Pemerintah Siapkan Stimulus Ekonomi Baru Menjelang Akhir 2025

Pemerintah Siapkan Stimulus Ekonomi Baru Menjelang Akhir 2025

Pemerintah tengah menyiapkan paket stimulus ekonomi tambahan yang akan disalurkan menjelang akhir tahun 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa seluruh pembahasan mengenai stimulus ini telah rampung dan kini pemerintah hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengumumkannya kepada publik. Ia memastikan bahwa anggaran untuk program tersebut telah disiapkan dan kemungkinan besar akan diumumkan dalam waktu dekat. Airlangga menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah menjaga daya beli masyarakat dan memperkuat perekonomian nasional di tengah tekanan global yang masih berlangsung.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan bahwa stimulus tambahan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden kepada jajaran kabinet agar memperkuat daya beli masyarakat, khususnya bagi kelompok miskin dan rentan. Febrio mengatakan bahwa stimulus ini akan melengkapi berbagai bantuan sosial dan insentif fiskal yang telah berjalan sepanjang tahun 2025, sekaligus memperkuat konsumsi rumah tangga sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Pemerintah menargetkan stimulus tambahan ini akan menjangkau sekitar 30 juta keluarga penerima manfaat atau lebih dari 100 juta warga Indonesia. Paket ini akan menjadi pelengkap dari program stimulus sebelumnya senilai lebih dari Rp16 triliun yang mencakup bantuan pangan, program padat karya, keringanan pajak, insentif tenaga kerja, serta dukungan untuk sektor pariwisata. Pengumuman stimulus tersebut diproyeksikan dilakukan pada Oktober 2025, bertepatan dengan puncak musim konsumsi akhir tahun. Pemerintah berharap kebijakan ini dapat menjaga stabilitas harga, meningkatkan daya beli masyarakat, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2025.

Stimulus tambahan ini juga merupakan bagian dari strategi ekonomi nasional “8 + 4 + 5”, yang terdiri dari delapan program percepatan di tahun 2025, empat program lanjutan di tahun 2026, dan lima program prioritas untuk penciptaan lapangan kerja. Beberapa program yang telah berjalan antara lain Program Magang Nasional yang melibatkan BUMN dan swasta, perluasan PPh 21 Ditanggung Pemerintah untuk sektor pariwisata, bantuan pangan bagi 18 juta lebih keluarga penerima manfaat, subsidi jaminan sosial bagi pekerja informal seperti ojek online dan kurir, serta penyederhanaan perizinan usaha melalui sistem OSS. Airlangga menegaskan bahwa seluruh program ini dijalankan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap berada di kisaran 5,2 persen dengan inflasi yang terkendali.

Meski pemerintah menjamin kesiapan anggaran, sejumlah pengamat mengingatkan pentingnya ketepatan sasaran dan efektivitas distribusi agar stimulus benar-benar memberikan dampak pada masyarakat. Pemerintah juga diingatkan untuk menghindari lonjakan inflasi akibat peningkatan konsumsi yang tidak diimbangi pasokan barang. Sementara itu, Kementerian Keuangan memastikan tambahan stimulus ini tidak akan mengubah target defisit APBN 2025 yang tetap dijaga di bawah tiga persen terhadap PDB.

Stimulus tambahan ini diharapkan menjadi penguat pertumbuhan ekonomi sebelum memasuki tahun 2026. Selain stimulus utama, pemerintah juga menyiapkan kebijakan pendamping berupa insentif akhir tahun seperti potongan harga tiket transportasi, diskon akomodasi, serta dukungan bagi sektor pariwisata dan UMKM. Total nilai dukungan ekonomi akhir tahun ini diperkirakan mencapai sekitar Rp30 triliun. Airlangga menegaskan bahwa kebijakan ini bukan sekadar bantuan sesaat, tetapi strategi berkelanjutan untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional dalam menghadapi tantangan global dan menjaga momentum pertumbuhan di tahun mendatang.