KRYA Beli 51% Saham ECGO, Mulai Terjun ke Bisnis Motor Listrik

KRYA Resmi Masuk Bisnis Motor Listrik Lewat Akuisisi ECGO
Jakarta, Agustus 2025 – PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) resmi memasuki industri kendaraan listrik melalui akuisisi 51% saham PT Green City Traffic, perusahaan di balik merek motor listrik ECGO. Transaksi ini mencakup pembelian lebih dari 10 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham.
Transformasi Korporasi dan Masuknya Investor Global
Akuisisi ini menjadi bagian dari transformasi strategis KRYA setelah calon investor global seperti Rich Step International Ltd. (RICH) dan Green Power Group Tbk (LABA) menyelesaikan uji tuntas terhadap KRYA pada Juli 2025. Konsorsium investor ini menargetkan mengambil alih hingga 62% saham KRYA. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) untuk meresmikan aksi korporasi ini dijadwalkan pada 26 Agustus 2025.
Ekosistem ECGO dan Rencana Jangka Panjang
William Teng, pendiri dan CEO ECGO yang juga akan menjabat sebagai Presiden Direktur KRYA, menyampaikan bahwa ECGO telah membangun ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi selama tujuh tahun terakhir. Ekosistem ini meliputi desain dan produksi motor listrik, riset dan pengembangan baterai, penyewaan baterai, pembangunan jaringan stasiun penukaran baterai, serta penyediaan platform manajemen digital.
Dalam lima tahun ke depan, ECGO menargetkan penjualan kumulatif minimal 1 juta unit motor listrik di Indonesia. Untuk tahun 2026 saja, perusahaan menargetkan penjualan gabungan sebesar 55.000 unit motor listrik, baik untuk segmen ojek online maupun non-ojek online.
Model Bisnis yang Solid dan Menguntungkan
Model bisnis ECGO menciptakan beberapa sumber pendapatan utama:
- Margin kotor hingga 40% dari penjualan motor listrik dan baterai.
- Penyewaan baterai, yang menjadi sumber pendapatan jangka panjang berkat teknologi protokol tertutup. Motor ECGO hanya dapat digunakan dengan baterai ECGO, menjamin kelanjutan bisnis sewa baterai.
- Layanan perangkat lunak untuk dealer yang memungkinkan pemantauan kendaraan, pengelolaan pembayaran, dan manajemen risiko secara efisien.
Rata-rata, setiap pengemudi menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp1,8 juta per tahun bagi ECGO. Jika target 1 juta pengemudi tercapai, maka potensi pendapatan dari biaya platform dapat mencapai Rp1,8 triliun per tahun.
Tarif sewa motor listrik ECGO yang ditawarkan mulai dari Rp39.000 per hari (termasuk dua baterai). Pengemudi memiliki fleksibilitas untuk mengisi daya di rumah atau menukar baterai di stasiun penukaran ECGO. Hal ini menghasilkan efisiensi biaya operasional yang signifikan, khususnya bagi pengemudi ojek online.
Data internal ECGO menunjukkan bahwa pengemudi yang menggunakan motor listrik ECGO mampu meningkatkan pendapatan rata-rata sebesar Rp1,2 juta per bulan dibandingkan dengan pengemudi yang masih menggunakan motor bensin.
Permintaan Tinggi, Produksi Tertinggal
Permintaan terhadap motor listrik ECGO saat ini jauh melebihi kapasitas produksi. Lebih dari 70.000 pengemudi telah masuk ke dalam daftar tunggu untuk memperoleh unit ECGO. Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi KRYA untuk memperluas kapasitas produksi dalam waktu dekat.
Dukungan Pemerintah dan Sertifikasi TKDN
Dua model motor listrik ECGO telah memperoleh sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 56%. Dengan sertifikasi ini, produk ECGO memenuhi syarat untuk menerima subsidi kendaraan listrik dari pemerintah. Jika kebijakan subsidi terus diperpanjang, ECGO menargetkan mampu menguasai lebih dari 30% pangsa pasar motor listrik nasional dalam lima tahun, dengan kepemimpinan pasar minimal 15%.
Rencana Pendanaan Ekspansi
Untuk mendukung ekspansi nasional, KRYA berencana melakukan aksi korporasi berupa rights issue dengan target dana sebesar Rp200–300 miliar. Dana ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperluas jaringan distribusi, serta memperkuat pengembangan teknologi dan ekosistem ECGO.
0 Comments