CTO Ripple: XRP Bisa Menjadi Jembatan Utama untuk Aset yang Ditokenisasi di Berbagai Negara

CTO Ripple Jelaskan Peran XRP dalam Mempercepat Transaksi di Pasar Tokenisasi
Chief Technology Officer Ripple, David Schwartz, baru-baru ini menjelaskan peran penting XRP dalam transfer aset global. Dalam unggahan di platform X pada 30 Juli, Schwartz menjawab pertanyaan dari investor Andrei Jikh tentang alasan penggunaan XRP dibandingkan stablecoin untuk transfer, terutama mengingat volatilitas harga XRP.
Jikh bertanya: “Jika XRP harganya fluktuatif, kenapa digunakan dibanding stablecoin?”
Schwartz menjelaskan bahwa volatilitas tidak selalu menjadi masalah, bahkan bisa menjadi keuntungan dalam beberapa kasus. Banyak investor percaya potensi keuntungan lebih besar daripada risikonya, sehingga memegang XRP bukanlah kerugian—kecuali bagi mereka yang sangat menghindari risiko.
Ia juga mengatakan bahwa XRP sangat cocok sebagai mata uang jembatan (bridge currency) karena selalu tersedia saat transaksi dilakukan. Hal ini membuat XRP lebih fleksibel dibanding stablecoin, yang terikat pada satu mata uang fiat dan mungkin kurang efektif di pasar yang terfragmentasi atau cepat berubah. XRP dirancang netral dan tidak terikat pada negara mana pun, sehingga dapat menyediakan likuiditas real-time untuk berbagai aset tokenisasi dan mata uang.
Schwartz juga membahas XRP Ledger (XRPL) dan bursa terdesentralisasi (DEX) bawaan di dalamnya. Ripple sejauh ini belum menggunakan DEX tersebut untuk pembayaran skala besar karena alasan kepatuhan. Misalnya, ada risiko pihak jahat, seperti teroris, bisa menyediakan likuiditas untuk transaksi.
Untuk mengatasi hal itu, Ripple sedang mengembangkan fitur permissioned domain yang memungkinkan kontrol lebih ketat pada tingkat transaksi, sehingga bisa memenuhi standar institusi keuangan. Schwartz menegaskan bahwa XRPL dibangun untuk interoperabilitas dan pergerakan aset global, dengan infrastruktur yang aman dan dapat diskalakan untuk settlement di ekonomi digital yang terus berkembang.
0 Comments