Rupiah Tergelincir ke 16.861 per Dolar AS Hari Ini 23 April 2025, Ada Apa?

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) mengalami pelemahan tipis pada perdagangan Rabu, 23 April 2025. Rupiah turun 1 poin atau 0,01% menjadi Rp16.861 per USD, dibandingkan dengan posisi sebelumnya di Rp16.860 per USD. Meskipun fluktuasi ini terbilang kecil, pergerakan nilai tukar mata uang Indonesia tetap menjadi perhatian, mengingat dampaknya terhadap perekonomian domestik dan daya beli masyarakat.
Faktor Penggerak Nilai Tukar Rupiah
1. Kebijakan Tarif Perdagangan AS–China
Pelemahan rupiah sebagian dipengaruhi oleh dinamika perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Pada awal April 2025, AS memberlakukan tarif tambahan sebesar 34% terhadap barang-barang impor dari China, yang mengakibatkan tarif efektif minimum sebesar 54%. Sebagai respons, China memberlakukan tarif balasan sebesar 34% terhadap barang-barang AS pada 10 April 2025, dan menangguhkan negosiasi terkait penjualan TikTok. Selain itu, China mulai mewajibkan lisensi ekspor khusus untuk enam jenis logam tanah jarang berat, yang 100% diproses di China, serta magnet tanah jarang, yang 90% diproduksi di China. Logam-logam ini krusial dalam produksi barang teknologi tinggi, termasuk baterai, senjata, dan perangkat medis. China lambat dalam mengembangkan lisensi ekspor tersebut dan menghentikan semua ekspor sementara waktu. Sebagai respons, Presiden Trump menambahkan tarif tambahan sebesar 50% pada barang-barang China mulai 9 April, meningkatkan tarif dasar menjadi 104%. China membalas dengan tarif tambahan 50%, membawa tarif mereka terhadap barang-barang AS menjadi 84% .
Meskipun demikian, terdapat harapan bahwa ketegangan ini dapat mereda. China dan AS dijadwalkan untuk mengadakan dua putaran negosiasi pada akhir April dan awal Mei 2025. Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan melakukan perjalanan ke Beijing pada 30 April, sementara Wakil Perdana Menteri China, Liu He, akan kembali ke Washington pada 8 Mei untuk putaran negosiasi berikutnya .
2. Pernyataan Presiden Trump Mengenai Jerome Powell
Ketegangan juga muncul dari pernyataan Presiden Donald Trump mengenai Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Pada 17 April 2025, Trump mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap Powell melalui unggahan di media sosial, menyebut Powell sebagai "major loser" dan menyatakan bahwa pemecatannya "tidak akan datang cukup cepat". Namun, pada 22 April, Trump mengklarifikasi bahwa ia tidak memiliki niat untuk memecat Powell, meskipun sebelumnya menekankan bahwa kebijakan suku bunga yang lebih rendah diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketegangan perdagangan .
Pernyataan ini mempengaruhi sentimen pasar, dengan indeks saham Asia mengalami lonjakan tajam pada 23 April. Nikkei 225 Jepang naik 1,7%, ASX 200 Australia menguat 1,6%, dan Hang Seng Hong Kong meningkat 1,7%. Sementara itu, harga emas naik, dan dolar AS melemah terhadap yen dan euro .
Proyeksi Nilai Tukar Rupiah
Bank Indonesia (BI) sebelumnya memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah pada tahun 2025 akan berada di kisaran Rp15.300 hingga Rp15.700 per USD, seiring dengan potensi penurunan suku bunga acuan oleh Federal Reserve dan masuknya aliran modal asing ke pasar domestik . Namun, perkembangan terbaru menunjukkan adanya tekanan terhadap rupiah, dengan pelemahan mencapai Rp16.596 pada akhir Februari 2025, yang merupakan level terlemah dalam lima tahun terakhir
Dampak terhadap Ekonomi Indonesia
Pelemahan nilai tukar rupiah dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia dalam beberapa aspek. Pertama, impor barang dan bahan baku menjadi lebih mahal, yang dapat meningkatkan biaya produksi dan inflasi. Kedua, utang luar negeri dalam dolar AS menjadi lebih mahal dalam denominasi rupiah, meningkatkan beban pembayaran utang. Ketiga, ketidakpastian nilai tukar dapat mempengaruhi keputusan investasi dan daya tarik pasar modal Indonesia bagi investor asing.
Di sisi lain, ekspor Indonesia dapat diuntungkan karena barang-barang Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar internasional. Namun, keuntungan ini harus diimbangi dengan peningkatan biaya impor bahan baku dan barang modal yang diperlukan untuk sektor industri.
Kesimpulan
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada 23 April 2025 mencerminkan dinamika global yang kompleks, termasuk ketegangan perdagangan antara AS dan China serta ketidakpastian kebijakan moneter AS. Meskipun ada harapan untuk deeskalasi ketegangan perdagangan, tantangan terhadap stabilitas nilai tukar rupiah tetap ada. Pemerintah dan Bank Indonesia perlu terus memantau perkembangan ini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi domestik.
0 Comments