skala besar seharusnya lebih diarahkan untuk menjual produk olahan, sementara pasar becek sebaiknya difokuskan untuk peternak rakyat dan mandiri yang lebih kecil," tegas Sugeng.
Solusi dan Harapan Peternak
Sugeng berharap bahwa kondisi harga ayam hidup akan mulai membaik pada awal Mei 2025. Salah satu langkah yang diharapkan dapat mengurangi oversupply adalah penyerapan ayam hidup oleh pelaku usaha besar, yang telah dimulai sejak 24 April 2025. "Pada tanggal 24 April kemarin, Dirjen PKH (Peternakan dan Kesehatan Hewan) Kementerian Pertanian memulai inisiatif untuk menyerap ayam hidup dari peternak-peternak kecil. Ini diharapkan dapat mengurangi pasokan ayam hidup yang berlebihan dan membantu memperbaiki harga," ungkapnya.
Dengan adanya upaya penyerapan ini, Sugeng optimis harga ayam hidup di tingkat peternak akan mulai mengalami kenaikan pada tanggal 28 April 2025. "Pada tanggal 28 April, kami berharap harga ayam hidup di tingkat peternak bisa mencapai sekitar Rp 17-18 ribu per kilogram, yang akan mendorong kenaikan harga daging ayam di pasar," tambahnya.
Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Krisis
Di tengah situasi yang sulit ini, peternak berharap ada perhatian lebih dari pemerintah dalam mengatur harga dan distribusi ayam di pasar. Salah satu langkah yang diusulkan adalah pembentukan sistem yang lebih transparan dalam pengaturan pasokan dan permintaan, agar para peternak tidak terjebak dalam fluktuasi harga yang ekstrim. Selain itu, penguatan sektor distribusi dan pemrosesan ayam menjadi fokus yang juga perlu mendapat perhatian.
Beberapa kebijakan yang bisa diterapkan oleh pemerintah termasuk pemberian insentif bagi peternak kecil untuk meningkatkan efisiensi produksi, memperbaiki sistem pemasaran produk ayam olahan, dan memperkenalkan teknologi yang dapat membantu dalam mengelola persediaan ayam. Dengan langkah-langkah ini, peternak berharap harga ayam hidup akan kembali stabil dalam jangka panjang.
Potensi Pemulihan Harga Ayam
Meskipun kondisi saat ini cukup berat bagi peternak, ada optimisme bahwa harga ayam hidup akan pulih seiring dengan berjalannya waktu. Jika penyerapan ayam hidup oleh pabrik dan pelaku besar dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan kondisi pasokan ayam hidup akan membaik, yang pada gilirannya dapat memperbaiki harga di tingkat peternak dan pasar.
Dalam jangka panjang, Sugeng mengingatkan bahwa keberlanjutan industri peternakan ayam di Indonesia sangat bergantung pada keseriusan pemerintah dalam memperbaiki sistem distribusi dan tata niaga ayam. Tanpa dukungan yang tepat, peternak kecil dan menengah mungkin akan terus mengalami kesulitan dalam menghadapi fluktuasi harga yang tidak menentu.
0 Comments